Nilai Investasi Kota Malang Lampaui Target tapi Angka Pengangguran Masih Menjadi PR
Dyan Rekohadi September 20, 2024 04:32 PM

SURYAMALANG.COM, MALANG - Nilai investasi di Kota Malang telah melampaui target yang ditetapkan yakni RP 1,4 triliun.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Arif Tri Sastyawan mengatakan hingga September 2024, nilai investasi yang telah tercatat berada di angka Rp 1,9 triliun.

Kemungkinan nilainya akan tembus di angk Rp 2 triliun hingga tutup tahun 2024.

Arif mengatakan, investasi di Kota Malang banyak berasal dari sektor kuliner.

Suntikan modal kepada para pelaku kuliner usaha mikro, kecil, dan menengah sangat mendominasi.

Selain itu, juga ada sumbangan nilai investasi dari keberadaan toko modern.

Bagi Arif, tingginya nilai investasi memberikan sinyal positif terhadap upaya menekan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka di Kota Malang.

Berdasarkan data resmi dari BPS Malang, angka pengangguran terbuka Kota Malang yang dirilis pada akhir 2023 mencapai 6,8 persen.

"Kami harapkan angka itu turun pada akhir tahun ini. Sejak 2021 trennya selalu turun," katanya, Jumat (20/9/2024).

Sebagai kota tujuan wisata, sektor kuliner di Kota Malang banyak didatangi oleh orang.

Pelaku UMKM di Kota Malang pun banyak yang membuka usaha di sektor ini.

Pelaku UMKM di sektor kuliner tumbuh subuh mulai dari perumahan hingga pertokoan.

Dukungan semakin besar ketika toko modern hadir yang juga menawarkan jenis kuliner yang lain.

Dikatakan Arif, keberadaan toko modern diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal, atau warga asli Kota Malang.

Arif mengatakan telah bertemu dengan pengelola toko modern yang baru saya buka di beberapa sudut Kota Malang.

Pengelola berkomitmen untuk menyerap 80 persen tenaga lokal dari keseluruhan pegawai yang ada.

"Kami sudah bicarakan itu dan mereka komitmen menyerap 80 persen. Mereka kan sudah dapat tempat di Kota Malang, maka sewajarnya bisa menyerap tenaga kerja dari Kota Malang," katanya.

Satu hal yang menjadi tantangan pihaknya saat ini adalah mengubah persepsi tentang bekerja di sektor industri sigaret kretek tangan (SKT).

Tidak banyak anak muda di Kota Malang yang mau bekerja di sektor tersebut. 

Padahal, pendapatannya cukup tinggi. Sehari bisa mendapatkan Rp 250 ribu.

Menurut Arif, kebanyakan anak muda enggan kerja di sektor tersebut karena gengsi.

Mereka memilih kerja di mal atau toko modern meskipun pendapatnya lebih rendah dari industri SKT.

"Jadi mau tidak mau yang diserap dari luar Kota Malang," kata Arif.

Saat ini, industri SKT di Kota Malang tengah berkembang. Jumlahnya perusahaan terus bertambah hingga lebih dari 30 perusahaan di Kota Malang.

Arif mengatakan, industri SKT telah mendapat dukungan dari pemerintah sehingga jumlahnya bisa banyak.

Perizinan SKT bisa diurus di daerah, tanpa harus ke pemerintah pusat.

"Beda dengan SKM yang harus mengurus izin ke pusat. Kalau SKT bisa selesai di daerah, makannya banyak karena perizinan mudah. Tapi tantangan kami ya itu, anak-anak muda tidak mau kerja di sana," paparnya. (Benni Indo)




© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.