Habib Aboe ke Kapolres Bekasi soal Mayat di Kali: Korban Nyebur atau Diceburin?
kumparanNEWS September 24, 2024 03:20 PM
Komisi III DPR RI meninjau warung tempat para remaja berkumpul sampai akhirnya lompat ke Kali Bekasi. Mayatnya kemudian ditemukan mengambang sehari setelahnya.
Saat rombongan anggota Komisi III tiba kondisi warung tutup dan sudah di garis polisi.
Meski begitu, area tempat duduk di warung itu masih ada, kurang lebih warung bisa menampung 10-30 orang.
Sedangkan, lokasi yang diduga menjadi titik para korban loncat ke kali pada Sabtu dini hari berada tepat di belakang warung. Terdapat palung sedalam kurang lebih 6 meter di titik tersebut.
toko kelontong tempat korban berkumpul sebelum loncat di tepi Kali Bekasi. Foto: Haya Syahira/kumparan
Anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PKS, Aboe Bakar Al Habsyi pun mencecar Kapolres Metro Bekasi, Kombes Dani Hamdan, yang menemani para anggota dewan meninjau langsung.
Aboe menggali lebih dalam bagaimana kronologi korban bisa hanyut dan ditemukan sudah tak bernyawa.
toko kelontong tempat korban berkumpul sebelum loncat di tepi Kali Bekasi. Foto: Haya Syahira/kumparan
“Yang jadi pertanyaan adalah apakah benar mereka menceburkan diri itu pertama, yang kedua atau mereka sebenarnya diceburkan oleh oknum yang berpatroli?” cecar Aboe.
“Apakah sudah ada penyelidikan soal ini, ini penting ya jangan sampai kita menyalahkan institusi aja seenaknya gitu ya,” lanjutnya.
Dani pun menjelaskan polisi sudah memeriksa keterangan dari Aditya, salah satu korban yang sempat hanyut dan berhasil ditolong oleh satpam setempat.
“Mohon izin menjelaskan kami menerima laporan penemuan mayat pada hari Minggu sekitar pukul 06.00 pagi Bapak, kemudian dari keterangan saksi atas nama Aditya, kebetulan Aditya ini pada saat hari Sabtu pagi, pada tanggal 21 sekitar pukul 04.00 itu sempat juga tenggelam juga, dan dibantu diselamatkan oleh satpam perumahan pondok gede permai ini bapak,” kata Dani.
“Jadi kalau tadi pertanyaannya terkait dengan menceburkan diri atau diceburkan berdasarkan keterangan saksi tersebut seperti itu bapak,” tuturnya.
Komisi III DPR RI melakukan peninjauan langsung ke lokasi penemuan 7 mayat Kali Bekasi, di kawasan Jati Asih, Kota Bekasi, Selasa (24/9/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
Warung ini menjadi tempat berkumpul para korban sebelum hanyut di Kali Bekasi. Aboe mengatakan dari dokumentasi yang ia lihat, para remaja yang berkumpul ini membawa senjata tajam.
“(Mereka) bawa sajam, sajamnya mengerikan,” kata Aboe.
Kasus penemuan 7 mayat di Kali Bekasi pada Minggu (22/9) masih didalami polisi. Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto sempat menyebut, ketujuh remaja itu diduga melompat karena mendengar ada patroli polisi yang datang.
Dari hasil pemeriksaan sementara, para remaja itu sedang berkumpul di warung pada Sabtu (21/9) dini hari. Diduga mereka hendak tawuran.
Petugas Patroli Presisi datang untuk membubarkan mereka. Sebagian lari, sebagian lagi berhasil ditangkap. Rupanya ada punya yang lari ke kali yang berada di belakang warung.
Komisi III DPR RI melakukan peninjauan langsung ke lokasi penemuan 7 mayat Kali Bekasi, di kawasan Jati Asih, Kota Bekasi, Selasa (24/9/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
Dari patroli itu, tak kurang dari 30 motor disita polisi, 22 orang dibawa ke Polsek Rawa Lumbu untuk diminta keterangan. Ada juga 6 senjata tajam berbagai jenis yang disita polisi.
Setelah diperiksa, ada 3 orang yang mengakui membawa senjata tajam itu. Ketiganya kini sudah jadi tersangka.
Ketujuh jenazah kini masih berada di RS Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi. Sebab, tidak ada satu pun identitas yang melekat di tubuh mereka saat dievakuasi dari Kali Bekasi setelah hanyut sejauh 500 meter.
Sudah ada 5 keluarga yang datang ke RS Polri untuk memberikan data antemortem guna dicocokkan dengan data postmortem dari jenazah. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh jenazah.
Selain itu, anggota Patroli Presisi yang bertugas saat itu juga tengah diperiksa oleh Propam Polda Metro Jaya.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.