TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Dalam rangka memastikan kesiapan destinasi wisata selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Kementerian Pariwisata melakukan pemantauan langsung di Destinasi Wisata Dusun Bambu, Kabupaten Bandung Barat.
Pemantauan ini dilakukan untuk melihat secara langsung kesiapan pengelolaan destinasi, penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan, serta kualitas pelayanan kepada wisatawan di tengah meningkatnya aktivitas kunjungan.
Berdasarkan pantauan lapangan oleh Ketua Tim Peninjauan Nataru Kota Bandung dari Kementerian Pariwisata, Anwari Masatip, yang juga menjabat sebagai Direktur Politeknik Pariwisata NHI Bandung, Anwari Masatip menyampaikan bahwa kegiatan pemantauan ini merupakan tindak lanjut dari arahan langsung Menteri Pariwisata untuk memastikan destinasi wisata siap memberikan pelayanan yang aman, nyaman, dan berkualitas selama periode libur Nataru.
Dalam pemantauan tersebut, Dusun Bambu menegaskan komitmennya sebagai destinasi wisata berkelanjutan dengan menerapkan konsep zero polusi.
Dusun Bambu tercatat sebagai peraih ASEAN Sustainable Tourism Award (ASTA), serta telah memanfaatkan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya (solar panel) pada salah satu bangunan.
Selain itu, pengelolaan sampah dilakukan secara berkelanjutan, salah satunya dengan pemanfaatan maggot untuk pengolahan limbah organik.
Berbagai fasilitas pendukung wisata turut menjadi fokus pemantauan, mulai dari akomodasi, toilet umum, hingga tempat ibadah. Tercatat terdapat enam mushalla yang tersebar di kawasan Dusun Bambu.
Menjadi perhatian khusus, Dusun Bambu juga dilengkapi dengan fasilitas klinik yang memiliki dokter dan tenaga medis yang siaga, serta peralatan yang memadai untuk penanganan kegawatdaruratan, sebagai bagian dari upaya menjamin keselamatan dan kenyamanan pengunjung.
General Manager Dusun Bambu, Ari Hermanto, menyampaikan bahwa selama periode libur Nataru terjadi peningkatan jumlah pengunjung sekitar 20 persen dibanding hari libur biasa.
Kunjungan wisatawan masih didominasi oleh wisatawan lokal, namun juga tercatat kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dari Malaysia, Singapura, dan negara-negara Timur Tengah.
Untuk mendukung kapasitas kunjungan, Dusun Bambu memiliki luas kawasan mencapai 16,5 hektare dengan daya tampung maksimal hingga 15.000 pengunjung.
Dari sisi akses dan pengelolaan pengunjung, Dusun Bambu menyediakan area parkir dengan kapasitas hingga 700 kendaraan roda empat dan 22 bus.
Pada kondisi kunjungan padat, pengelola menerapkan dua jalur tiket masuk untuk mengurai antrean, serta menyediakan shuttle listrik ramah lingkungan guna memudahkan mobilitas pengunjung di dalam kawasan.
Pemberdayaan ekonomi lokal juga menjadi bagian penting dalam pengelolaan destinasi. Tercatat sebanyak 42 UMKM asal Bandung Barat terlibat aktif di kawasan Dusun Bambu.
Selama periode libur Nataru, UMKM tersebut mengalami peningkatan omzet sekitar 20 persen, seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan.
Dalam kesempatan tersebut, Anwari Masatip mengapresiasi pengelolaan Dusun Bambu yang dinilai konsisten menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan, memperhatikan aspek keselamatan pengunjung, serta mampu melibatkan UMKM lokal secara aktif.
Menurutnya, penerapan zero polusi, pemanfaatan energi terbarukan, serta kesiapan fasilitas kesehatan menjadi nilai tambah penting dalam pengelolaan destinasi wisata di masa libur dengan tingkat kunjungan tinggi.
Melalui pemantauan ini, Kementerian Pariwisata menegaskan komitmennya untuk terus memastikan destinasi wisata selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dikelola secara aman, berkelanjutan, dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar..