TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - KPU Kabupaten Tegal menyelenggarakan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada Serentak Tahun 2024, di TPS 8, Desa Gumayun, Kecamatan Dukuhwaru, Selasa (5/11/2024).
Tujuan kegiatan tersebut untuk mengukur efektivitas kinerja dan efisiensi waktu yang dibutuhkan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), saat melaksanakan tugas pemungutan dan penghitungan suara.
Meskipun simulasi, namun pelaksanaannya dibuat semirip mungkin pada saat nanti pencoblosan 27 November 2024.
Mulai penempatan bilik suara, kotak suara, surat suara, KPPS yang bertugas, termasuk alur pintu masuk dan keluar, setelah mencoblos ada petugas yang mencelupkan tinta.
Warga yang menjadi peserta simulasi juga diberi arahan atau alur saat pertama hadir, kemudian menyerahkan surat undangan untuk mencoblos ke petugas, menunggu giliran.
Setelahnya ke bilik suara untuk memilih (mencoblos), kemudian meletakkan surat suara sesuai pilihan yaitu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, serta Bupati dan Wakil Bupati Tegal tahun 2024.
Terakhir warga mencelupkan tinta sebagai tanda sudah menyelesaikan proses pencoblosan.
Ditemui di lokasi, Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Kabupaten Tegal, Adi Purwanto menjelaskan, berlangsungnya kegiatan ini mendasari Surat KPU Nomor 2279 tentang pelaksanaan simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada tahun 2024.
Sementara peserta yang mengikuti kegiatan simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada 2024 sesuai jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS 8 Desa Gumayun, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal.
"Jumlah DPT Pilkada 2024 di TPS 8 Desa Gumayun, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal ada 521 orang."
"Selain itu kami juga turut mengundang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se Kabupaten Tegal sebanyak 90 orang, Forkopimda, Forkopimcam, dan desa," jelas Adi Purwanto kepada Tribunjateng.com, Selaa (5/11/2024).
Dikatakan Adi Purwanto, simulasi berlangsung mulai pukul 07.00 sesuai jam pemungutan suara dan berakhir pukul 13.00.
Kemudian setelahnya dilanjutkan simulasi penghitungan suara Pilkada 2024.
Berkaca pada Pemilu 2024, Adi mengungkapkan terjadi kendala terutama pada saat ramai pemilih yang mencoblos secara bersamaan.
Biasanya jam sibuk terjadi mulai pukul 07.00 atau pukul 08.00, sehingga harapannya anggota KPPS yang masing-masing TPS ada tujuh orang ini bisa mengantisipasi dan mengurai kepadatan yang terjadi.
"Tiap TPS ada empat bilik suara."
"Rinciannya tiga berukuran normal (standar) sedangkan satu berukuran lebih rendah (di bawah standar), karena diperuntukkan bagi penyandang disabilitas maupun lansia yang bertubuh bungkuk."
"Seperti di TPS 8 Desa Gumayun, Kecamatan Dukuhwaru, juga kami menyediakan bilik suara untuk penyandang disabilitas," terang Adi.
Alasan memilih tempat simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada 2024 di TPS 8 Desa Gumayun, Kecamatan Dukuhwaru, menurut Adi tidak ada alasan khusus melainkan sesuai hasil koordinasi dengan PPK.
Hal itu, karena tempat di TPS 8 Desa Gumayun, Kecamatan Dukuhwaru aksesnya mudah dijangkau, di pinggir jalan, parkir juga tersedia, selain itu juga dekat dengan Kantor KPU Kabupaten Tegal.
Adapun untuk surat suara, jenis pemilihannya ada dua yaitu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, serta Bupati dan Wakil Bupati Tegal tahun 2024.
Surat suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah tahun 2024 berwarna merah maron.
Sedangkan untuk surat suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tegal tahun 2024 berwarna biru muda.
"Surat suara ada dua yaitu Pilgub dan Pilbup."
"Perbedaannya untuk Pilgub Jateng surat suara berwarna merah maron, sedangkan Pilbup surat suara berwarna biru muda," ungkap Adi.
Warga Desa Gumayun RT 18 RW 6, Saerun antusias adanya kegiatan simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada 2024 yang diselenggarakan KPU Kabupaten Tegal.
Hal itu karena Saerun jadi mengetahui alur pada saat pencoblosan 27 November 2024, mulai pertama hadir ke TPS, memilih, memasukan ke kotak suara sampai selesai.
Saerun menganggap melalui kegiatan simulasi seperti ini menunjukkan bahwa penyelenggara transparan.
Bahkan setelah mengikuti kegiatan simulasi, Saerun akan menyalurkan informasi atau memberikan sosialisasi tata cara (alur) pencoblosan kepada keluarga di rumah dan sang istri yang kebetulan tidak bisa hadir karena bekerja.
"Ya kalau saya sebagai masyarakat menyambut baik kegiatan simulasi seperti ini."
"Bagus dan sangat membantu, karena jadi mengetahui alur pada saat pencoblosan nanti seperti apa, praktik langsung jadi tidak bingung."
"Tadi saya berangkat sekira pukul 10.00 bersama adik yang kebetulan sudah memiliki hak pilih," ujar Saerul. (*)