Presiden Amerika Terpilih : Menang 51 Persen Suara Donald Trump Janji Bawa Amerika Hebat Lagi
Catur waskito Edy November 07, 2024 06:32 AM

TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC -- Donald Trump menangi Pilpres AS 2024. Setelah kampanye penuh kontroversi yang disebut semakin memperdalam polarisasi di Amerika Serikat, Donald Trump akhirnya kembali ke Gedung Putih.

Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump resmi memenangi Pemilu Amerika 2024 usai meraih lebih dari 270 suara elektoral. Berdasarkan data AP News, Rabu (6/11/2024) pukul 18.00 WIB, Trump berhasil meraih 277 (51 persen) suara elektoral.

Sementara, calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris meraup 224 (47,5 persen) suara elektoral. Sebagai informasi, untuk bisa memenangkan pemilu, calon presiden harus meraih setidaknya 270 suara elektoral.

Trump mencapai kemenangan yang mengejutkan hanya empat tahun setelah ia didepak dari kursi kepresidenan. Trump berhasil mengumpulkan lebih dari 270 suara Electoral College yang diperlukan, dengan kemenangan di Negara Bagian Wisconsin yang menjadi penentu, seperti yang diproyeksikan oleh Edison Research.

"Amerika telah memberi kita mandat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kuat,” ucap Trump kepada para pendukung yang bersorak di Palm Beach County Convention Center, Florida.

Dilansir Reuters, kemenangan Trump datang setelah ia berhasil mengungguli pesaing Demokrat, Kamala Harris. Trump memanfaatkan isu-isu utama yang menjadi kekhawatiran pemilih seperti kenaikan harga dan imigrasi ilegal.

Retorikanya yang keras dalam kampanye ini menarik simpati sebagian pemilih, meskipun banyak pihak mengkritik retorika tersebut sebagai pemicu perpecahan.

Sementara itu, Harris belum memberikan pernyataan langsung dan memilih mengutus Cedric Richmond, salah satu ketua kampanyenya, untuk memberi pernyataan. “Kami masih harus menghitung suara,” kepada para pendukungnya yang berkumpul di Howard University.

Trump dari Partai Republik (Grand Old Party - GOP - konservatif) mengungguli Kamala Harris (60) dari Partai Demokrat. Mantan Presiden AS Trump telah mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dalam kebangkitan politik yang bersejarah.

Di usia 78 tahun, Trump merebut kembali Gedung Putih setelah kekalahan dalam pemilihan umum tahun 2020.
Kemenangan Trump ini diumumkan oleh beberapa jaringan televisi AS pada Rabu (6/11).

Trump menjadi mantan presiden kedua dalam sejarah AS, yang memenangkan kembali Gedung Putih setelah kalah dalam pemilihan ulang saat menjabat. Grover Cleveland adalah yang pertama. Trump sekarang seusia dengan Biden saat Biden menjadi presiden tertua dalam sejarah AS yang dilantik.

Terpilihnya kembali Trump terjadi beberapa bulan setelah dia selamat dari dua upaya pembunuhan terhadapnya. Trump berjanji untuk membantu menyembuhkan Amerika.

Dalam pidatonya pada Rabu (6/11) dini hari, sekitar pukul 02.30 waktu AS. seperti dilansir CBS News, Rabu (6/11/2024), Trump menyebut dirinya menyongsong "era keemasan Amerika".

"Ini adalah kemenangan luar biasa bagi rakyat Amerika yang akan memungkinkan kita untuk menjadikan Amerika hebat kembali," cetus Trump.

Donald Trump mengantongi 277 suara elektoral dalam pemilihan umum presiden 2024. Dengan kemenangan itu, Trump menjadi presiden ke-47 Amerika Serikat. Terpilihnya kembali Trump, setelah pilpres sebelumnya kalah dari Joe Biden, menjadi kebangkitan politik mengejutkan bagi AS dan dunia.

