TRIBUN-MEDAN.com - Inilah sosok Kang Umar, mantan asisten Nike Ardilla yang kini jadi pemulung.
Rumah yang ditinggali Kang Umar juga sederhana.
Ia berjuang demi istrinya.
Kang Umar tinggal di rumah tua nan sempit di Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Selepas Nike Ardilla meninggal dunia 29 tahun lalu, Kang Umar banting setir dengan profesi tak menentu.
Hingga akhirnya kini Kang Umar terpaksa mencari nafkah dengan cara menjadi pemulung.
Bersama sang istri, Kang Umar sehari-hari mencari barang rongsokan dan juga sampah.
Sosok Kang Umar kembali viral setelah muncul dalam konten Youtuber Ncep Billal Indra.
Dalam sebuah konten, Bilal menemui Kang Umar yang hidupnya kini memilukan.
Bertemu Youtuber Bilal, Kang Umar banyak bercerita.
Kepada Bilal, Kang Umar mengaku bekerja sebagai asisten sejak umur Nike Ardilla masih 15 tahun.
Sementara saat jadi asisten Nike Ardilla, Kang Umar baru berusia 25 tahun.
Di rumahnya, Kang Umar memajang penuh poster Nike Ardilla berbagai ukuran.
Kang Umar juga menempelkan beberapa foto dirinya bersama para artis sahabat mendiang Nike Ardilla seperti Melly Goeslaw.
"Ini sama Teh Melly, waktu konser di hotel," akui Kang Umar, melansir dari TribunBogor.
Lima tahun jadi asisten Nike Ardilla, Kang Umar kenal betul dengan sosok mendiang.
Diakui Kang Umar, Nike Ardilla adalah sosok artis yang baik hati.
"Orangnya (Nike Ardilla) supel, orangnya baik," akui Kang Umar.
Setelah Nike Ardilla wafat, Kang Umar bekerja serabutan.
Kini Kang Umar menjadi pemulung demi bisa menghidupi sang istri.
Dari hasil mulung, Kang Umar hanya bisa memperoleh pendapatan Rp3 ribu sehari.
"(Sehari-hari) mulung aja," kata Kang Umar, dilansir TribunnewsBogor.com pada Kamis (7/11/2024).
"Kang Umar kalau nyari rongsok sehari dapat berapa?" tanya Bilal.
"Paling satu karung, paling dikilo cuma 1 kilo, cuma Rp3 ribu," ujar Kang Umar sembari menangis.
"Itu cukup?" tanya Bilal.
"Paling buat makan," kata istri Kang Umar.
Hidupnya kini kesusahan, Kang Umar sontak menangis saat mengenang momen beberapa tahun lalu.
Ya, tiga tahun lalu, Kang Umar sempat viral hingga disorot oleh sahabat mendiang Nike Ardilla, Melly Goeslaw.
Rupanya saat itu, Melly sempat menawari pekerjaan ke Kang Umar.
Namun tawaran tersebut ditolak oleh Kang Umar.
Karenanya kini Kang Umar menyesal karena kehidupannya tak kunjung membaik usai menolak tawaran bekerja dengan Melly Goeslaw.
"Kenapa Kang Umar sedih?" tanya Bilal.
"Nyesel nolak (tawaran) teh Melly Goeslaw, kerja di Jakarta. Sekarang mah nyesel," akui Kang Umar.
Kini, Kang Umar hidup dari mengemis dan mencari sampah.
Diakui Kang Umar, ia pernah jadi pengemis karena tak bisa menghasilkan uang.
"Cari buat makanan juga enggak tahu, pernah ngemis," imbuh Kang Umar.
Meski begitu, Kang Umar tetap semangat mencari nafkah untuk sang istri.
"Semangat demi istri, saya sayang sama istri, benar-benar tulus. Berkah kawin sama ini berkah, bisa umroh berkat teh Melly," ujar Kang Umar.
