BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kepala Dusun (Kadus) 6, Desa Kemuja, Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung Nur, dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) menjadi saksi terdakwa M. Istohari.

Kadus 6 Nur menjadi salah satu saksi yang dihadirkan JPU dalam sidang lanjutan, kasus dugaan penyimpangan dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun 2023 di ruang tirta Pengadilan Negeri Pangkalpinang, Selasa (5/11/2024).

"Tidak ada kegiatan di dusun saya, setahu saya ada sumur bor di Dusun 5 dan itu sudah berjalan dan air sudah berjalan terus ada juga ketahanan pangan, asap terapi di Dusun 3, RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Dusun 4," ungkap Kadus 6 Nur dalam memberikan kesaksian.

Dirinya juga mengaku tidak mengetahui pasti kegiatan terkait ketahanan pangan di Desa Kemuja, hanya saja mengetahui ada program ketahanan pangan di Desa Kemuja.

"Kalau kegiatan itu sudah jalan, nah untuk ketahanan pangan saya tidak tahu pasti tapi cuman tahu saja ada ketahanan pangan di Desa Kemuja dan tidak ikut secara langsung," ujarnya.

Bahkan Nur pun selaku Kadus tidak mengetahui berapa anggaran Desa Kemuja tahun 2023 lalu, dirinya menyebutkan hanya memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertugas membantu Kades dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Tidak tahu, saya cuman bertugas melayani masyarakat karena tugasnya membantu Kades untuk melayani masyarakat dalam administrasi termasuk ke Dukcapil dan rumah sakit atas perintah pak Kades," terang Nur.

Selain itu ia membeberkan bahwa di tahun 2023 ada dana menjadi SILPA, Nur mengaku tidak tahu dan tahu dari teman-teman di Desa Kemuja terkait anggaran SILPA Desa Kemuja.

Sebagai informasi, Kadus 6 ini menjadi saksi terdakwa M. Istohari dalam kasus dugaan penyimpangan dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun 2023 di Desa Kemuja, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. 

(Bangkapos.com/Adi Saputra)