Dalam pertarungan yang berlangsung ketat, Trump meraup setidaknya 277 dari 538 suara elektoral dalam Selasa (5/11), memberinya suara mayoritas yang diperlukan.

Harris, calon presiden dari Partai Demokrat yang masuk dalam bursa pencalonan setelah Presiden Joe Biden mundur pada Juli, berupaya menjadi perempuan pertama yang terpilih menjadi presiden Amerika. Namun gagal.

Trump mengklaim kemenangan pada Rabu (6/11) pagi sambil mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya pada acara di Florida.

“Ini adalah gerakan yang belum pernah dilihat sebelumnya, dan sejujurnya, saya yakin ini adalah gerakan politik terbesar sepanjang masa,” kata Trump.

Dalam sistem pemilu Amerika Serikat, di mana pemilihan presiden dihitung berdasarkan serangkaian pemilihan negara bagian, baik Harris maupun Trump dengan cepat dinyatakan sebagai pemenang setelah pemungutan suara ditutup pada Selasa (5/11) di negara-negara bagian di mana partai mereka memperoleh dengan jelas meraup dukungan mayoritas.

Trump menjabat Presiden pada 2017-2021, tetapi gagal mempertahankan jabatannya setelah kalah dari Biden dalam pemilu 2020.

Hentikan Perang

Juru Bicara Pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani mengungkapkan, tidak ada perubahan kebijakan secara signifikan dalam merespons hasil Pemilu Amerika 2024. Menurutnya, Pemilu Amerika 2024 tidak ada hubungannya secara khusus terhadap Iran.

“Pemilihan presiden AS tidak ada hubungannya secara khusus dengan kami,” ujarnya, Rabu. “Kebijakan-kebijakan utama Amerika dan Republik Islam (Iran) sudah pasti, dan tidak akan banyak berubah karena pergantian orang. Kami telah membuat persiapan yang diperlukan sebelumnya,” sambungnya.

Sementara itu, Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, kekalahan Partai Demokrat adalah hal yang wajar sebagai akibat dari sikap mereka terhadap Gaza.

"Kekalahan Partai Demokrat adalah harga yang wajar atas 'sikap kriminal' kepemimpinan mereka terhadap Gaza," ujar Abu Zuhri dilansir dari Reuters, Rabu.

Selain itu, Hamas juga berharap Trump belajar dari kesalahan Biden dan menanti janjinya untuk bisa menghentikan perang antara Hamas-Israel di Gaza. Donald Trump sendiri sempat menyatakan bahwa ia akan menghentikan perang di Timur Tengah, jika terpilih sebagai presiden.

 “Kemenangan Trump menguji kemampuannya untuk menerjemahkan pernyataannya bahwa ia dapat menghentikan perang dalam hitungan jam,” kata Abu Zuhri.

Pemulihan Hubungan

Para pemimpin Rusia merespons klaim kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS dengan menawarkan peluang untuk “reset” hubungan antara Moskwa dan Washington. Hubungan Rusia dan AS selama ini berada dalam ketegangan tinggi sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

Kirill Dmitriev, Kepala Dana Kekayaan Negara Rusia, menyatakan kemenangan Trump bisa membuka jalan untuk pemulihan hubungan antara kedua negara, yang menurutnya sangat diperlukan setelah pemerintahan Biden.

“Kemenangan meyakinkan mereka menunjukkan bahwa rakyat Amerika sudah lelah dengan kebohongan dan ketidakmampuan pemerintahan Biden yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Dmitriev, seorang tokoh politik terkemuka di Rusia yang sering memberikan masukan kepada Presiden Vladimir Putin, dilansir Reuters.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga memberikan sinyal kesiapan untuk melakukan dialog terkait konflik di Ukraina. Putin telah menyatakan bahwa Rusia bersedia membahas penghentian perang asalkan pengakuan terhadap klaim teritorial Moskow atas wilayah yang telah direbut di Ukraina diterima. (tribun/kompas/cnn/voa/ap/afp/reuters)

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.