Ketika Malaka Jatuh ke Tangan Portugis 1511 Apa Dampak yang Terjadi?
Afif Khoirul M October 22, 2024 07:34 PM

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com -Angin samudra berbisik lirih, mengiringi debur ombak yang memecah di pesisir pantai Malaka. Kota pelabuhan yang tersohor, jantung perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara, kini terusik oleh kedatangan armada kapal berbendera asing.

Layar-layar putih membentang gagah, dihiasi lambang salib merah, menandakan asal usul mereka dari negeri jauh di seberang lautan: Portugal.

Di bawah komando Afonso de Albuquerque, laksamana pemberani nan ambisius, mereka datang membawa misi penaklukan, hasrat menguasai jalur perdagangan rempah-rempah yang menjadi urat nadi perekonomian dunia kala itu.

Malaka, Mutiara di Selat Melaka

Malaka, kota kosmopolitan yang ramai, menjadi titik temu para pedagang dari berbagai penjuru dunia. Kapal-kapal jung Tiongkok berlabuh di dermaga, sarat muatan sutra, porselen, dan teh.

Saudagar Gujarat dari India membongkar karung-karung berisi kain katun dan rempah-rempah. Sementara itu, pedagang Arab dan Persia menjajakan permadani, emas, dan batu permata.

Aroma cengkeh, pala, dan kayu manis menguar di udara, bercampur dengan wangi dupa dari kuil-kuil Hindu dan Buddha.

Di tengah hiruk pikuk perdagangan, Malaka menjadi simbol kemakmuran dan kejayaan, mengundang decak kagum sekaligus hasrat penguasaan dari bangsa-bangsa Eropa yang tengah berlomba menjelajahi dunia.

Ambisi Portugal Menguasai Jalur Rempah-rempah

Portugal, negeri kecil di ujung barat daya Eropa, memiliki ambisi besar untuk menguasai jalur perdagangan rempah-rempah.

Rempah-rempah, komoditas berharga yang menjadi kunci cita rasa kuliner dan obat-obatan, menjadi incaran bangsa Eropa yang haus akan kekayaan dan kejayaan.

Pada awal abad ke-16, Vasco da Gama, penjelajah ulung Portugal, berhasil menemukan jalur laut ke India melalui Tanjung Harapan.

Penemuan ini membuka jalan bagi Portugal untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Asia, menggeser dominasi para pedagang Arab dan Venesia yang selama berabad-abad menguasai jalur perdagangan melalui Laut Tengah.

Afonso de Albuquerque: Sang Penakluk Malaka

Afonso de Albuquerque, laksamana yang ditunjuk Raja Manuel I untuk memimpin ekspedisi ke Timur, memiliki visi yang jauh ke depan.

Ia menyadari pentingnya menguasai Malaka, pintu gerbang perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara.

Albuquerque bertekad untuk menjadikan Malaka sebagai pangkalan utama Portugal di Timur, pusat perdagangan yang akan menghubungkan Eropa dengan Asia.

Dengan menguasai Malaka, Portugal akan mengendalikan arus rempah-rempah, memonopoli perdagangan, dan meraup keuntungan yang melimpah.

Strategi dan Taktik Penaklukan Malaka

Pada bulan April 1511, armada Portugal yang terdiri dari 18 kapal perang dan 1.200 tentara tiba di perairan Malaka.

Albuquerque mengajukan permohonan kepada Sultan Mahmud Shah, penguasa Malaka, untuk mendirikan benteng di kota tersebut.

Namun, Sultan Mahmud menolak permintaan tersebut, menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh kehadiran Portugal.

Penolakan Sultan Mahmud memicu pertempuran sengit antara pasukan Portugal dan Malaka. Albuquerque, dengan strategi dan taktik militer yang cerdik, berhasil menaklukkan Malaka dalam waktu singkat.

Meriam-meriam kapal perang Portugal menghujani kota Malaka, menghancurkan benteng pertahanan dan menebar kepanikan di kalangan penduduk.

Pasukan Portugal yang bersenjata lengkap dan terlatih dengan baik menyerbu kota, mengalahkan pasukan Malaka yang kalah jumlah dan persenjataan. Sultan Mahmud terpaksa melarikan diri ke pedalaman, meninggalkan Malaka di tangan Portugal.

Dampak Penaklukan Malaka

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugal pada tahun 1511 menandai babak baru dalam sejarah Asia Tenggara. Portugal menguasai jalur perdagangan rempah-rempah, memonopoli perdagangan, dan mendirikan koloni di Malaka.

Benteng A Famosa, saksi bisu penaklukan Portugal, menjadi simbol kekuasaan Portugal di Malaka.

Portugal menerapkan sistem monopoli perdagangan, memaksa para pedagang untuk membayar pajak dan menjual rempah-rempah hanya kepada Portugal.

Penaklukan Malaka juga membawa dampak besar bagi masyarakat Malaka. Islam, agama yang dianut mayoritas penduduk Malaka, mengalami tekanan dari Portugal yang berusaha menyebarkan agama Katolik.

Budaya dan tradisi lokal pun terpengaruh oleh kehadiran budaya Portugis.

Penaklukan Malaka oleh Portugal pada tahun 1511 didorong oleh ambisi Portugal untuk menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di Asia.

Afonso de Albuquerque, laksamana yang visioner dan berbakat, berhasil menaklukkan Malaka dengan strategi dan taktik militer yang brilian.

Penaklukan Malaka membawa dampak besar bagi sejarah Asia Tenggara, mengubah peta politik dan ekonomi regional.

Portugal menguasai jalur perdagangan rempah-rempah, memonopoli perdagangan, dan menyebarkan pengaruh budaya dan agama di Malaka.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.