Ingat Nur Fatia Azzahra Penyandang Tunadaksa yang Dulu Korban Bullying, Kini Jadi Calon Polwan
Dedy Qurniawan September 20, 2024 09:30 PM

BANGKAPOS.COM -- Ingat Nur Fatia Azzahra penyandang tunadaksa yang dulu korban bullying.

Kini sapaan Fatia (22) menjadi calon Polisi Wanita (Polwan).

Untuk diketahui, Polri melalui Biro Pengendalian Personel SSDM Polri merekrut 16 penyandang disabilitas pada penerimaan Bintara Tahun Anggaran 2024 ini. 

Mereka terdiri dari 3 siswa Bintara perempuan dan 13 laki-laki.

Rekrutmen kelompok disabilitas menjadi anggota organik merupakan kebijakan inklusif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Dedi menuturkan Jenderal Sigit yakin penyandang disabilitas mampu melakukan pekerjaan kepolisian.

"Polri pada tahun 2023 sebenarnya sudah melakukan rekrutmen terhadap kelompok disabilitas tapi untuk golongan ASN atau pegawai negeri pada Polri (PNPP)."

"Dari kelompok itu kita pekerjakan di dua polda yaitu Polda Jogja kemudian di Polda Sumatera Selatan."

"Dari situ berproses, Pak Kapolri tambah yakin, 'Saya minta (difabel menjadi-red) anggota Polri," tutur Dedi dilansir dari TribunJabar.id.

Perjuangan siswa Sekolah Polisi Wanita (Sespolwan) bernama Nur Fatia Azzahra (22).

Nur Fatia Azzahra adalah penyandang tunadaksa yang dinyatakan lolos dan memenuhi syarat mengikuti pembentukan Bintara Polri 2024 jalur disabilitas.

Fatia mengaku, nasihat orang tuanya lah yang membuatnya kuat.

Saat duduk di bangku sekolah dasar (SD), Nur Fatia Azzahra pernah menjadi korban bullying atau perundungan.

"Waktu SD saya pernah mengalami bullying dikarenakan saya tidak bisa olahraga voli, bully-an verbal," katanya di Sepolwan RI, Ciputat, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (19/2024), dikutip dari Tribunnews.

Dulu saat menjadi korban perundungan, Nur Fatia Azzahra hanya bisa menangis dan menceritakan itu kepada orang tuanya.

"Saya cuma bisa nangis dan kasih tahu orang tua kalau saya itu kenapa di-bully sama teman," ujar Fatia.

Saat bercerita, Nur Fatia Azzahra selalu mengingat pesan kedua orang tuanya agar tidak usah minder dan malu.

Justru, Nur Fatia Azzahra diberikan semangat agar bisa membuktikan bahwa dirinya pun bisa berkembang dan berprestasi.

Fatia bercerita, ayahnya seringkali mengajak ke luar rumah untuk sekadar bermain.

Bahkan, ayahnya pula yang mendorong Fatia untuk berani merantau.

"Dan alhamdulillah selalu dilatih ayah di depan rumah seperti diajak bermain bulu tangkis, diajak main voli."

"Meskipun tidak hebat, tapi akhirnya saya bisa mainnya. Ayah selalu memberikan gambaran terkait perantauan. Ayah bilang, merantau akan membuat kamu lebih berkembang," jelas Fatia.

Sang ayah, kata Nur Fatia Azzahra, pernah mengajaknya merantau dari Bangka ke Jambi. 

Bekal pengalaman dari sang ayah-lah yang kemudian membuat Nur Fatia Azzahra menemukan banyak hal baru dan menjadi lebih mandiri.

Ia pun berjuang agar bisa hidup setara sebagai penyandang disabilitas.

"Sejak SMA saya pernah ikut ayah kuliah S2 di Jambi. Ayah memberikan gambaran soal kehidupan di perantauan."

"Alhamdulillahnya sampai saat ini saya merasa banyak hal yang membuat saya mandiri selama merantau," terang Fatia.

Perempuan asli Bangka Belitung (Babel) ini menjelaskan didikan orangtua menjadikan membentuk dirinya menjadi perempuan yang bertekad kuat.

