Rotary Bersama Dinkes Surabaya Kupas Pencegahan dan Penanganan Cacar Api
GH News October 04, 2024 05:03 AM

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Penyakit herpes zoster atau cacar api tengah meresahkan masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Ratusan bunda pun mendapat sosialisasi dan langkah pencegahan dari herpes zoster atau cacar api dari Rotary Club bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Herpes zoster merupakan infeksi virus.  Penyakit ini sering menyerang kelompok usia lanjut dan menyebabkan gangguan penurunan kualitas
hidup akibat nyeri yang dapat berlangsung hingga setelah luka pada kulit sembuh. 

Usaha pengenalan gejala klinis, pencegahan, pemberian terapi serta dampak akibat gejala sisa nyeri yang berkepanjangan perlu mendapatkan perhatian khusus. 

Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Mohammad Ashadi Mu'minin mengungkapkan, bahwa penyakit herpes zoster atau cacar api pada era sebelum tahun 1980-an disebut sebagai penyakit yang sangat mematikan di seluruh dunia.

Berkat usaha dan kerja keras para tim medis dan ahli, cacar api bisa diberantas. Kemudian pada tahun 1980 kasus ini turun secara drastis dan bisa diobati.

Selama 2024 ini, telah ditemukan banyak kasus cacar api di Kota Surabaya. Karena cacar api menyerang terutama pada kelompok orang-orang dengan kekebalan tubuh yang rendah. 

"Contohnya orang lansia, orang dengan usia produktivitas tinggi," katanya saat acara Talkshow Rotary Sehat bertema Kenali Cacar Api Sebelum Sakitnya Menyerang di Pakuwon Mall Surabaya, Kamis (3/10/2024).

Berdasarkan data Dinkes, di Kota Surabaya tercatat 30 persen penderita kasus cacar air adalah kelompok usia produktif. Selanjutnya nomor dua rata-rata adalah kelompok pra lansia dan lansia.

Penderita usia produktif lebih tinggi karena tingkat aktivitas yang menguras energi sehingga mudah terserang penyakit yang salah satunya adalah herpes zoster atau cacar air. 

"Karena kekebalan tubuhnya yang rendah, sehingga penyakit ini mudah menyerang seseorang," ujar Mohammad Ashadi.

Sementara untuk jenis kelamin penderita lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Untuk itu ia mengimbau agar selalu waspada dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.

Spesialis Dermatologi dan Venereologi Estetika, dr Budiastuti Kusharjuni, Sp.D.V.E., FINS-DV menjelaskan bahwa penyakit cacar api atau herpes zoster merupakan suatu penyakit yang biasanya menyerang neurocutaneous (saraf kulit) sehingga menimbulkan rasa nyeri cekot-cekot. 

Cacar api ini juga disebut sebagai reaktivasi infeksi Varicella zoster virus yang biasanya menyerang rata-rata saat masih kanak-kanak.

"Nah kalau usia di atas 50 tahun, terus keadaan imunitasnya turun, berarti ada kemungkinan bisa kena cacar api. Siapa saja orang yang bisa kena cacar api ini? Satu, orang yang bepergian terus tapi tidak minum vitamin jadi kecapekan. Kemudian orang-orang yang terkena kanker, HIV, dan orang-orang yang sedang kemoterapi. Jadi, imunitasnya turun," kata dr Budiastuti Kusharjuni. 

Biasanya dewasa dan lansia yang kecapekan non stop tanpa istirahat juga rentan diserang virus herpes. Ia menyarankan agar penderita maupun orang yang berpotensi terkena penyakit ini agar menjaga ritme istirahat. 

"Sebaiknya jam 10 malam sampai jam 2 pagi, harus tidur," saran dokter yang juga merupakan member Rotary Club Surabaya Kaliasin ini.

Lantas, bgaimana juga terlanjur terkena dan mulai terasa sakit?

Dokter Budiastuti menyarankan agar segera minum air rebusan kacang hijau yang mengandung Vitamin B1 dan B2 untuk mengurangi rasa cekot-cekot akibat reaktivasi virus cacar api.

Sebab virus ini bisa mematikan apabila menyerang dada bahkan lapisan otak yang membuat meningitis, tetapi tidak perlu khawatir berlebihan. Jika kondisi tidak kunjung membaik, segera lakukan pemeriksaan ke dokter kulit agar mendapat tindakan yang tepat.

Dokter Budiastuti Kusharjuni tak lupa memberikan saran agar tidak mudah terkena herpes zoster. Yaitu dengan menjaga pola makan dan pola istirahat.

"Ibu-ibu kalau mau pergi harus sarapan, minum vitamin dan pulangnya mandi yang bersih langsung istirahat. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Mandi biasa menggunakan sabun, tidak boleh digosok dengan jagung ya," katanya diselingi canda.

Datangnya herpes zoster memang kerap tidak disadari sampai muncul bintik merah melepuh dan terasa nyeri hingga menyebabkan penderitanya pusing.

Pasien biasanya justru menganalisa sendiri penyebab nyeri sebelum cacar timbul dan kerap salah persepsi pada penyakit tulang. Namun ternyata disebabkan oleh virus herpes dan butuh obat anti virus.

"Luka pada herpes ini bisa menular. Bila agak parah, penderitanya dapat opname," tandas dr Budiastuti Kusharjuni.

Sementara itu, Deputy District Governor Rotary 3420, Yetty Sutan Siregar berharap kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan wawasan dan manfaat bagi seluruh masyarakat.

"Karena saat ini banyak masyarakat yang tidak mengetahui herpes dan berpikir penyakit yang menular, tetapi herpes cacar air ini memang menular tetapi tidak seperti herpes lain," kata Yetty.

Maka dari itu, ia ingin pengetahuan dalam sosialisasi bersama para ahli bidang kesehatan ini dapat disebarluaskan agar tidak menimbulkan keresahan. 

"Makanya kami Rotary Club Jawa Timur mengundang dr Budiastuti Kusharjuni untuk memberikan informasi tentang penyakit herpes zoster," ujarnya.

Rotary Sehat sendiri merupakan wadah penyalur informasi, edukasi, hingga sosialisasi tentang kesehatan.

"Kegiatan kali ini terkait dengan kesehatan yang masuk dalam tujuh area fokus Rotary yang salah satunya yaitu disease prevention and treatment atau pencegahan dan pengobatan penyakit," ujarnya. 

Adapun materi yang diusung dalam proyek kali ini adalah tentang kenali cacar api atau herpes zoster sebelum sakitnya menyerang.

Melalu Rotary Sehat, Rotary & Rotaract Clubs Area Jawa Timur dan berkalaborasi dengan Forum Puspa Srikandi dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan seluruh Rumah Sakit di Surabaya, ia berharap masyarakat dapat menerima berbagai informasi kesehatan.

Baik informasi yang mendasar maupun informasi dengan urgensi tinggi melalui media sosial yang menjadi platform utama untuk menjangkau khalayak dalam pelaksanaan program ini, mulai dari Instagram, Facebook hingga Youtube. 

Mengawali tahun 2024, pelaksanaan Program Rotary Sehat di Area Surabaya, Rotary Club juga memulai langkah dengan menyajikan pembicaraan seputar kesehatan yang disampaikan melalui audiovisual yang merupakan konten dengan konsep digital marketing.

"Besar harapan kami agar masyarakat dapat menerima berbagai informasi kesehatan yang kami sampaikan melalui kegiatan talk show ini dan akan dilanjutkan dengan roadshow onair di beberapa radio di Surabaya," ungkapnya.(*)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.