SajianSedap.com- Minyak goreng menjadi kebutuhan banyak dapur orang Indonesia.
Apalagi orang Indonesia suka sekali akan makanan yang digoreng. Maka kebutuhan akan minyak goreng tidaklah sedikit.
Sehingga selain berusaha menghemat pemakaian, cara lain seperti membeli merk minyak goreng yang murah menjadi pilihan sebagian orang.
Di pasaran sendiri ada berbagai merk minyak goreng yang ditawarkan oleh produsen, namun jenisnya terbagi 2 yakni minyak goreng kemasan dan curah.
Minyak curah adalah produk turunan dari minyak sawit yang tidak murni dan sudah melewati tahap pemurnian (refining), pemutihan (bleaching), serta penghilangan bau (deodorizing).
Karena hanya mengalami satu kali proses penyaringan, kualitas minyak curah tidak sebaik minyak goreng premium.
Kualitas yang lebih rendah itu membuat minyak curah akan lebih cepat teroksidasi dan menjadi bau tengik.
Biasanya, minyak curah dijual ke konsumen dengan kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki label atau merek.
Selain itu, kemasan yang digunakan juga seadanya, yaitu menggunakan botol atau kantong dan tidak terjamin tingkat kebersihannya.
Meski begitu, Anda tetap perlu berhati-hati saat membeli minyak goreng baik curah maupun kemasan karena bisa saja mendapat minyak hasil yang daur ulang.
Nah, berikut ini ada cara membedakan minyak goreng asli dan daur ulang yang harus Anda ketahui.
Menurutnya, minyak goreng adalah bahan pangan dengan komposisi utama berupa trigliserida yang berasal dari bahan nabati dan telah melalui proses pemurnian.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk mendeteksi keaslian minyak goreng, yakni melalui uji organoleptik atau pengujian dengan menggunakan indra manusia.
“Uji organoleptik dapat dilakukan meliputi deteksi warna, bau, penampakan dan tekstur,” terang Vella, dilansir dari laman resmi UM Surabaya.
Berikut cara membedakan minyak goreng asli dan palsu:
Minyak goreng asli memiliki warna kuning hingga kuning pucat. Jika warna terlihat lebih gelap, Vella mengatakan itu tidak normal atau termasuk minyak goreng palsu.
Vella menjelaskan, minyak goreng asli memiliki bau yang khas seperti bau kelapa atau cenderung tidak berbau.
“Jika tercium bau yang khas (bau kelapa) atau tidak berbau, maka minyak dinyatakan normal,” kata peneliti UM Surabaya itu.
Perlu diwaspadai jika minyak tercium bau lain, seperti bau tengik dan amis. Sebab, minyak goreng dengan bau demikian dipastikan tidak normal atau palsu.
Bau tengik dan amis yang muncul, imbuh Vella, biasanya disebabkan dari hasil oplosan atau gabungan antara minyak baru dan bekas.
Mengingat minyak palsu terbuat dari minyak bekas, maka tentunya sudah digunakan untuk menggoreng secara berulang.
“Akibat kandungan bahan masakan baik berupa kandungan lemak, tepung, dan lain seterusnya, akan membuat tekstur minyak palsu menjadi lebih kental jika dibandingkan dengan minyak asli yang memang belum pernah digunakan untuk menggoreng sebelumnya,” jelas Vella.