Contoh, meski Fatia disabilitas, namun dia bersekolah di umum.

"Saya difabel dari lahir. Saya disekolahkan di sekolah reguler." dilansir dari Tribunnews.com.

"Saya di SD Islam terpadu, dan SMP-SMA di negeri. Saya kuliah merantau ke Jogja, di UII Fakultas Psikologi," ucap Fatia.

Diberitakan Bangkapos.com sebelumnya, Nur Fatia Azzahra atau sering di panggil Fatia (22), gadis asal Kabupaten Bangka, berhasil menjadi calon siswa (casis) bintara Polri Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) gelombang II tahun 2024.

Fatia kini tinggal menunggu masuk pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Jakarta bersama sebelas orang casis bintara Polri asal Polda Kepulauan Babel.

Dirinya sangat bersyukur dan bangga, setelah dinyatakan lolos menjadi casis bintara Polri terutama meskipun memiliki keterbatasan fisik, ia bisa melewati semua tahapan dan dinyatakan lolos menjadi casis bintara Polri tahun 2024.

"Alhamdulillah perasaan saya bercampur aduk antara gembira, haru serta bangga atas keberhasilan Fatia bisa melewati semua tahapan demi tahapan hingga menjadi salah satu casis bintara Polri tahun 2024," ungkap Nur Fatia Azzahara, Sabtu (13/07/2024).

"Tidak sia-sia perjuangan selama ini dan dibayar dengan keberhasilan ini, saya membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk mencapai cita-cita dan sangat bersyukur sekali agar menjadi motivasi bagi kawan-kawan yang lain," ujarnya.

Anak pertama dari dua saudara ini mengaku, tidaklah mudah untuk bisa lolos menjadi casis bintara Polri, apalagi sebagai seorang disabilitas karena berbagai tantangan yang mungkin tidak dialami orang lain.

Sejak awal Fatia harus membuktikan, bahwa dirinya mampu dan layak mendapatkan kesempatan yang sama, ditengah-tengah stigma yang ada di masyarakat terutama bagi penyandang disabilitas.

"Tentu saya latihan fisik, belajar dengan tekun, dan selalu berusaha meningkatkan kemampuan. Terutama dukungan keluarga, teman-teman, komunitas disabilitas juga membantu perjalanan perjuangan saya sampai sekarang," kata Fatia.

Nur Fatia Azzahra, casis bintara Polri Polda Kepulauan Babel, penyandang disabilitas yang lolos di gelombang II tahun 2024.

Lebih lanjut dirinya menyebutkan, meskipun banyak rintangan tidak membuat dirinya menyerah dan selalu berusaha memberikan yang terbaik agar mendapatkan hasil yang diinginkan bisa dicapai dengan baik dan sempurna.

"Setiap langkah yang saya ambil, selalu disertai dengan semangat dan keyakinan bahwa fatia mampu mengubah tantangan menjadi peluang," ujarnya.

Selain itu, Fatia pun sangat mengapresiasi kepada Polri khususnya Polda Kepulauan Babel yang telah membuka seleksi bagi para penyandang disabilitas dan baru pertama kali gelar serta memberikan kesempatan bagi para disabilitas untuk menjadi bagian dari anggota Polri.

"Saya sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada Polda Kepulauan Babel yang melaksanakan seleksi khusus bagi disabilitas. Rekan-rekan Polda Kepulauan Babel sangat memberikan support dan mendukung adanya seleksi khusus disabilitas," ungkap Fatia.

"Ini adalah langkah maju yang menunjukkan bahwa institusi pemerintah semakin inklusif dan memperhatikan hak-hak kaum disabilitas, saya merasa bahwa pemerintah dan instansi terkait mulai lebih peduli dan memberikan ruang bagi kaum disabilitas untuk berkontribusi dalam berbagai bidang," sambungnya.

Dirinya juga berpesan kepada seluruh disabilitas di Indonesia, khususnya di Provinsi Kepulauan Babel untuk mempersiapkan diri apabila ingin bergabung menjadi bagian dari anggota Polri.

(Bangkapos.com/Widodo/Adi Saputra/Tribunjabar.id/Rheina/Reynas Abdila)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.