Pantas Tewas Tenggelam, Remaja Saling Tarik saat Kabur Kali Bekasi, Ada yang Tak Bisa Berenang
Azis Husein Hasibuan September 27, 2024 05:30 AM

TRIBUN-MEDAN.com - Rasa syukur tak henti diucapkan oleh keluarga seorang pelajar dalam insiden penemuan 7 jasad di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Bagaimana tidak, pemuda yang enggan disebutkan identitasnya itu selamat dari maut setelah berusaha menyelamatkan diri usai tercebur di Kali Bekasi dengan kedalaman kurang lebih enam meter itu.

Sebut saja nama pelajar itu X. Ia bercerita, awalnya pada Sabtu (21/9/2024) menjelang subuh, pemuda berusia 16 tahun tengah berada di flyover Cipendawa, Bekasi.

Kemudian tiba-tiba ponselnya bergetar karena menerima notifikasi pesan dari teman sepergaulannya.

Pesan tersebut berisi ajakan bersantai di sebuah warung kopi di Jalan Satopati, Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi.

Karena merasa tak ada kegiatan pada malam itu, akhirnya X menyetujui ajakan temannya itu yang berdalih menemaninya menyeruput kopi hangat di warung tersebut.

Kurang lebih 10 menit kemudian, X akhirnya tiba di warung yang dibangun dengan material bambu dan kayu yang berdiri di bawah pohon ceri.

Di sana, dia mengaku melihat ada puluhan sepeda motor yang juga terparkir di depan warung itu.

Sosok Muhammad Rizky Satu Jasad dari 7 Rewaja Tewas Mengambang di Kali Bekasi, Tangis Keluarga Pecah
Sosok Muhammad Rizky Satu Jasad dari 7 Rewaja Tewas Mengambang di Kali Bekasi, Tangis Keluarga Pecah (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Dengan keadaan penerangan seadanya, ia mengaku melihat ada banyak pemuda lain yang dia tak ia kenali tengah berbincang di bangku dipan di bagian teras warung yang dalam kondisi tutup pada dini hari itu.

Memang, lokasi yang masuk dalam wilayah RT 5 RW 4 itu jauh dari permukiman warga.

Di sana hanya ada sejumlah pabrik di sisi kiri jalan dan semak belukar di sisi kanan jalan. Lampu penerangan jalan pun hanya ada sekitar 7 buah di sepanjang jalan yang berjarak lebih dari 1 kilometer tersebut dari jalan utama.

X yang baru tiba di warung itu sempat melihat adanya beberapa senjata tajam yang terletak di bawah sebuah bangku panjang. Sempat timbul pertanyaan di benaknya saat itu terkait keberadaan senjata tajam yang diduga akan digunakan untuk tawuran.

"Kaget (saat melihat senjata tajam), saya tanya ke teman saya, 'ini mau tawuran atau gimana?' 'Nggak tau' katanya dia," ucap X saat ditemui Selasa (24/9).

Pikiran itu kemudian berlalu begitu saja setelah X asyik mengobrol dengan temannya itu.

Sampai sekitar 15 menit kemudian, suasana hening di kawasan warung tersebut berubah menjadi ramai karena semua pemuda berhamburan.

Dari sisi kiri warung, muncul sejumlah anggota Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota yang sudah mengetahui keberadaan mereka dan hendak membubarkannya.

Para pemuda itu kemudian berlari secara acak. Termasuk X dan yang lain pun berlari ke arah belakang warung  yang banyak tanaman pohon pisang. Sekitar 10 meter dari warung itu adalah Kali Bekasi.

Karena lokasi yang cukup sempit, para pemuda ini saling dorong agar tak tertangkap anggota kepolisian. X pun mengaku jatuh hingga terguling di jalan agak menurun dan akhirnya tercebur di kali tersebut.

"Jadi dia itu posisinya sudah naik ke atas ranai, karena didorong-dorong dia jatuh ke air (Kali)" ucap sang ibu yang mendampingi.

