Perjuangan Mbah Marsinem Cari Air Bersih, Bolak-balik Bawa Galon & Ember ke Sumur: Harus Sabar
Mujib Anwar October 21, 2024 12:31 PM

TRIBUNJATIM.COM - Musim kemarau membuat sebagian warga Kulon Progo merasakan sulitnya mendapatkan air bersih.

Banyak dari mereka sampai harus mencari sumber air yang masih tersedia.

Bahkan sampai harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkannya.

Hal itu seperti yang terjadi pada Mbah Marsinem (65), warga Padukuhan Sangon I, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap.

Saat ini ia hanya bisa mengandalkan air dari sumur yang kondisinya nyaris mengering.

"Setiap hari saya bolak-balik untuk bisa mendapatkan air bersih untuk kebutuhan di rumah," katanya, saat ditemui pada Kamis (17/10/2024) kemarin.

Adapun Mbah Marsinem tinggal di wilayah Perbukitan Menoreh, yang memang terkenal sulit air saat musim kemarau. 

Beruntung, tak jauh dari rumahnya terdapat sebuah sumur yang airnya tetap tersedia.

Meski begitu, di musim kemarau seperti ini, airnya akan menyusut signifikan. 

Ia bersama warga lainnya pun harus menunggu air di sumur terisi dahulu, baru bisa mengambilnya.

"Warga biasanya sudah mengantre di sini sejak pukul 04.00 WIB pagi, sambil membawa galon untuk menampung air," ungkap Marsinem.

Lantaran rumahnya tak jauh dari sumur, perempuan lanjut usia (lansia) tersebut bisa bolak-balik dua kali sehari, yaitu pagi dan jelang sore hari.

Seperti saat ditemui Tribun Jogja kemarin, ia datang berjalan kaki sambil membawa satu galon dan satu ember kosong.

Setibanya di lokasi, Mbah Marsinem akan menimba air yang menggenang di dasar sumur sedalam kurang lebih tiga meter.

Marsinem, warga Padukuhan Sangon I, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, saat mengambil air dari sumur yang mengering pada Kamis (17/10/2024).
Marsinem, warga Padukuhan Sangon I, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, saat mengambil air dari sumur yang mengering pada Kamis (17/10/2024). (TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando)

Airnya memang tak seberapa, namun bisa mengisi galon dan airnya sampai penuh.

Setelah menimba air, ia akan kembali ke rumah berjalan kaki sambil menggendong galon tersebut dalam ikatan kain di punggungnya.

Sedangkan ember berisi air dibawa Mbah Marsinem dengan tangan.

Sementara itu, di sekeliling sumur juga banyak galon-galon berisi air milik warga.

Galon-galon tersebut ditulisi nama, menandakan warga kerap menggunakannya untuk mengambil air.

Marsinem mengaku bisa membawa tiga galon air dalam sekali ambil.

Itupun tidak pasti, karena airnya tidak selalu tersedia, ditambah warga juga berebut untuk bisa mendapatkan air.

"Harus sabar karena yang antre banyak, dan semuanya juga butuh air," ujarnya, melansir Tribun Jogja.

Sumur alami tersebut tak hanya jadi incaran warga Sangon I, tapi juga warga di daerah lain.

Sebenarnya ada sumber air lain, namun cukup jauh di atas bukit, sehingga warga memilih sumur yang lebih mudah dijangkau.

Menurut Mbah Marsinem, wilayahnya kerap mendapatkan bantuan air bersih di musim kemarau.

Namun bantuan tersebut tak setiap hari datang.

Sehingga warga harus memutar otak agar kebutuhan airnya tetap terpenuhi.

"Yang jelas kami berharap musim hujan segera datang agar air di sumur bisa lebih banyak," katanya.

-
Marsinem, warga Padukuhan Sangon I, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, saat mengambil air dari sumur yang mengering pada Kamis (17/10/2024). (TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando)

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Kalirejo merupakan satu dari empat kalurahan yang terdampak kekeringan di musim kemarau ini.

Di Sangon I sendiri, ada 61 warga yang terdampak.

Kepala BPBD Kulon Progo, Taufiq Prihadi mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab).

Usulan tersebut sudah disetujui.

"Status Tanggap Darurat Kekeringan diperpanjang selama sebulan sampai akhir Oktober ini," kata Taufiq.

Secara keseluruhan, terdapat 4.269 warga terdampak kekeringan tersebar di 7 kapanewon.

Selain Kokap, terdapat Kapanewon Girimulyo, Kalibawang, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, dan Samigaluh.

Adanya perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan membuat BPBD Kulon Progo bisa memanfaatkan Belanja Tak Terduga (BTT) untuk program distribusi air bersih.

Sejauh ini, sebanyak 289 tangki telah disalurkan, masing-masing berisi 5 ribu liter air.

"Selain dari BPBD, distribusi air bersih juga dilakukan oleh berbagai instansi hingga pihak swasta," jelas Taufiq.

Sebelumnya diberitakan, jajaran Polres Kulon Progo melakukan penyaluran air bersih untuk warga di tiga padukuhan yang ada di Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, pada Jumat (18/10/2024).

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Kulon Progo, AKBP Wilson Pasaribu.

Wilson menyampaikan, tiga padukuhan tersebut meliputi Sangon I, Plampang II, dan Kalibuko I.

Adapun warga di wilayah tersebut mengalami kekeringan selama musim kemarau ini.

"Kami salurkan sebanyak lima tangki air bersih, masing-masing sebanyak 5 ribu liter," jelasnya.

Menurut Wilson, penyaluran air bersih menjadi program sosial rutin dari Polres Kulon Progo di musim kemarau.

Sebab di musim tersebut, banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Polres Kulon Progo pun bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo untuk penyaluran ini.

Salah satunya dengan melakukan pendataan terhadap wilayah yang membutuhkan.

"Ini menjadi bentuk kepedulian kami terhadap warga Kulon Progo yang sedang membutuhkan air bersih," kata Wilson.

Kapolres Kulon Progo, AKBP Wilson Pasaribu (tengah), saat ikut kegiatan penyaluran air bersih di Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, pada Jumat (18/10/2024).
Kapolres Kulon Progo, AKBP Wilson Pasaribu (tengah), saat ikut kegiatan penyaluran air bersih di Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, pada Jumat (18/10/2024). (Dok Humas Polres Kulon Progo)

Adapun air dari tangki langsung disalurkan ke rumah-rumah warga yang membutuhkan.

Sejumlah anggota kepolisian diterjunkan untuk membantu warga dalam proses penyaluran tersebut.

Wilson pun memastikan bahwa pihaknya akan terus melakukan penyaluran air bersih ke masyarakat selama masih dibutuhkan.

Apalagi air bersih menjadi kebutuhan primer masyarakat.

"Kegiatan seperti ini juga penting untuk menjaga stabilitas kehidupan di masyarakat," ujarnya.

Wilson pun mengimbau agar masyarakat tak segan untuk melapor jika membutuhkan air bersih .

Nantinya laporan tersebut akan ditindaklanjuti bersama BPBD dalam bentuk kegiatan penyaluran.

Dukuh Sangon I, Darman pun bersyukur dengan bantuan air bersih dari Polres Kulon Progo .

Menurutnya, bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi warganya di tengah musim kemarau ini.

"Kami juga berharap agar musim hujan segera datang sehingga kebutuhan air bersih warga kami bisa terpenuhi," katanya.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.