Sosok Meutya Hafid, Dulu Jadi Sandera Kelompok Mujahidin Irak, Kini Menteri Komunikasi dan Digital
Ventrico Nonutu October 21, 2024 02:31 AM

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Meutya Hafid menjadi salah satu Menteri di Kabinet Merah Putih Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Meutya Hafid dulu merupakan seorang jurnalis.

Dia kemudian terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Golkar.

Meutya Hafid akan menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital.

Diketahui Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto telah mengumumkan nama-nama yang akan dilantik menjadi Menteri.

Prabowo Subianto juga menyampaikan bahwa para menteri Kabinet Merah Putih akan dilantik pada Senin 21 Oktober 2024.

Siapa Meutya Hafid?

Profil Meutya Hafid

Pemilik nama lengkap Meutya Viada Hafid ini lahir pada 3 Mei 1978 di Bandung, Jawa Barat.

Dia merupakan anggota Partai Golkar dari daerah pemilihan alias dapil Sumatera Utara I.

Namun, Meutya Hafid besar di Jakarta.

Meutya Hafid merupakan anak dari pasangan Anwar Hafid dan Metty Hafid.

Meutya Hafid menempuh pendidikan di SD Menteng 02.

Kemudian Meutya Hafid melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Jakarta dan SMA N 8 Jakarta.

Meutya Hafid lalu memutuskan untuk ke luar negeri dan melanjutkan sekolahnya di Crescent Girl School Singapore.

Meutya Hafid merupakan lulusan UNSW Sydney Australia jurusan Manufacturing Engineering.

Saat ini, Meutya Hafid menjabat sebagai Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar 2019-2024.

Selain itu, Meutya Hafid juga menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI.

Perjalanan Karier Meutya Hafid Sebagai Jurnalis

Meutya Hafid setelah menyelesaikan kuliahnya, bekerja sebagai reporter di Metro TV.

Kemudian Meutya Hafid melaunching buku '168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak' pada 28 September 2007.

Meutya Hafid lalu terpilih sebagai pemenang Penghargaan Jurnalistik Elizabeth O'Neill, dari pemerintah Australia pada 11 Oktober 2007.

Setelah itu Meutya Hafid berhasil mendapatkan penghargaan kategori Jurnalis medan Media Australia 2008 pada 19 februari 2008.

Meutya lalu menjadi satu di antara lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia versi Mizan pada 9 Februari 2012.

Saat menjadi jurnalis, berita Pemilu Irak dan tsunami Aceh menjadi dua dari banyak peliputan yang pernah oleh Meutya Hafid.

Namanya melejit saat Meutya mendapatkan tugas meliput Pemilu di Irak bersama juru kamera Budiyanto pada Februari 2005.

Mereka disandera oleh kelompok Mujahidin Irak.

Setelah disekap dan melewati saat-saat yang menegangkan, Meutya Hafid dan Budiyanto berhasil dibebaskan tiga hari kemudian.

Perjalanan Politik Meutya Hafid

Meutya Hafid diminta oleh Burhanudin Napitulu untuk masuk ke Partai Golkar pada tahun 2009.

Kemudian Meutya mencalonkan diri sebagai anggota legislatif Partai Golkar yang mewakili rakyat Kota Medan, Dapil 1, Sumatera Utara Namun, sayangnya ia belum terpilih.

Kegegalannya tidak membuat Meutya Hafid menyerah.

Meutya Viada Hafid kemudian ikut pada pesta Pilkada di Binjai.

Untuk menuju Walikota dan Wakil Waki Kota Binjai periode 2010-2015, Meutya Hafid berpasangan dengan H Dhani Setiawan Isma S,Sos.

Namun, Meutya Hafid belum beruntung.

Meutya Hafid kemudian menggantikan Burhanudin Napitupulu menjadi anggota DPR antar waktu dari Partai Golkar pada Agustus 2010.

Meutya Hafid berada di Komisi XI.

Saat itu, Meutya Hafid menjadi salah satu anggota delegasi parlemen Indonesia ke sidang Inter-Parliamentary Union di Bern (12-21 Oktober 2011).

Meutya Hafid dilantik sebagai anggota Komisi I DPR RI pada Oktober 2014.

Riwayat Pendidikan Meutya Hafid

- SDN 02 Menteng (1984-1990)

- SMPN 1 Cikini (1990-1993)

- Crescent Girls School (1993-1996)

- Manufacturing Engineering, The University of New SouthWales Sidney (1996-2000)

- Ilmu Politik, Universitas Indonesia (2015-2018)

Ringkasan Pekerjaan

- Jurnalis Metro TV (2001-2008)

- Anggota MPR/DPR RI: 2009 - 2014

- Anggota MPR/DPR RI: 2014-2019

Penghargaan yang diraih

Daftar penghargaan yang diraih Meutya Hafid dikutip dari laman resmi Golkar sebagai berikut:

  • Democracy Award 2019 dari Majalah Moeslim Choice
  • Press Card Number One atau PCNO dari Hati Pers Nasional alias HPN pada 2013
  • Awards untuk Bidang Jurnalis dari Australian Alumnae pada 2008
  • Young Inspiring People dari Hardrock FM pada 2008
  • Elisabeth ‘O’ Neil Award dari Pemerintahan Australia pada 2007
  • Asia 21 Young Leaders Meeting dari Pemerintah Korea Selatan pada 2006
  • Kartini bidang jurnalis dari Lions Club Jakarta pada 2006
  • Wanita Pemberani dari Samsung Award pada 2006
  • Women of Courage dari Kaukus Perempuan Singapura pada 2005
  • National Youth Achievement Award dari Pemerintah Singapura pada 1996

Telah tayang di TribunKaltim.co

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.