Setelah tercebur, X yang pandai berenang ini sempat ke tengah kali untuk menuju ke arah seberang. Namun apa daya, belasan orang lainnya yang dia lihat juga menceburkan diri ke kali ini terus menarik baju dan badannya karena diduga tidak bisa berenang.

Saat aksi saling tarik tersebut, X mengaku sempat tenggelam berkali-kali sampai harus meminum air kali berwarna coklat tersebut.

Karena lelah akibat terus ditarik, akhirnya X memutuskan kembali ke daratan dan memegang sebuah perahu 'getek'.

"Kira-kira 5 menit ada dah kayaknya (berenang sambil ditarik orang lain). Iya balik ke darat karena nggak kuat soalnya. Abis itu ditolongin sama (Tim) Presisi," jelasnya.

Hingga akhirnya X dan sejumlah orang lain diamankan dan dibawa ke Polsek Bantar Gebang untuk menjalani pemeriksaan. Beruntung, dia dibebaskan lantaran tidak terbukti hendak melakukan tawuran hingga tak memiliki senjata tajam.

Ibu Panik 

Di sisi lain, sang ibu pun juga menceritakan dirinya dan suaminya sempat panik ketika mendengar adanya penemuan 7 jasad di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (22/9).

Hal itu dia dengar dari seorang tukang ikan yang kerap berkeliling di sekitar rumahnya. 

Paniknya ini sangat berdasar, karena anaknya itu belum pulang ke rumah setelah minta izin pergi bermain pada Jumat (20/9).

Sebelum mendengar kabar ada penemuan jasad, ibu X sempat menghubungi sejumlah teman anaknya itu untuk mencari tahu keberadaan X. Namun, hasilnya nihil.

"Pas ketemu hari Minggu (jasad), saya makin panik, terus ada tukang ikan lewat bilang 'bu nggak mau liat jasad pada ngambang'. Di mana gitu kan posisi anak saya belum pulang soalnya, jadi panik," tuturnya.

Namun, akhirnya dia mendapat kabar baik jika anaknya dalam keadaan selamat kala itu dan langsung menjemput anaknya di kantor polisi.

Dari hasil penyelidikan, polisi menyebut kurang lebih 60 orang yang berkumpul di warung tersebut terindikasi hendak tawuran. Mereka yang tergabung dalam beberapa kelompok itu berkumpul terlebih dahulu untuk nantinya mencari lawan secara acak.

"Baru mau tawuran, janjiannya di sini, dan di sini basecamp-nya, dari kelompok-kelompok di antaranya dari Jatiasih, dari Mustika Jaya, Bantargebang dari Rawalumbu itu sendiri," kata Kapolsek Rawalumbu, Kompol Sukadi kepada wartawan.

Ketika para pemuda itu tengah berkumpul, tim Patroli Perintis Presisi datang sekira pukul 03.00 WIB. Itu membuat sejumlah orang yang berkumpul panik dan melarikan diri hingga ada yang menceburkan diri ke kali.

"Setelah ada Tim Presisi datang jam 3 pagi, anak-anak itu karena mungkin merasa bersalah mungkin ada yang membawa senjata tajam akhirnya membubarkan diri, mencari penyelamatan diri, sehingga banyak yang terjun ke kali," tuturnya.

Adapun keterangan para pelaku yang diamankan saat itu, mereka berkumpul karena ada yang ulang tahun. Namun, hal itu hanya sebuah kode semata. "Itu (ulang tahun) sebenarnya kode saja, mau mengumpulkan seseorang di tempat yang ditentukan," ungkapnya.

Sejauh ini puluhan orang sudah diamankan atas insiden ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka karena kedapatan membawa senjata tajam.

"Yang ditemukan di TKP banyak senjata tajam, tapi yang kedapatan membawa senjata tajam 3 orang," ungkapnya.

(*/ Tribun-medan.com)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.