Mengenal Prosedur Medis Percutaneous Coronary Intervention, Penanganan Cepat Serangan Jantung Akut 
Mochamad Dipa Anggara September 20, 2024 11:31 PM

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -  Serangan jantung akut, atau infark miokard akut, adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian segera karena berpotensi menyebabkan kerusakan jantung permanen dan berisiko tinggi terhadap keselamatan pasien.

Penyebab utama serangan jantung adalah penyumbatan pada salah satu arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung.

Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh pembekuan darah yang terbentuk di permukaan plak aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak dan zat lain di dinding dalam arteri. 

Sebagai langkah penanganan, pihak rumah sakit bisa melakukan prosedur medis bernama Percutaneous Coronary Intervention (PCI) untuk membuka penyumbatan pada arteri koroner dan mengembalikan aliran darah ke jantung. 

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di lengan atau paha, yang kemudian diarahkan ke arteri koroner yang mengalami penyumbatan.

Setelah kateter berada di lokasi yang tepat, dokter dapat menggunakan balon kecil yang dipompa untuk membuka penyumbatan atau menempatkan stent (penyangga arteri jantung) untuk menjaga arteri tetap terbuka.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam Lippo Village Karawaci, DR. dr. Antonia Anna Lukito Sp.JP(K) mengatakan, PCI merupakan metode minimal invasif dan sering kali merupakan pilihan utama dalam penanganan serangan jantung akut karena efektivitasnya dalam mengembalikan aliran darah secara cepat dan mengurangi kerusakan otot jantung.

"Prosedur ini biasanya dilakukan di Catheterization Lab, yaitu sebuah ruangan yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk memantau dan mengendalikan tindakan secara real-time," ungkap dr. Antonia seperti dikutip dalam keterangan resmi RS Siloam Lippo Village Karawaci , Jumat (20/9/2024).

Selama PCI, lanjut dr. Antonia, dokter dapat melihat gambar arteri jantung secara langsung melalui pemantauan fluoroskopi (pemeriksaan sinar-X langsung), yang memungkinkan mereka untuk menentukan dengan akurat lokasi penyumbatan dan menyesuaikan tindakan mereka. 

"Prosedur ini bertujuan tidak hanya untuk membuka penyumbatan tetapi juga untuk mencegah penyumbatan kembali dengan menempatkan stent yang dirancang khusus untuk menopang dinding arteri," ujarnya.

DR. dr. Antonia Anna Lukito Sp.JP(K)
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam Lippo Village Karawaci, DR. dr. Antonia Anna Lukito Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI.

Dr. Antonia menjelaskan, bahwa penanganan pasien serangan jantung akut menggunakan prosedur medis PCI tergantus dari hasil diagnosis pada pemeriksaan awal pasien di IGD, berupa tes diagnostik lanjutan seperti angiografi koroner.

Angiografi koroner adalah prosedur di mana kontras khusus disuntikkan ke dalam arteri, dan gambar X-ray diambil untuk melihat aliran darah dan identifikasi penyumbatan secara jelas.

"Hasil dari angiografi ini akan menentukan lokasi dan tingkat keparahan penyumbatan," jelasnya.

Jika diagnosis awal menunjukkan bahwa PCI mungkin diperlukan, maka pasien akan segera dipindahkan ke Catheterization Lab untuk tindakan lebih lanjut.

Proses ini memerlukan koordinasi yang cepat antara berbagai tim medis untuk memastikan bahwa semua langkah dilakukan dengan efisien dan efektif.

"Biasanya, waktu dari kedatangan pasien hingga PCI dilakukan adalah kurang dari 90 menit, tergantung pada keadaan dan kompleksitas kasus," sebut dr. Antonia.

Keamanan prosedur PCI

Prosedur PCI di Catheterization Lab Rumah Sakit Siloam dilakukan dengan menggunakan teknologi mutakhir untuk memastikan keberhasilan dan keamanan. 

Setelah pasien dipindahkan ke Catheterization Lab, dokter akan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di lengan atau paha dan mengarahkannya ke arteri koroner yang tersumbat.

Selama prosedur, tim medis akan memantau posisi kateter dan kondisi arteri menggunakan fluoroskopi digital, yang memungkinkan visualisasi real-time dari bagian dalam arteri.

Prosedur ini biasanya melibatkan penggunaan balon yang dikembangkan untuk membuka penyumbatan dan menempatkan stent untuk menjaga arteri tetap terbuka.

Manajemen komplikasi selama atau setelah PCI

Komplikasi selama atau setelah prosedur PCI bisa termasuk pendarahan, infeksi, atau reaksi alergi terhadap bahan kontras.

Pemantauan pasca-prosedur sangat penting untuk mendeteksi dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.

Setelah PCI, pasien ditempatkan dalam ruang perawatan intensif jantung, sehingga tim medis dapat memantau mereka secara intensif dan memberikan perawatan yang diperlukan.

Jika komplikasi terjadi, seperti pendarahan dari lokasi kateter atau reaksi terhadap obat, dokter akan segera melakukan intervensi yang diperlukan.

Penggunaan teknologi dan peralatan terkini di Catheterization Lab memungkinkan deteksi dini masalah dan penanganan yang efisien. Pendekatan proaktif ini membantu dalam meminimalkan dampak komplikasi dan memastikan bahwa pasien mendapatkan pemulihan yang optimal.

Pendekatan rehabilitasi dan tindak lanjut pasca PCI

Setelah prosedur PCI, pasien di Rumah Sakit Siloam menerima program rehabilitasi yang komprehensif untuk mendukung pemulihan dan pencegahan penyakit jantung di masa depan.

Program rehabilitasi ini mencakup konseling tentang perubahan gaya hidup yang sehat, seperti pola makan seimbang, rutinitas olahraga teratur, dan pengelolaan stres.

Konseling ini sangat penting untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung mereka.

Selain itu, pasien dijadwalkan untuk kunjungan tindak lanjut dengan dokter untuk memantau kemajuan mereka dan mengevaluasi kebutuhan pengobatan lebih lanjut.

Selama kunjungan ini, dokter akan melakukan evaluasi rutin dan mungkin melakukan tes tambahan untuk memastikan bahwa arteri tetap terbuka dan tidak ada masalah yang baru.

Program tindak lanjut ini dirancang untuk memberikan dukungan berkelanjutan dan memastikan bahwa pasien dapat kembali ke aktivitas normal dengan aman dan sehat.

Menangani risiko tinggi untuk komplikasi

Pasien yang dianggap berisiko tinggi untuk komplikasi setelah PCI memerlukan pendekatan perawatan yang lebih intensif.

Di Rumah Sakit Siloam, pasien dengan risiko tinggi ini akan menjalani evaluasi mendalam untuk mengidentifikasi potensi masalah dan merencanakan perawatan yang lebih terpersonalisasi, termasuk di antaranya pemantauan lebih sering, penyesuaian terapi obat, dan konsultasi dengan spesialis tambahan.

Pendekatan ini memastikan bahwa pasien yang memiliki kondisi kesehatan yang lebih kompleks, seperti diabetes atau penyakit ginjal kronis, mendapatkan perhatian ekstra untuk mencegah atau mengatasi komplikasi lebih jauh.

Tim medis berfokus pada memberikan perawatan yang optimal dengan memperhitungkan risiko individual, sehingga pasien dengan kondisi yang lebih rumit dapat memperoleh hasil yang terbaik dari prosedur PCI. 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.