Sumpah Pemuda dan The Military Way
Irfan Ansori October 28, 2024 12:21 PM
Oleh: Irfan Ansori*
*Guru MAN 2 Tasikmalaya
Sumpah Pemuda merupakan sebuah tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia. 28 Oktober 1928, para pemuda berkumpul dan mengucapkan ikrar suci yang menyatukan seluruh tumpah darah Indonesia. Sumpah Pemuda adalah landasan bagi terbentuknya identitas nasional kita.
Nilai paling fundamental yang terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah persatuan dan kesatuan. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan beragam suku, agama, ras, dan golongan, sehingga sangat rentan terhadap perpecahan.
Dalam era globalisasi yang penuh tantangan, nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda tetap relevan. Semangat persatuan yang diikrarkan para pemuda pada masa lalu menjadi semakin penting dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa, mulai dari ancaman disintegrasi hingga krisis lingkungan.
Kita dapat mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dengan cara yang sederhana, seperti menghargai perbedaan, menjaga kebersihan lingkungan, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Selain itu, kita juga dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan cara yang lebih konkrit, misalnya dengan mengembangkan potensi diri, menciptakan inovasi, dan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.
The Military Way
Pada 25-27 Oktober lalu, Presiden Prabowo Subianto bersama jajaran Menteri Kabinet Merah Putih mengadakan agenda Retreat Kabinet di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Dalam acara ini, Presiden menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah pertemuan yang bersifat militeristik, melainkan penerapan the military way—sebuah pendekatan disiplin dan tanggung jawab ala militer yang diharapkan mampu membangun sinergi dan ketangguhan dalam kepemimpinan kabinet.
The military way sering diasosiasikan dengan disiplin yang tinggi, hierarki yang ketat, dan fokus pada tujuan. Namun, di balik citra keras tersebut, terdapat filosofi yang kaya akan nilai-nilai kepemimpinan, kerja sama tim, dan adaptasi terhadap perubahan. Disiplin dalam konteks militer bukan hanya tentang mengikuti perintah, melainkan tentang komitmen terhadap tujuan bersama dan kesiapan untuk menghadapi tantangan.
Dengan mengintegrasikan semangat Sumpah Pemuda dan the military way dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam organisasi maupun masyarakat luas, kita bisa menciptakan budaya yang siap menghadapi perubahan dan berkolaborasi untuk mencapai visi bersama. Hal ini penting terutama dalam dunia yang semakin kompleks, di mana perubahan terjadi dengan cepat, dan tantangan baru selalu muncul.
Integrasi
Disiplin tinggi yang ditunjukkan oleh para pemuda pada masa perjuangan kemerdekaan adalah contoh nyata betapa kuatnya komitmen mereka terhadap tujuan bersama. Meski menghadapi berbagai rintangan, mereka tetap konsisten mengikuti rapat-rapat, menyusun strategi, melakukan aksi-aksi demonstrasi, dan menyebarkan semangat perjuangan ke seluruh penjuru.
Pengorbanan waktu, tenaga, dan bahkan keselamatan mereka menjadi bukti bahwa disiplin dan komitmen adalah elemen penting dalam mencapai kemerdekaan. Hal ini mencerminkan bahwa keberhasilan tidak datang dengan mudah, tetapi membutuhkan ketekunan, kerja keras, dan dedikasi tinggi. Melalui keteladanan mereka, kita bisa melihat bahwa semangat kolektif yang didasari oleh kedisiplinan mampu menggerakkan sebuah perubahan besar.
Para pemuda yang menjadi inisiator Sumpah Pemuda menunjukkan kepemimpinan yang kuat. Mereka mampu menggerakkan massa dan menginspirasi orang lain untuk berjuang bersama. Tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Muhammad Hatta adalah contoh nyata kepemimpinan yang visioner dan inspiratif.
Dalam militer, kepemimpinan adalah kunci keberhasilan dalam menjalankan operasi. Seorang komandan yang baik mampu mengambil keputusan yang tepat, memotivasi pasukan, dan mengarahkan mereka menuju kemenangan.
Semangat inovasi juga tercermin dalam upaya para pemuda untuk menemukan cara-cara baru dalam memperjuangkan kemerdekaan. Mereka menggunakan berbagai strategi, seperti propaganda, demonstrasi, dan bahkan perlawanan bersenjata. Dalam militer, inovasi juga sangat penting untuk mengembangkan taktik dan strategi baru. Perkembangan teknologi militer, misalnya, menuntut para prajurit untuk terus belajar dan beradaptasi.
Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, mulai dari permasalahan ekonomi hingga ancaman terhadap keamanan nasional, menuntut solusi yang inovatif dan kolaboratif. Nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dan the military way menawarkan kerangka kerja yang solid untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut. Dengan mengadopsi disiplin, kerja sama, kepemimpinan, dan inovasi, kita dapat membangun bangsa yang tangguh, mandiri, dan mampu bersaing di tingkat global.
Keseimbangan
Penerapan 'the military way' di luar konteks militer memang menjanjikan banyak manfaat, namun perlu dijalankan dengan bijaksana. Disiplin yang terlalu kaku dapat mematikan semangat inovasi dan kreativitas yang justru sangat dibutuhkan dalam dunia yang dinamis.
Selain itu, penyalahgunaan kekuasaan seringkali terjadi dalam lingkungan yang terlalu hierarkis. Penting untuk diingat bahwa tujuan utama dari disiplin bukanlah untuk menciptakan mesin-mesin yang patuh, melainkan untuk membentuk individu yang bertanggung jawab dan mandiri.
Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara disiplin dan kebebasan, serta antara otoritas dan partisipasi. Etika kepemimpinan juga menjadi kunci dalam menerapkan nilai-nilai militer di luar konteks asalnya. Seorang pemimpin tidak hanya harus tegas, tetapi juga harus mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.