SURYA.co.id - Senasib dengan Mbah Sri gagal jadi miliarder, pria ini harus ikhlas lantaran cuma dapat Rp 5 juta untuk ganti rugi tol yang mengenai tanahnya.
Seperti diketahui, tak semua warga yang tanahnya proyek tol dari pemerintah langsung jadi miliarder dadakan.
Hal ini lantaran tergantung luas tanah yang terkena proyek tersebut.
Jika tanah yang kena proyek cuma sedikit, tentu nominal yang didapat juga tak seberapa.
Salah satunya dialami seorang Warga terdampak Jalan Tol Yogyakarta-Solo di Kalurahan Sendangadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.
Tanah miliknya terdampak Tol Yogyakarta-Solo yang luasnya hanya 0,75 meter persegi atau 75 cm persegi.
Pemilik tanah tak sampai satu meter itu mendapat ganti rugi lebih dari Rp 5 juta.
Salah satu anggota keluarga pemilik tanah, Heru Pramudia Wardana (50) menceritakan, tanah yang terdampak jalan tol tersebut masih atas nama almarhum orangtuanya.
Tanah tersebut berada di Ngemplak, Kalurahan Sendangadi.
"Luasnya (tanah warisan) sekitar 80X8 meter, itu kan dibagi delapan anak," ucap Heru saat ditemui di rumahnya, melansir dari Kompas.com.
Menurut Heru, awalnya tanah tersebut memang dalam proses untuk turun waris (pecah sertifikat tanah). Bahkan prosesnya sudah akan memasuki tahap pengukuran tanah.
Saat proses berlangsung, keluarga mendapatkan informasi bahwa tanah tersebut terdampak jalan tol.
Namun, yang mengejutkan ternyata tanah yang terkena tol hanya seluas 0,75 meter persegi atau 75 cm.
Mengetahui luas yang terdampak hanya 0,75 meter persegi, menurut Heru keluarga pun hanya tertawa.
Bahkan, keluarga sudah mengikhlaskan dan tidak ingin meminta ganti rugi, sebab tanah yang terdampak hanya kecil.
"Ya lucu aja, ketawa aja. Itu kan mau diproses balik nama ke anak-anak. Keluarga sampai bilang 'wes aku rasah jaluk duit e wes tak ikhlaske' (saya tidak minta uang ganti rugi, sudah saya ikhlaskan), tapi proses (balik nama/turun waris) jalan terus, tapi tetap pihak BPN enggak bisa, harus berhenti tetep harus berhenti," bebernya.
Heru menuturkan segala sesuatu terkait dengan ganti rugi tol sudah diurus oleh kakak pertamanya.
Sehingga dirinya tidak mengetahui secara pasti berapa nominal uang ganti rugi tanah seluas 0,75 meter persegi tersebut.
"Enggak tahu, biasanya ada kas keluarga tapi enggak tahu, biasanya dikasih kas keluarga, kan berdelapan. Dapatnya (uang ganti rugi) berapa aku juga enggak tahu," ungkapnya.
Disampaikan Heru, harapannya setelah uang ganti rugi diberikan, proses untuk turun waris bisa segera dilanjutkan.
"Ya kalau bisa dipercepat misalnya setelah ini ganti rugi terus segera kan biar bisa langsung diproses kan orangtua juga sudah enggak ada to biar enak," pungkasnya.
Hal ini senasib dengan Mbah Sri Badawiyah (64) warga Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Mbah Sri merupakan warga yang mendapat ganti rugi tol terkecil di desa itu.
Sawah milik Sri Badawiyah kena terjang tol seluas 3 meter saja.
Ia mendapat ganti rugi Rp 2,8 juta.
Meski tak menjadi miliarder seperti warga lainnya, ia tetap bersyukur.
"Alhamdulillah, tetap bersyukur, artinya sawah ini masih bisa diwariskan ke anak cucu," ujarnya saat temui di Aula Desa Prawatan, Selasa (11/10/2022), melansir dari Tribun Jogja.
Menurut Sri, secara keseluruhan sawah yang ia miliki di desa itu seluas 800 meter persegi.
Awalnya sawah itu dikabarkan terkena proyel Tol Yogyakarta-Solo .
Setelah adanya pengukuran, ternyata sawah miliknya cuma 3 meter saja yang diterjang tol.
"Itu posisinya dipojokan belakang. Awalnya kan dibilang kena tol tapi setelah di ukur cuma kena 3 meter. Saya bersyukur saja," jelasnya.
Ia mengatakan bakal menggunakan uang Rp 2,8 juta itu untuk berziarah ke makam keluarganya di Demak dan membawa cucunya jalan-jalan.
"Uangnya untuk bawa cucu jalan-jalan dan berziarah ke Demak. Ada makam keluarga di sana," urainya.
Nasib sebaliknya dialami seorang petani di Magelang, Jawa Tengah yang mendadak jadi miliarder berkat ganti rugi Tol Jogja-Bawen.
Dia adalah Widodo Guritno, mendapat rejeki nomplok karena tanahnya kena proyek Tol dari pemerintah.
Ganti rugi tol yang didapatnya pun cukup fantastis, yakni senilai Rp 17,6 miliar.
Tanah itu merupakan tanah warisan orang tuanya dan akan dibagikan kepada lima saudara lainnya.
Ada dua bidang tanah Widodo yang terdampak proyek strategis nasional tersebut.
Salah satunya memiliki luas 515 meter persegi dengan nilai UGR sebesar Rp 398.623.764.
Sementara sebidang tanah lainnya memiliki luas 5.179 meter persegi dengan besaran UGR mencapai Rp 17.271.947.493.
Awalnya, Widodo merasa keberatan dengan proyek tol tersebut.
Namun, setelah sosialisasi intens dan berjalannya waktu, ia akhirnya setuju untuk melepas tanahnya.
"Awalnya nggak cocoklah (tanah terkena tol). Misalnya, nggak jadi, nggak papa, tapi berhubung ini proyek negara ya dukunglah," kata Widodo di sela-sela pembayaran UGR di Balai Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Selasa (10/9/2024), melansir dari Tribun Jogja.
Widodo pun berencana mengumpulkan seluruh saudaranya untuk membagi UGR tersebut sesuai dengan porsinya.
Widodo berasal dari keluarga dengan enam saudara di mana dua di antaranya sudah meninggal dunia.
Sebagai anak bungsu, ia kini tinggal di kampung sementara kakak-kakaknya merantau ke Jakarta.
Selama ini, bapak tiga anak ini lah yang menggarap sawah terdampak proyek tol tersebut.
Lahannya biasanya ditanami padi dan hasil panennya digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari Widodo serta keluarganya.
"Mengenai uang pembagian, saya mengikuti saran paman saya, yaitu mengembalikan uang dari sawah untuk membeli sawah lagi," ujar Widodo.