Jumlah Kasus Masih Tinggi, Kadinkes Kota Jayapura Dorong Upaya Pencegahan dan Deteksi Dini Malaria
Astini Mega Sari October 22, 2024 04:30 PM

Laporan Wartawan Tribun-papua.com, Amatus Huby 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jayapura melaporkan bahwa tingkat kasus malaria di Kota Jayapura masih cukup tinggi.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinkes Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini Preventif dan Respon Penyakit Malaria, di Hotel Grand Abe Jayapura, Papua, Selasa (22/10/2024).

Salah satu wilayah daerah di Kota Jayapura dengan tingkat kasus malaria yang tinggi adalah Distrik Muara Tami.

Kepala Dinkes Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini Preventif dan Respon Penyakit Malaria, di Hotel Grand Abe Jayapura, Papua, Selasa (22/10/2024).
Kepala Dinkes Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini Preventif dan Respon Penyakit Malaria, di Hotel Grand Abe Jayapura, Papua, Selasa (22/10/2024). (Tribun-Papua.com/Amatus Huby)

"Seperti di Distrik Muara Tami, di sana banyak hutan dan rawa sehingga menyebabkan banyak nyamuk karena nyamuk suka genangan-genangan air yang kotor," ucap Antari.

Antari mengatakan, pihaknya telah melakukan pencegahan dengan cara melakukan fogging, penyemprotan, serta pengisian ikan pemakan jentik di rawa-rawa.

"Kalau kolamnya kecil-kecilan pasti kami timbun, kemudian orang yang sakit itu kami obati. Nah ini kalau kita lakukan secara serentak pasti angka kasusnya ini bisa turun," ucapnya.

Dirinya juga menegaskan bahwa Dinkes Kota Jayapura terus berupaya melakukan deteksi dini demi bisa mencapai target eliminasi malaria pada tahun 2030.

"Itu sebabnya kita akan melaksanakan deteksi dini dengan kader yang kita punya sekitar 245 kader yang aktif."

Antari berharap seluruh pihak bisa saling membantu terwujudnya eliminasi malaria di Kota Jayapura.

Selain itu, dia meminta seluruh klinik, puskesmas, rumah sakit, dokter praktek, dan para kader bisa melaporkan secara berkala besar kasus malaria di wilayah mereka.

"Kami juga berharap semua instansi yang menangani dan semua klinik itu melapor, kalau tidak, kita tidak bisa pastikan besaran kasus malaria sebenarnya," ujarnya. (*)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.