Eksistensi Bunga Titan Arum: Antara Ancaman Kepunahan dan Harapan Konservasi
Nurul Afriyani Siregar September 22, 2024 05:20 PM
Bunga titan arum atau lebih dikenal dengan nama ilmiah Amorphophallus titanum adalah salah satu tumbuhan unik yang menjadi perhatian dunia karena keanehan bentuk, ukurannya yang sangat besar, serta kemampuannya dalam menghasilkan aroma menyengat yang mirip bau bangkai, sehingga menjadikan tumbuhan ini menarik perhatian bagi para ilmuwan, peneliti, dan masyarakat umum. Namun, di balik pesona dan keunikannya, bunga titan arum menghadapi ancaman serius terhadap keberlangsungannya di alam liar.
Bunga titan arum termasuk tumbuhan endemik pulau Sumatera yang secara alami tumbuh disepanjang Bukit Barisan dan sebagian besar ditemukan di dekat atau di jajaran lereng sebelah barat Sumatera seperti Bengkulu, Kerinci, Palembang, Bukittinggi. Tumbuhan ini telah ditetapkan sebagai tumbuhan yang di lindungi di Indonesia menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 (Lampiran PP. No. 7/1999). Status kelangkaan bunga titan arum berdasarkan IUCN yaitu Endangered (terancam).
Bunga titan arum terkenal karena menghasilkan bunga majemuk yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi lebih dari 3 meter, menjadikannya salah satu bunga terbesar di dunia. Selain ukurannya yang mengesankan, bunga titan arum memiliki siklus hidup yang menarik. Tumbuhan ini berkembang biak melalui umbi dan bunga hanya mekar sekali dalam beberapa tahun sehingga menjadikannya momen langka yang sering kali menjadi daya tarik wisata alam. Salah satu aspek paling menarik dari bunga titan arum adalah bau khasnya, yang menyerupai bau daging busuk. Bau ini berfungsi untuk menarik serangga penyerbuk, seperti lalat dan kumbang, yang biasanya tertarik pada materi organik yang membusuk. Mekanisme adaptasi ini membantu bunga titan arum dalam proses penyerbukan.
Bunga titan arum tergolong tumbuhan langka karena bunga jantan (benang sari) dan bunga betina (putik) tidak masak secara bersamaan sehingga menyebabkan kesempatan untuk melakukan penyerbukan sangat kecil. Bunga mekar sempurna (yaitu saat putik masak) terjadi di malam hari dan akan mengeluarkan bau bangkai. Sedangkan benang sari masak keesokan harinya dan menghasilkan serbuk sari berwarna kuning, sehingga secara alami bunga ini sulit melakukan penyerbukan sendiri. Ketika penyerbukan bunga titan arum tak terjadi, bunga akan layu seperti mati. Bunga dan tangkainya membusuk seperti tak membekas. Akan tetapi bunga titan arum tersebut tidak mati, namun memasuki masa istirahat atau dorman.
Deforestasi hutan menyebabkan berkurangnya habitat bunga titan arum, sehingga pertumbuhan bunga ini terancam. Deforestasi, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembalakan liar dan alih fungsi lahan, telah mengancam keberlanjutan spesies titan arum sebagai tumbuhan langka (Sumber: https://www.pexels.com/id-id/).
Faktor utama yang mengancam keberadaan bunga titan arum adalah hilangnya habitat hutan alami akibat deforestasi. Hutan tropis di Indonesia, yang merupakan habitat asli bunga titan arum, terus mengalami degradasi akibat aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan sawit, dan penebangan liar. Perambahan hutan yang dialihfungsikan menjadi perkebunan untuk tanaman kopi atau karet juga menjadi penyebab keberadaan bunga titan arum mulai tergerus. Hilangnya habitat ini menyebabkan populasi bunga titan arum semakin terfragmentasi, membuat bunga ini sulit bertahan di alam.
Eksploitasi manusia juga menjadi ancaman besar bagi bunga titan arum. Meskipun bunga ini dilindungi, masih ada praktik pengambilan umbi dan bagian tumbuhan lain untuk tujuan komersial, penelitian, atau koleksi pribadi yang tidak bertanggung jawab. Umbi bunga titan arum bermanfaat karena memiliki kandungan glucomannan. Glucomannan memiliki kegunaan sebagai zat pengental, jelly yang kaya serat (dietary fibers) dan suplemen kesehatan (untuk antikolesterol, penetralisir kadar gula darah, kesehatan pencernaan, penyerapan zat beracun dalam pencernaan dan kontrol berat badan). Selain itu digunakan juga dalam pengobatan tradisional.
