Cara Pengendalian Penyakit Rebah Kecambah pada Tanaman
Seputar Hobi September 29, 2024 11:20 AM
Pengendalian penyakit rebah kecambah adalah langkah penting untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik, terutama di fase awal pertumbuhannya. Penyakit ini dapat menyebabkan tanaman muda mati mendadak atau tumbuh dengan buruk.
Untuk mencegah kerugian, petani perlu melakukan berbagai strategi, seperti memilih benih yang berkualitas dan menjaga kebersihan dalam cara bertani.

Cara Pengendalian Penyakit Rebah Kecambah

priscilladupreez
Pengendalian penyakit rebah kecambah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang tanaman muda atau bibit pada fase kecambah, terutama pada tanaman hortikultura.
Mengutip buku Super Intisari Rumus dan Hafalan IPA SMP kls VII,VIII dan IX, Maria Elisabeth E.K., S.Si., 2013, penyakit rebah kecambah , disebabkan oleh protista yang menyerupai jamur, yaitu Pythium, Rhizoctonia, Fusarium, dan Phytophthora.
Penyakit ini dapat mengakibatkan bibit tanaman menjadi layu, busuk, dan akhirnya mati. Berikut beberapa cara pengendalian penyakit rebah kecambah yang diambil dari sumber yang valid:

1. Pengelolaan Media Tanam

Sterilisasi media tanam: Salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini adalah melakukan sterilisasi media tanam sebelum digunakan, terutama jika media berasal dari tanah.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara pemanasan (solarization) atau penggunaan fungisida.
Penggunaan media tanam steril: Jika memungkinkan, gunakan media tanam yang sudah steril seperti cocopeat atau perlit yang bebas patogen.

2. Pengaturan Kelembaban

Drainase yang baik: Penyakit rebah kecambah lebih sering muncul pada kondisi tanah yang terlalu lembab. Pastikan media tanam memiliki drainase yang baik sehingga kelebihan air bisa segera terbuang.
Hindari penyiraman berlebihan: Penyiraman berlebih bisa mempercepat pertumbuhan patogen. Lakukan penyiraman secukupnya sesuai kebutuhan tanaman.

3. Penggunaan Benih yang Berkualitas

Benih yang sehat: Gunakan benih yang bebas patogen atau sudah diberi perlakuan dengan fungisida. Beberapa benih mungkin juga dapat dilapisi dengan fungisida sistemik sebelum penanaman untuk mencegah infeksi awal.
Benih bersertifikat: Sebaiknya gunakan benih bersertifikat yang berasal dari sumber terpercaya untuk memastikan kualitas dan kesehatan benih.

4. Penyemprotan Fungisida

Fungisida kimia: Jika sudah terdeteksi adanya penyakit, penyemprotan fungisida yang mengandung bahan aktif seperti mankozeb, metalaksil, atau karboksin dapat membantu mengendalikan patogen.
Rotasi fungisida: Agar tidak terjadi resistensi, rotasi penggunaan fungisida dengan bahan aktif yang berbeda perlu dilakukan.

5. Penggunaan Agen Biologis

Trichoderma spp.: Merupakan agen hayati yang efektif dalam mengendalikan patogen tular tanah penyebab penyakit rebah kecambah. Trichoderma bekerja sebagai kompetitor terhadap patogen di dalam tanah.
Gliocladium spp.: Selain Trichoderma, Gliocladium juga sering digunakan sebagai agen hayati untuk mengontrol patogen penyebab penyakit.

6. Kultur Teknis

Penjarangan bibit: Kerapatan bibit yang terlalu tinggi akan meningkatkan kelembaban di sekitar tanaman dan memicu pertumbuhan jamur. Lakukan penjarangan agar bibit memiliki cukup ruang dan sirkulasi udara yang baik.
Sanitasi lingkungan: Menjaga kebersihan lingkungan pertanian seperti membuang sisa-sisa tanaman mati dan gulma yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya patogen.

7. Pengaturan pH Tanah

pH tanah optimal: Sebagian besar patogen tular tanah penyebab rebah kecambah lebih aktif pada tanah yang terlalu asam atau basa. Pengaturan pH tanah pada kisaran 6-7 dapat membantu mengurangi perkembangan patogen.
Pengendalian penyakit rebah kecambah sebaiknya dilakukan secara terpadu, menggabungkan berbagai teknik pengendalian fisik, kimia, dan biologis agar efektif.
Itulah cara pengendalian penyakit rebah kecambah pada tanaman.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.