Turki: Israel Seret Iran ke Dalam Perang, Jangan Anggap Enteng Konflik Meluas
GH News October 20, 2024 09:06 AM
ISTANBUL - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Israel berusaha menyeret Iran ke dalam perang dan memaksa Teheran untuk mengambil tindakan membela diri. Dia memperingatkan bahaya dari ancaman perluasan konflik yang dkobarkan rezim Zionis.

"[Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu secara teratur membuka front baru di kawasan ini dan mencoba menyeret Iran ke dalam perang. Israel mengancam akan menyerang fasilitas nuklir dan bahan bakar Iran,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Sabtu.

“Sikap menyerang Israel memaksa Teheran untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan diri. Saya ingin memperingatkan lagi, seperti di awal konflik: jangan anggap enteng ancaman perang yang menyebar ke seluruh kawasan karena tindakan Israel," lanjut Fidan,yang dilansir Sputnik, Minggu (20/10/2024).



Pada Senin lalu, surat kabar The Washington Post mengutip sumber yang mengatakan bahwa Netanyahu telah memberi tahu pemerintahan Presiden Amerka Serikat (AS) Joe Biden bahwa dia siap menyerang fasilitas militer Iran, tetapi bukan fasilitas minyak atau nuklir.

Pada 1 Oktober, Iran melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Israel, yang disebutnya sebagai tindakan membela diri.

Militer Israel mengatakan lebih dari 180 rudal balistik ditembakkan sebagian besar berhasil dicegat. Israel berjanji untuk menanggapi serangan itu pada waktu dan cara yang dipilihnya sendiri.

Sementara itu, Araghchi memperingatkan AS bahwa mereka akan bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin diderita Iran jika mendukung serangan Israel yang diantisipasi.

Peringatan itu sebagai respons setelah Biden mengakui bahwa dia mengetahui rencana Israel tentang waktu dan sifat kemungkinan pembalasan terhadap Iran atas serangan rudal terhadap Israel awal bulan ini.

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei mengatakan serangan AS di Yaman yang diklaim menargetkan Houthi pada Kamis dini hari lalu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan aturan hukum internasional tentang larangan penggunaan kekuatan dan penghormatan terhadap integritas teritorial negara.

"Tindakan agresif dan gegabah AS dan Inggris terhadap rakyat Yaman yang tertindas dan pemberani ini merupakan partisipasi berbahaya kedua negara ini dalam eskalasi ketidakamanan dan ketegangan di kawasan Asia Barat, yang mendorong rezim Israel untuk melanjutkan genosida dan hasutan perang," katanya.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.