Hutan Wanagama Gunungkidul Jadi Replikasi Pengembangan Hutan Hujan Tropis di IKN
Muhammad Fatoni September 22, 2024 04:30 PM

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Hutan Penelitian Wanagama Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berlokasi di Kalurahan Banaran, Kapanewon/Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, bakal dijadikan replikasi pengembangan hutan hujan tropis di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Sigit Sunarta. s.Hut., M.P.,M.sc.,Ph.D.,IPU mengatakan, pencanangan hutan hujan tropis di IKN merupakan usulan dari  Presiden Joko Widodo.

Di mana, pengelolaannya diserahkan kepada UGM dengan memberikan lahan seluas 621 hektare.

"Kami mendapatkan amanah dari Presiden untuk pengembangan hutan hujan tropis di Zona Rimba B lokasinya berada kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, jadi sangat dekat dengan istana negara," ujarnya saat ditemui di Hutan Wanagama Gunungkidul, Minggu (22/9)2024).

Ia menerangkan, pemerintah sendiri berkeinginan untuk mengembalikan hutan hujan tropis di kawasan Kalimantan tersebut. 

Pasalnya, lokasi yang dicanangkan ini merupakan kawasan minim bangunan yang dikelilingi tanaman industri yang sebagian besar ialah tanaman Eucalyptus.

"Jadi total luasannya area KIPP ini mencapai 5.600 hektare, namun hanya ada tanaman industri yaitu Eucalyptus, itu satu spesies saja. Jadi, Presiden itu mau mengembalikan hutan hujan tropis dengan berbagai pesies endemik yang ada di sana, jadi tidak hanya satu spesies tamanan saja,"terangnya.

Maka dari itu,  dia mengatakan keberhasilan pengembangan hutan Wanagama yang berlokasi di kawasan kering seperti Gunungkidul ini, memberikan inspirasi untuk mereaplikasinya di hutan IKN.

"Kami melihat dari sejarah pengembangan hutan Wanagama di Gunungkidul yang sudah dimulai sejak tahun 1964. Di mana, perjuangannya sangat luar biasa. Dulu, di sini tanahnya  sangat tipis dan dibawahnya itu cuma ada batu. Tetapi, kami bisa kembangkan sampai seperti sekarang ini. Jadi, melihat karakter ini sepertinya akan lebih mudah ditiru untuk dikembangkan di IKN nantinya,"ucap dia.

Ia menjelaskan, maksud dari replikasi ini bukan semata meniru seperti memindahkan hutan Wanagama ke IKN.

Akan tetapi, replikasi yang dimaksud yakni kegigihan dalam proses mengubah lahan  tersebut, hingga bisa ditumbuhi banyak  spesies tanaman.

"Jadi maksud dari replikasi tadi pola pengembangan dari tanah yang susah ditanami bisa menjadi seperti sekarang ini. Nantinya, juga tumbuhan yang ditanam di sana akan berbeda dengan di sini, sebab di sana hanya akan ditanam tumbuhan endemik Kalimantan saja, seperti pohon Meranti ataupun Kruing,"ujarnya.

Ia melanjutkan, nantinya jika kawasan hutan hujan tropis yang ada di IKN tersebut berhasil dikembangkan, maka penamaannya juga akan memakai kata Wanagama, namun dibubuhkan dengan kata Nusantara.

"Yang IKN itu juga nanti aja kita namakan sama dengan di sini namanya Wanagama Nusantara,"urainya. (*)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.