Aksi Bobotoh Di Graha Persib Memanas, Diwarnai Lemparan Botol Plastik & Petasan
kumparanBOLA September 21, 2024 05:20 PM
Demo di Graha Persib sempat memanas, saat pihak manajemen Persib mengeluarkan pernyataan butuh waktu lima hari untuk melakukan investigasi internal terkait dugaan tindak kekerasan kepada Bobotoh. Demo dilakukan depan Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, pada Sabtu (21/9).
“Kasus akan dibuka secara terbuka, minta waktu katanya manajemen 5 hari,” perwakilan bobotoh, menyampaikan pesan manajemen.
Mendapat pernyataan itu massa aksi geram sebab ingin kasus ini diusut secepatnya. Mengekspresikan kekecewaan itu mereka pun melemparkan sejumlah botol plastik hingga batu ke arah kantor Graha Persib, juga ada yang menyalakan petasan.
Gelombang kekesalan teredam. Saat perwakilan dari Biro Bantuan Hukum Bobotoh, Arvio Viar Pratama, meminta manajemen mengusut kasus dugaan tindak kekerasan ini dalam waktu 1x24 jam. Dia meminta pernyataan lengkap dari pihak manajemen secepatnya.
Bila permintaan itu tak dipenuhi katanya, maka pihak Biro Bantuan Hukum Bobotoh akan melaporkan dugaan tindak kekerasan pada pihak kepolisian.
“Saya sebagai pihak dari Biro Bantuan Hukum meminta waktu 1x24 jam. Dan bilamana tidak ada penyampaian itikad baik secara terbuka dalam video maupun tertulis kepada Bobotoh maka kami akan melakukan proses penegakan hukum,” ujar dia lewat pengeras suara, depan pagar Graha Persib, Sabtu (21/9).
Sejumlah bobotoh berkumpul di depan Graha Persib, Bandung, Sabtu (21/9/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
“Bilamana 1x24 jam tidak ada pernyataan yang lengkap, maka secara hukum yang dinyatakan A1 akan dilakukan pelaporan kepada pihak kepolisian,” imbuhnya.
Tak lama dari itu, Bobotoh membubarkan diri dari titik aksi di Jalan Sulanjana. Terpantau mereka kebanyakan berjalan kaki, menuju jalan Diponegoro dan Taman Sari, sekira pukul 13.17 WIB.
Sebagian dari mereka melakukan long march dari Jalan Sulanjana ke arah Gor Saparua di Jalan Aceh, Kota Bandung.
Sebelumnya, Ketua Viking Persib Club, Tobias Ginanjar, mengungkapkan aksi ini dilakukan untuk mendampingi korban dari bobotoh yang diduga menerima tindak kekerasan. Itu lantaran korban mengungkapkan rasa kecewanya atas performa Persib yang dianggap buruk saat melawan Port FC.
“Kami mendampingi pihak korban, karena merasa tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan dalam sepak bola. Saat ini masih belum ada respons apa pun dari official,” katanya.
Pemain Persib Bandung Mateo Kocijan berebut bola dengan pemain Port FC Sittha Boonlha pada pertandingan Grup F AFC Champions League Two di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/9/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Sementara itu, Pengamat Sepak Bola sekaligus Pendamping Korban dari Bobotoh, Zen RS, meminta pihak manajemen Persib keluar dari Graha merespons tuntutan aksi bobotoh. Dia menyampaikan kecaman atas dugaan tindak kekerasan pihak manajemen kepada bobotoh pascalaga Persib vs Port FC Kamis lalu.
“Sejak kapan dalam sejarah Persib ada bobotoh yang ditarik ke ruang ganti, dan keluar dengan luka,” kata dia.
Zen mengatakan sudah memegang hasil visum dari korban. Menurutnya, dugaan tindak kekerasan ini tak bisa dianggap enteng.
“Saya sudah pegang visum, kita tidak akan menganggap sikap itu sebagai sepele, ini bukan beda pendapat opini, keselamatan kita terancam oleh pengelola Persib Bandung yang katanya bermartabat,” kata Zen.
Adapun poin tuntutan yang bobotoh layangkan kepada PT Persib Bandung Bermartabat dalam aksi ini sebagai berikut:
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.