TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau yang melesat sepanjang 2025 tak hanya ditopang industri besar.
Di balik angka 7,48 persen, Bank Indonesia mencatat, penguatan UMKM dan masifnya transaksi digital kini menjadi mesin baru yang mendorong ekonomi daerah dari pusat kota hingga pulau terluar.
Pada triwulan III 2025, ekonomi Kepulauan Riau tumbuh 7,48 persen secara tahunan.
Capaian ini mejadi yang tertinggi di Sumatera dan berada di posisi tiga besar nasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Rony Widijarto, mengatakan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari peran UMKM dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran
"UMKM dan digitalisasi pembayaran menjadi motor penting dlam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kepri," ujar Rony pada Selasa (30/12/2025).
Sepanjang 2025, BI Kepri mendorong penguatan UMKM melalui berbagai kegiatan strategis.
Salah satunya Gebyar Melayu Pesisir yang mencatatkan ekspor Rp1,4 miliar dari 24 UMKM, dengan total penjualan mencapai Rp12,85 miliar.
Selain itu, gelaran Kepulauan Riau Ramadhan Fair juga mencatatkan penjualan UMKM lebih dari Rp2,7 miliar, disertai peningkatan pembiayaan hingga Rp2,19 miliar, naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, transaksi digital juga menunjukkan tren peningkatan.
Event Creative and Innovative Riau Island Carnival (CERNIVAL) 2025 mencatat lebih dari 140 ribu transaksi QRIS dalam tiga hari pelaksanaan.
Rony menyebut digitalisasi transaksi kini tidak hanya terjadi di pusat kota.
Bahkan, wilayah perbatasan seperti Pulau Belakang Padang mulai menunjukkan lonjakan penggunaan QRIS.
"Kami mendorong digitalisasi agar manfaatnya dirasakan merata, termasuk di wilayah terluar dan perbatasan," tambahnya.
Menurut BI Kepri, penguatan UMKM dan sistem pembayaran digital turut mendukung stabilitas inflasi daerah yang tetap terjaga di level 3 persen secara tahunan.
Ke depan, BI Kepri optimistis UMKM dan digitalisasi akan terus menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Kepri. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)