Selain memburu umbi bunga titan arum, masyarakat setempat juga memburu burung rangkon, yaitu burung yang membantu sebaran biji bunga titan arum secara alami. Perubahan iklim juga mempengaruhi keberlangsungan hidup bunga titan arum. Kenaikan suhu global dan perubahan pola curah hujan berdampak langsung pada lingkungan tempat tumbuhan ini hidup. Bunga titan arum sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, dan ketidakseimbangan ekosistem dapat menghambat pertumbuhannya. Perubahan iklim yang drastis juga dapat mempengaruhi siklus berbunga dan proses penyerbukan, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan regenerasi alami bunga titan arum. Faktor-faktor abiotik seperti suhu, kelembaban, intensitas cahaya, curah hujan, unsur kimia tanah serta kondisi kontur tanah yang cenderung miring juga mempengaruhi bunga titan arum untuk tumbuh.
Menyadari ancaman serius yang dihadapi bunga titan arum, berbagai upaya konservasi telah dilakukan seperti konservasi in situ. Konservasi in situ adalah upaya melestarikan spesies di habitat aslinya. Untuk bunga titan arum, upaya ini melibatkan perlindungan kawasan hutan yang menjadi habitat tumbuhan tersebut. Beberapa kawasan di Indonesia seperti Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Lampung), Taman Nasional Kerinci Seblat (Jambi), Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera Utara), Kebun Raya Bogor (Jawa Barat), Kebun Raya Eka Karya (Bali), dan Kebun Raya Purwodadi (Jawa Timur) termasuk kedalam kawasan konservasi yang melindungi populasi bunga titan arum di alam liar.
Konservasi Amorphophallus titanum (Sumber: https://www.pexels.com/id-id/).
Konservasi bunga titan arum sebaiknya dilakukan secara in situ dimana konservasi dilakukan di habitat asli spesies, sehingga tidak dibutuhkan upaya introduksi habitat. Melakukan konservasi pada ekosistem hutan dapat ikut memberikan dampak konservasi pada habitat bunga titan arum. Konservasi in situ sangat penting karena memungkinkan bunga titan arum berkembang secara alami di ekosistemnya, di mana memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologis. Selain itu, kawasan konservasi ini juga memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari siklus hidup dan ekologi bunga titan arum secara lebih mendalam.
Selain itu, kesadaran masyarakat di sekitar kawasan konservasi perlu ditingkatkan untuk mendukung upaya pelestarian bunga titan arum. Masyarakat harus menghentikan tindakan eksploitasi, seperti pengambilan umbi bunga titan arum secara ilegal, yang dapat mengancam keberlangsungan spesies ini. Perburuan burung rangkong, yang berperan penting dalam proses penyerbukan bunga titan arum, juga harus dihentikan karena penurunan populasi burung tersebut dapat mengganggu penyebaran biji secara alami tumbuhan ini. Selain itu, habitat alami bunga titan arum, seperti hutan hujan tempat tumbuhnya, harus dijaga agar tidak dialihfungsikan secara berlebihan. Konservasi hutan sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung keberlangsungan hidup flora dan fauna yang ada didalamnya termasuk keberlangsungan hidup bunga titan arum.
Nurul Afriyani Siregar, mahasiswa Magister Universitas Sumatera Utara (USU).
Daftar Pustaka:
• Nursanti, Wulan C, Felicia MR. 2017. Bioekologi Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum (Becc.) Becc.) Di Desa Muara Hemat Resort Kerinci Selatan Taman Nasional Kerinci Seblat. Jurnal Silva Tropika. 3(2): 162-174.
• Patty TJ. Arianto W. Suhartoyo H. 2022. Kajian Populasi Bunga Bangkai (Amorpophallus titanum [Becc.]Becc. Ex ARCANG.) Di Khdtk(Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus) Unib, Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Journal of Global Forest and Environmental Science. 2(3): 78-89.
• Socfindo Conservation. 2021. Amorphophallus titanum(Becc.) Becc. (https://www.socfindoconservation.co.id/plant/920)
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.