Benarkah Kemenangan Donald Trump Bisa Menjadi Peluang Investasi Meningkat? Ini Kata BKPM
Catur waskito Edy November 07, 2024 06:32 AM

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan kemenangan Donald Trump bisa berdampak positif kepada Indonesia.

Diharapkan kemenangan Trump bisa berdampak pada peningkatan perdagangan dan investasi RI.

"Pilpres AS most likely ya malah kayaknya sudah pasti presiden, Trump ya. Semoga dengan terpilihnya presiden Trump ini, hubungan kita diharapkan makin meningkat, utamanya di perdagangan dan investasi.

Memang setiap ada pergantian ada dampaknya. Ini hal yang positif buat kita semua," kata Rosan, Rabu (6/11/2024).

Rosan mengatakan pemerintah akan terus mempererat hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat.
Diketahui Presiden RI Prabowo Subianto juga bakal melakukan lawatan ke 5 negara termasuk Amerika Serikat mulai pekan ini.

Dalam kunjungan itu rencananya delegasi Indonesia akan membawa isu mengenai energi bersih, hingga kelanjutan komitmen dana hibah Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$ 20 miliar untuk transisi energi.

"Kami juga akan ke AS juga kan ya. Saya sama Presiden juga akan ke sana. Kami juga akan mempererat hubungan AS dengan Indonesia. Kami ini juga (akan bahas) tentunya nanti renewable energy, clean energy, mengenai JETP bagaimana kelanjutannya. Kami akan bicarakan seperti itu," terang Rosan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tiga dampak yang bakal dirasakan di Indonesia setelah Trump menangi Pilpres AS.

Perry menegaskan BI terus memantau penurunan suku bunga, termasuk Fed Funds Rate (FFR). Namun, pergerakan itu dipengaruhi ketegangan geopolitik dunia yang sangat tinggi.

"Kita melihat, monitoring hari ini, perkembangan pemilu di AS yang perhitungan sementaranya (Donald) Trump itu unggul dan (melihat) prediksi-prediksi dari pasar," jelas Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Rabu (6/11).

"Kami juga akan melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan mata uang dolar (AS) itu akan kuat. Suku bunga Amerika (FFR) itu akan tetap tinggi dan tentu saja perang dagang juga masih berlanjut," sambungnya.

Ia menegaskan kondisi global tersebut akan berdampak kepada seluruh negara. Dinamika di AS turut terasa sampai negara emerging market, termasuk Indonesia.

Tiga hal utama yang menjadi dampak adalah, adanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Kedua, BI menyebut ada potensi tekanan kepada arus modal. Ketiga, Perry mengantisipasi pengaruh terhadap ketidakpastian di pasar keuangan.

"Ini yang harus kita respons secara hati-hati. BI terus menyampaikan komitmen menjaga stabilitas dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (serta) bersinergi erat dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)," tandasnya. (kompas/tribun/cnn)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.