Unjuk Karya di Fashion Show Laos, Cara Desainer Surabaya Rayakan Hari Batik
BASRA (Berita Anak Surabaya) October 09, 2024 08:27 PM
Momen peringatan Hari Batik Nasional menjadi ajang eksistensi bagi sejumlah desainer tanah air. Salah satu Embran Nawawi, desainer asal Surabaya, yang memilih merayakan Hari Batik Nasional dengan unjuk karya di panggung fesyen ASEAN, LAO Fashion Week 2024 Vientiane-Laos
Batik merupakan produk wastra dan budaya yang sudah digeluti Embran sejak tahun 1996 saat menjadi Asisten Designer Fashion Batik Carmanita di Jakarta.
"Saya mempelajari batik sejak masih di bangku kuliah awal 90an, belajar batik di gang sempit Malioboro Yogyakarta," ujarnya, Rabu (9/10).
Di sela kesibukannya sebagai dosen di beberapa kampus di Surabaya dan juga sebagai Mahasiswa Doktoral S3 Pascasarjana Institut Seni Indonesia di Yogyakarta, Embran menyempatkan diri untuk mengikuti ajang tahunan negara tetangga, Laos, dalam LAO Fashion Week.
"Keberangkatan kali ini bertepatan dengan Bulan Batik Nasional, di mana acara diselenggarakan dari tanggal 1-6 Oktober," tutur Embran.
Merasa momen ini adalah momen terbaik untuk deklarasi Hari Batik di depan publik fashion Asia, maka Embran menampilkan beberapa karya fashion batiknya dengan judul 'The Journey' atau perjalanannya dalam fashion batik dan perjalanan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
"Di hari pertama perhelatan ini masing-masing designer menampilkan 1 koleksinya sebagai gambaran koleksi yang akan tampil di keesokan harinya. Hasil diskusi dengan panitia, saya mendapatkan 2 model untuk memperagakan fashion batik saya, berpasangan," ujarnya.
Menariknya, hanya Embran yang menampilkan bahan tradisional dalam karya fashion nya. Apresiasi langsung didapatkan dari Duta Besar Singapura, Malaysia, Amerika, Jepang, Prancis, dan tentu Indonesia kala itu.
Embran berkesampatan tampil di LFW pada malam terakhir. Di LFW ini Embran membawakan 4 jenis batik. Koleksi pertama Fashion Leasure dengan judul By The Sea, batik yang dibuat khusus oleh Embran dengan motif sea shell berwana biru putih dengan efek air laut yang berbuih. Ini merupakan fashion berlibur pria dengan bentuk macam-macam kemeja dan celana yang terlihat modern.
Koleksi kedua berupa fashion street dengan judul Popmekasan dengan menggunakan batik bermotif kontemporer dan warna monokrom dari Pamekasan, Madura.
"Gaya street fashion modern makin menonjol dengan paduan warna cyber lime. Gaya busana tunik dan kimono untuk wanita yang suka hangout di kafe dan mal terlihat chic dan modern," terangnya.
Koleksi ketiga yang merupakan representasi dari tema acara Lao Fashion Week yaitu zero waste. Embran mengeluarkan koleksi avant-garde dengan judul tutur wikara berupa paduan batik dan tenun dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Bentuk kimono dan mini dress yang dibuat dengan konsep puff fashion atau fashion bergelembung menjadi ikon fashion batik ini. Ditutup dengan koleksi chandrakirana dengan menampilkan fashion gala atau evening wear, Embran menggunakan batik junjung drajat Tulungagung. Gaya dress modern dengan paduan batik dan velvet ditambah linen organza terlihat elegan.
"Pada Lao Fashion Week kali ini saya berkolaborasi dengan desainer aksesoris dari Filipina Ann Lorio yang menyiapkan semua aksesoris untuk semua koleksi yang ditampilkan," imbuhnya.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.