RI Segera Punya Nutri-Level ala Singapura, Minuman 'Boba Cs' Masuk Kategori Apa Nih?
GH News September 25, 2024 07:03 AM

Menyusul banyak negara lain, Indonesia akhirnya memiliki 'Nutri-level', label pada makanan dan minuman berdasarkan kandungan garam, gula, serta lemak (GGL). Regulasi tersebut diterapkan pasca prevalensi kasus diabetes hingga obesitas konsisten meningkat menjadi di atas 10 persen pada 2023 berdasarkan data survei kesehatan indonesia (SKI).

Tren lebih parah dilaporkan sejumlah kota besar. Misalnya DKI Jakarta, satu dari delapan warga di DKI dinyatakan mengidap diabetes. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga sempat mencatat peningkatan kasus diabetes pada anak naik hingga 70 kali lipat pada 2023 dibandingkan periode 2010.

Data yang tidak jauh berbeda dilaporkan pada kasus obesitas. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono beberapa waktu lalu menyebut peningkatan paling signifikan terlihat di sedikitnya tiga kota besar termasuk Tangerang, Bogor, Depok. Beberapa kali kasus obesitas ekstrem juga tercatat dari wilayah tersebut, anak dengan bobot lebih dari 100 kg.

"Angka obesitas itu meningkat sekarang hampir di 30 persen dari populasi, dan 30 persen populasi yang obesitas ini berisiko untuk menyumbangkan penyakit-penyakit katastropik, atau penyakit-penyakit yang akan berlanjut pada komplikasi seperti hipertensi, diabetes, kelainan jantung, stroke," beber Wamenkes beberapa waktu lalu.

Seperti Apa Nutri-Level?

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyebut pihaknya akan menerapkan label Nutri-Level pada makanan pangan olahan. Nantinya, masyarakat bisa memilih makanan lebih sehat berdasarkan level A, B, C, hingga D.

Bila mengacu pada regulasi Singapura, level A menandakan makanan atau minuman dengan kadar gula kurang dari 1 gram per 100 ml. Sementara level D menjadi makanan paling tinggi gula dengan kandungan gula di atas 10 gram.

Meski belum merinci secara pasti, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menekankan ketentuannya tidak jauh berbeda dengan Negeri Singa. Catatannya, pelaksanaan Nutri-Level masih menghadapi beberapa catatan.

"Kita sekarang Nutri-level masih dalam proses sosialisasi dan masukan dari perusahaan industri serta masyarakat, draft-nya sudah kita selesaikan sebetulnya untuk Peraturan Badan Pom, jadi kita dalam waktu dekat. Sudah sosialisasi sampai ke tingkat Presiden juga," kata dia saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2024).

"Kita lihatnya akan seperti Singapura, tapi masih belum sinkron pada beberapa hal. Pertama, hubungannya dengan levelling standar, A berapa, B berapa dan sebagainya. Ini juga kita masih pikirkan apa insentif yang kita berikan kepada perusahaan-perusahaan sehingga karena kan ada reformulasi dan berbagai macam itu berdampak pada perusahaan kita tidak mau merugikan perusahaan," pungkasnya.

NEXT: Kemenkes Buka Suara

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr Siti Nadia Tarmizi memastikan pelaksanaan Nutri-Level tidak hanya berfokus mencegah peningkatan kasus diabetes. Namun, pemerintah ingin mempermudah masyarakat mendapatkan akses literasi dengan hanya melihat kandungan tinggi gula, garam, serta lemak, dari pengelompokan abjad.

Secara bertahap, Nutri-Level akan diterapkan di sejumlah produk minuman manis.

"Mulai dari minuman siap saji industri dan juga UMKM," terang dr Nadia saat dihubungi detikcom, Selasa (24/9/2024).

"Penerapannya tentu akan bertahap, ini kita harapkan sebagai edukasi kepada masyarakat," lanjut dr Nadia.

Tren Nutri-Grade di Sejumlah Negara

Berdasarkan pemantauan detikcom, penetapan level abjad untuk menunjukkan kadar GGL tidak hanya berlaku di Singapura, tetapi juga negara lain termasuk China.

Pelabelan di China dinamakan Nutritional Choice. Label grade A dikategorikan sebagai minuman yang tidak boleh mengandung lebih dari 0,5 gram per 100 ml gula, tidak juga memiliki lebih dari 0,75g/100 ml lemak jenuh, dan tidak lebih dari 0,3 g/100 ml lemak trans. Minuman dengan level A juga dinyatakan bebas dari pemanis seperti aspartam, erythritol, isomat, dan sebagainya. Kurang lebih tidak jauh berbeda dengan Singapura.

Skema pelabelan ini belakangan terbukti sejalan dengan permintaan konsumen yang ingin mengonsumsi minuman lebih rendah gula, lebih sehat. Menurut laporan di 2023 yang dirilis salah satu gerai minuman di China, Naixue, merek tersebut menemukan sekitar 63 persen konsumennya lebih tertarik membeli minuman dengan lebih sedikit gula.


© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.