Dari Jokowi ke Prabowo: Fokus Penting untuk Kelancaran Transisi Pemerintahan
GH News October 21, 2024 07:07 PM

TIMESINDONESIA, MALANG – Transisi kepemimpinan presiden di Indonesia selalu menjadi momen penting dalam perjalanan politik bangsa. Dalam proses pergantian presiden, ada mekanisme demokrasi yang memungkinkan rakyat memilih pemimpin baru untuk melanjutkan agenda pembangunan negara. Pemilu presiden, yang diadakan setiap lima tahun, menandai puncak dari rangkaian panjang proses politik yang melibatkan kampanye, debat, serta evaluasi kinerja presiden sebelumnya. Proses ini memberikan ruang bagi perubahan kepemimpinan yang sehat dan terukur. Salah satu aspek krusial dalam pergantian presiden adalah bagaimana pemimpin baru mampu menjaga kesinambungan pemerintahan sambil membawa visi dan misi yang berbeda untuk masa depan Indonesia.

Pada transisi kali ini, pergantian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto menciptakan banyak perhatian publik karena berbagai alasan menarik. Pertama, pergantian ini menandai titik penting dalam perjalanan karir politik Prabowo, yang selama beberapa dekade sebelumnya menjadi rival utama Jokowi dalam dua pemilihan presiden sebelumnya. Fakta bahwa Jokowi dan Prabowo akhirnya bisa berkoalisi dalam pemerintahan selama periode kedua Jokowi mencerminkan dinamika politik yang berubah-ubah, di mana kepentingan negara lebih diutamakan daripada rivalitas pribadi. Transisi ini juga memperlihatkan kemampuan Jokowi dalam membangun hubungan politik yang solid dengan pihak-pihak yang sebelumnya berada di luar lingkaran kekuasaannya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Fakta menarik lainnya adalah perubahan gaya kepemimpinan yang mungkin terjadi. Jokowi dikenal dengan pendekatan populis dan fokus pada pembangunan infrastruktur besar-besaran, sedangkan Prabowo dikenal memiliki visi yang lebih berfokus pada kedaulatan nasional, pertahanan, dan keamanan. Pergeseran ini memicu harapan akan adanya reformasi di bidang-bidang strategis seperti keamanan pangan, pertahanan negara, serta hubungan internasional yang lebih tegas. Namun, di sisi lain, ada juga kekhawatiran bahwa transisi ini bisa membawa perubahan yang terlalu drastis dalam kebijakan ekonomi yang telah dijalankan Jokowi selama dua periode terakhir.

Proses transisi ini juga dipengaruhi oleh faktor geopolitik, di mana Indonesia semakin memainkan peran penting di tingkat regional dan global. Kepemimpinan baru di bawah Prabowo akan diuji dalam menjaga stabilitas politik di dalam negeri sambil tetap mempertahankan posisi strategis Indonesia di mata dunia internasional. Dalam konteks ini, transisi dari Jokowi ke Prabowo akan menjadi salah satu momen transisi kepemimpinan yang paling menarik dalam sejarah politik Indonesia.

Pada saat proses transisi kepemimpinan presiden, fokus utama seharusnya tertuju pada menjaga stabilitas nasional serta kelancaran peralihan kekuasaan. Stabilitas politik dan ekonomi menjadi kunci agar masyarakat tetap percaya pada sistem demokrasi dan tidak merasa khawatir akan ketidakpastian yang mungkin timbul. Pemerintah yang sedang berkuasa harus berkomitmen untuk memastikan bahwa transisi berjalan tanpa gejolak, termasuk menjaga kesinambungan kebijakan strategis yang sudah berjalan baik. Misalnya, proyek-proyek infrastruktur besar yang menjadi ciri khas kepemimpinan Jokowi harus dilanjutkan, sementara Prabowo, sebagai pemimpin baru, juga perlu memberi ruang bagi penyesuaian kebijakan sesuai dengan visi yang ia bawa.

Selain stabilitas, transparansi juga harus menjadi perhatian utama. Rakyat berhak mengetahui bagaimana proses peralihan ini dijalankan, mulai dari koordinasi antara tim presiden lama dengan presiden terpilih hingga perubahan di level kementerian dan pejabat strategis lainnya. Proses ini harus dilakukan secara terbuka agar masyarakat tidak merasa adanya upaya manipulasi atau konflik kepentingan yang bisa merusak kepercayaan publik. Dalam hal ini, komunikasi yang baik antara pemerintahan lama dan baru sangatlah penting untuk meminimalisir kesalahpahaman dan menjaga konsistensi arah pembangunan nasional.

Di sisi lain, aspek ekonomi juga tidak bisa diabaikan. Mengingat kondisi global yang penuh tantangan, pemerintah baru harus fokus pada menjaga kestabilan nilai tukar, investasi, serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks ini, pemerintah baru di bawah Prabowo perlu beradaptasi dengan cepat, terutama dalam mengambil keputusan strategis yang berkaitan dengan ekonomi domestik dan hubungan internasional. Transisi yang mulus dan fokus pada kepentingan nasional akan menjadi faktor penentu dalam menentukan apakah peralihan kepemimpinan ini dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Muhammad Nafis S.H., M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.