Heran Tagihan Listrik Naik, Apes Pria Baru Tahu Salah Bayar Punya Tetangga Selama 18 Tahun: Bocor
Mujib Anwar September 20, 2024 10:31 PM

TRIBUNJATIM.COM - Seorang pria mengalami nasib apes.

Ia ternyata salah membayar tagihan listrik.

Mirisnya, ia membayar tagihan tetangga dan ia baru menyadarinya 18 tahun kemudian.

Insiden ini dialami seorang pria asal California, Amerika Serikat bernama Ken Wilson.

Diketahui Ken Wilson tinggal di sebuah apartemen yang sama dengan tetangganya itu sejak 2006.

Mulanya baru-baru ini si Wilson heran mengetahui tagihan gas dan listriknya naik.

Iapun mengambil langkah hemat dengan mengurangi penggunaan energi.

Wilson lantas menghubungi PG&E selaku operator listrik dan gas.

Sebab ia mengetahui tagihannya gagal.

Ia sempat menduga meterannya rusak.

"Saya pikir ada kebocoran atau seseorang mencuri listrik saya atau meterannya rusak karena ada yang tidak beres," katanya kepada CBS Sacramento, dikutip dari UPI, via Kompas.com pada Jumat (20/9/2024).

Seorang karyawan perusahaan utilitas pun datang untuk memeriksa meteran Wilson.

Si petugas pun menemukan bahwa perusahaan telah menagihnya untuk unit di sebelahnya.

Dan bukan apartemennya sendiri.

Wilson mengatakan, kekacauan itu mungkin telah terjadi selama 18 tahun dia tinggal di apartemen itu.

"Kami mengakui terjadi kesalahan dalam hal ini, dan kami berkomitmen penuh untuk memperbaiki situasi dengan pelanggan dan membuat pelanggan utuh," kata PG&E. 

Ilustrasi meteran listrik.
Ilustrasi meteran listrik. (which.co.uk)

Sementara kisah lainnya, seorang juragan kontrakan syok dapat tagihan listrik dan air Rp 10 juta akibat ulah penyewa pertama rumahnya.

Juragan kontrakan di Malaysia ini pun membongkar apa yang dilakukan si penyewa.

Ia pun mengalami kerugian lain.

Di antaranya adalah kondisi rumah yang menjadi buruk.

Dikutip dari mStar, melalui postingan di halaman x, seorang pemilik kontrakan, sebut saja Husain menceritakan pengalaman buruk yang dialaminya setelah rumahnya dijadikan rumah kontrakan.

Padahal, kata dia, rumah tersebut merupakan unit baru dan belum ditempati siapa pun termasuk keluarganya sendiri.

“Saya belum pernah tinggal di rumah ini, dia orang ‘resmi’ pertama… setelah setahun lebih menyewa, dia belum membayar sewa selama tiga bulan terakhir.

 Jadi saya kirimkan surat pemutusan kontrak.

“Saat pertama kali mau masuk sewa, saya tidak berbasa-basi saat mengatakan ingin melakukan itu, tapi saya bilang itu tidak sama dengan melakukannya,” ujarnya, melansir dari TribunTrends.

Menurut pria ini, selain masalah pembayaran sewa, ia juga dikejutkan dengan besarnya tunggakan tagihan listrik dan air yang mencapai RM3.000 (Rp 10,4 juta).

“Saya bahkan tidak tahu berapa orang yang duduk di rumah itu. Saat penandatanganan perjanjian, yang ada hanya suami istri dan dua orang anak.

“Tapi tagihan listriknya sampai RM2.200 (Rp 7,6 juta), tagihan air RM593 (Rp 2 juta).

Saya duduk bersama istri saya dan tagihan air selalu kurang dari RM20 sebulan sampai saya bilang dia menjalankan tempat cuci mobil di rumah itu,” katanya lagi.

Lebih miris lagi bila rumah baru dibiarkan dalam kondisi buruk dan mengalami kerusakan permanen pada dindingnya.

Bahkan pada pintu depan rumah terdapat bekas plesteran semen yang tidak rapi, diduga tipe teras.

“Dia bahkan tidak menggunakan colokan listrik untuk menggantung hiasan di dinding, hanya menggunakan paku semennya rusak.

“Bayangkan rumah ini baru selesai dibangun dan masih dalam garansi pengembang, tapi dia bobol tembok.

“Rumah ini awalnya dicat putih, tapi dicat kuning.

Usir Penyewa yang Nunggak, Juragan Kontrakan Syok Dapat Tagihan Listrik Rp10 Juta, Rumah Tak Dirawat
Usir Penyewa yang Nunggak, Juragan Kontrakan Syok Dapat Tagihan Listrik Rp10 Juta, Rumah Tak Dirawat (mStar)

Memang benar dalam perjanjian rumah boleh dicat, tapi kalau sudah keluar harus diubah ke warna aslinya,” imbuhnya.

Karena syarat yang diberlakukan, kata pria ini, pihak penyewa 'mengembalikan' warna asli tembok menjadi putih.

Namun sikap buruk penyewa menyebabkan lantai keramik rumah dipenuhi noda dan tetesan cat yang sulit dihilangkan.

Tak hanya itu, kusen pintu dan saklar alat listrik juga ikut terkena cat sehingga terlihat berantakan dan tidak sedap dipandang.

“Bagian dapurnya sih.

Saya tidak membuat dua wastafel untuk dapur kering dan basah dia membuang satu.

Rumah ini seperti rumah bersama tetapi keluarga duduk.

“Toiletnya sama. Saya tidak mengerti masalahnya, mungkin dia tidak suka sesuatu, tapi untung saya sudah sepakat dari awal.

Alhamdulillah dia berhasil keluar dan melunasi sedikit total utang RM8.000 (Rp 27 juta), sisa utang belum lunas lebih dari RM500," ungkapnya.

Postingan yang dibuatnya menarik perhatian warganet, sebagian besar dari mereka mengkritik penyewa karena tidak pandai menilai baik buruknya suatu hal sebelum bertindak.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.