Bahlil Beri Sinyal Sebagian Menteri Ekonomi Jokowi Lanjut Lagi di Era Prabowo
kumparanBISNIS October 09, 2024 05:21 PM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi sinyal terkait menteri-menteri bidang ekonomi di Kabinet Indonesia Maju bakal lanjut lagi di pemerintahan Prabowo Subianto.
Bahlil meminta para pengusaha dan investor tidak khawatir terhadap transisi pemerintahan, sebab berbagai program milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin akan dilanjutkan kembali di pemerintahan berikutnya.
"Apalagi insyaallah, kalau katakanlah percaya, menteri-menteri ekonominya masih menteri lama. Katakanlah begitu. Contoh. Dan ini namanya program berkelanjutan," ungkapnya saat BNI Investor Daily Summit 2024, Rabu (9/10).
Dia pun mengibaratkan sebuah bangunan yang memerlukan lahan dan pondasi, landasan program sudah matang dibangun saat era Jokowi dan akan dipercantik kembali oleh Prabowo.
"Ini bukan baru omon-omon, ibarat rumah, ibarat pesawat. Rumah itu bukan baru pembebasan lahan. Lahannya sudah, pondasinya sudah, tiangnya sudah, tinggal dibikin bentuk kecantikan kamar-kamarnya," tutur Bahlil.
Dengan begitu, Bahlil berharap agar para investor tidak lagi ragu untuk menanamkan modal di Indonesia, karena regulasi dan kebijakan sudah disiapkan salah satunya untuk pengembangan industri hilirisasi.
"Jadi kalau investor masih ragu, apalagi yang kau dustakan kepada bangsa ini. Ini sudah kita blak-blakkan ini. Caranya apapun sudah kita siapkan. Regulasinya pun kita sudah siapkan. Kebutuhan kita apapun sudah kita lakukan," tegas dia.
Bahlil menuturkan, setelah sektor pertambangan mineral dan batu bara, pemerintah juga bertekad melanjutkan hilirisasi di 20 komoditas lainnya mulai dari sektor energi, perikanan, kehutanan, hingga pertanian.
Peta jalan hilirisasi tersebut diprediksi bisa menarik investasi hingga USD 618 miliar, di mana 91 persen dari investasi itu datang dari hilirisasi sektor minyak dan gas bumi (migas).
Selain itu, Bahlil juga menyebutkan peta jalan hilirisasi ini juga bisa meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia dari kisaran USD 5.400 bisa melonjak di atas USD 10.000 hingga tahun 2040.
"Tidak mungkin lagi kita bicara tentang peningkatan kualitas konsumsi belanja dengan gaji UMR. Padat karya itu penting. Sebagai bentuk daripada penciptaan lapangan pekerjaan. Tapi kalau kita tidak dorong untuk dengan gaji yang tinggi, yang cukup. Bagaimana mungkin bisa," jelas Bahlil.
Program hilirisasi tersebut, lanjut dia, juga bisa berdampak kepada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai USD 235,9 miliar di tahun 2040.
"Kalau ini mampu kita lakukan, maka di 2040 menuju Indonesia emas. Maka kita akan masuk negara penghasil GDP terbesar nomor 10 di dunia," tandas Bahlil.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.