Cara Membuat Pupuk Hayati Cair yang Benar
Seputar Hobi September 20, 2024 05:40 AM
Cara membuat pupuk hayati cair adalah proses sederhana yang memanfaatkan bahan-bahan alami seperti limbah organik, mikroorganisme, dan gula untuk menciptakan pupuk ramah lingkungan yang membantu memperbaiki kualitas tanah.
Pupuk ini mengandung mikroorganisme aktif yang bekerja mengurai bahan organik, sehingga meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman dan memperbaiki struktur tanah.

Cara Membuat Pupuk Hayati Cair

Ilustrasi Cara Membuat Pupuk Hayati Cair, Unsplash/Getty Images
Mengutip buku Membuat Pupuk Organik Cair, Sukamto Hadisuwito, 2012, berikut adalah panduan lebih rinci tentang cara membuat pupuk hayati cair, solusi alami dan ramah lingkungan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.
Proses ini melibatkan penggunaan bahan organik dan mikroorganisme lokal yang dapat ditemukan di sekitar, sehingga dapat dilakukan dengan mudah di rumah atau di kebun.

1. Siapkan Bahan Organik

Bahan dasar yang diperlukan untuk membuat pupuk hayati cair adalah bahan organik yang kaya akan nutrisi. Bahan-bahan ini bisa berupa kotoran ternak seperti kotoran sapi, kambing, atau ayam, yang memiliki kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium yang tinggi.
Selain itu, limbah organik seperti daun-daunan kering, jerami, dan sisa-sisa sayuran juga dapat digunakan. Bahan-bahan ini penting sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme yang akan menguraikannya menjadi pupuk yang kaya nutrisi.

2. Fermentasi Bahan Organik Menjadi Pupuk Padat

Sebelum menjadi pupuk cair, bahan-bahan organik ini harus difermentasi terlebih dahulu untuk menjadi pupuk padat. Proses ini melibatkan penguraian bahan organik oleh mikroorganisme secara alami.
Untuk fermentasi, kumpulkan bahan-bahan organik tersebut dalam satu tempat, seperti tong atau wadah besar. Pastikan bahan organik ini tercampur rata.
Selama dua minggu, biarkan bahan-bahan ini mengalami proses fermentasi, yang akan ditandai dengan perubahan bau dan tekstur.

3. Tambahkan Mikroorganisme Lokal

Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur sangat penting untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Untuk mendapatkan mikroorganisme lokal, bisa menggunakan bahan-bahan alami seperti buah pisang, nanas, atau nangka.
Buah-buahan ini kaya akan gula alami yang dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Iris buah-buahan tersebut, lalu campurkan dengan air dan biarkan beberapa hari hingga muncul fermentasi alami.
Mikroorganisme yang dihasilkan dari proses ini akan membantu memecah bahan organik lebih cepat.

4. Campurkan Bahan Organik dan Mikroorganisme

Setelah pupuk padat terbentuk dan mikroorganisme lokal siap digunakan, campurkan kedua bahan ini.
Letakkan pupuk padat dalam wadah besar, tambahkan air secukupnya agar menjadi larutan, lalu masukkan cairan mikroorganisme yang sudah difermentasi tadi. Aduk campuran ini hingga merata.

5. Fermentasi Lanjutan Selama 4 Minggu

Proses fermentasi ini tidak berhenti pada tahap awal. Setelah campuran bahan organik dan mikroorganisme terbentuk, biarkan campuran ini difermentasi kembali selama kurang lebih empat minggu.
Pada tahap ini, tambahkan dekomposer tambahan, yang bisa berupa larutan EM4 (Effective Microorganism) atau bahan organik tambahan seperti daun-daunan hijau segar yang bisa mempercepat proses dekomposisi lebih lanjut.
Simpan campuran ini di tempat yang teduh dan hindari paparan sinar matahari langsung.

6. Pengecekan dan Aplikasi

Setelah proses fermentasi selesai, pupuk cair akan memiliki bau yang khas dan konsistensi yang lebih encer. Pupuk ini sekarang siap digunakan.
Sebelum aplikasi, saring larutan pupuk hayati cair untuk menghilangkan sisa-sisa bahan organik yang belum terurai sempurna.
Pupuk cair ini bisa diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman, baik di tahap persemaian maupun untuk pemupukan tanaman yang sudah tumbuh.
Penggunaannya sangat fleksibel, dapat disiramkan langsung ke tanah atau disemprotkan ke daun untuk meningkatkan kesehatan tanaman. Demikian cara membuat pupuk hayati cair yang benar.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.