Dalam konten Bilal tersebut, terkuak kondisi rumah Kang Umar.
Tinggal hanya bersama sang istri, Kang Umar menetap di rumah kecil di pinggir sawah.
Rumah yang didirikan dari triplek tipis dan kayu itu dibangun seadanya.
Terlihat Kang Umar dan istri hanya punya satu kamar sempit dan ruang tamu.
Kang Umar juga punya dapur dengan lantai tanah dan memasak sehari-hari menggunakan kayu bakar.
Meski kondisi di dalam rumahnya sempit, Kang Umar menata halamannya serapi mungkin.
Tampak di sekeliling rumah Kang Umar terdapat banyak tanaman hias yang cantik.
Cerita Meninggalnya Nike Ardilla
Pada 19 Maret 1995, penyanyi Nike Ardilla meninggal dunia dalam kecelakaan tragis.
Nike yang kala itu masih berusia 19 tahun mengalami kecelakaan mobil di daerah Jalan Raden Eddy (RE) Martadinata, Bandung, Jawa Barat.
Diberitakan Harian Kompas (20/3/1995), mobil yang ia kendarai menabrak tembok setinggi satu meter, menyebabkan penyanyi ini mengalami pendarahan di bagian kepala.
Sementara itu, mobilnya yang rusak di bagian pintu pengemudi dievakuasi ke Mapolresta Bandung Tengah.
Jenazah Nike Ardilla kemudian dimakamkan di Desa Imbanegara, Kabupaten Ciamis, sekiar 180 kilometer sebelah timur Bandung.
Dikutip dari Kompas.com (19/3/2022), beberapa hari sebelum kecelakaan, Nike Ardilla meninggalkan rumah untuk menyelesaikan syuting sinetron di Bogor.
Menurut keterangan keluarga, Nike sempat kembali ke rumahnya di Jalan Parakan Saat I No 37 Bandung pada 18 Maret 1995 sekitar pukul 22.00 WIB.
Hanya sebentar, Nike kemudian keluar bersama kawannya, Sopiatun Wahyuni.
Mereka mengunjungi diskotik Pollo Bandung sekitar pukul 24.00 WIB hingga 19 Maret 1995 pukul 04.00 WIB.
Sebelum kembali ke rumah, keduanya sempat makan di Rumah Makan Kintamani, Jalan Lombok Bandung.
Ayah Sopiatun menerangkan, setelah makan itulah kecelakaan terjadi.
Saat itu, Sopiatun dan Nike tengah berada dalam perjalanan pulang.
Menurut saksi mata, sekitar pukul 06.15 WIB, mobil yang dikemudikan Nike Ardilla melaju dari arah barat menuju arah timur Jalan RE Martadinata.
Tiba-tiba, mobil itu oleng ke kiri membentur bak sampah dan pagar tembok hingga terdengar suara benturan keras.
Polisi dan warga yang memberikan pertolongan mendapati Nike Ardilla sudah meninggal di tempat kejadian.
Jenazah Nike Ardilla kemudian dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk divisum.
Setelah Nike meninggal dunia, lagu-lagunya membahana di seluruh penjuru ibu kota selama dua hari.
Bahkan, seperti dilansir Kompas.com (19/3/2021), meninggalnya Nike di usia yang masih muda disebut-sebut mewakili kesedihan abadi.
Para pedagang kaki lima di Tanah Abang, Jakarta Pusat salah satunya.
Mereka menyetel lagu penyanyi slow rock itu sekeras-kerasnya di tengah lalu lalang manusia.
Di beberapa toko di Jakarta, album-album Nike juga mulai langka lantaran laku keras.
Bukan hanya lagu yang dinyanyikan Nike, lagu persembahan untuk mendiang yang diciptakan Deddy Dores bertajuk "Sebuah Lagu Buat Nike" juga ludes dalam waktu dua minggu.
(*/tribun-medan.com)
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel