Warga Banjaran Bandung Dirikan Dapur Umum Pasca-banjir 2 Meter, Bahan Makanannya dari Mana?
Ravianto November 07, 2024 08:32 PM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Banjir setinggi dua meter menyisakan keprihatinan mendalam di Kampung Bojong Pulus, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Pasalnya pada kejadian Selasa (5/11/2024) lalu, banjir tersebut membuat ribuan kepala keluarga (KK) mengalami dampak yang luar biasa. Dalam hitungan jam, ribuan rumah terendam seketika.

Namun di tengah situasi sulit tersebut, warga menunjukkan solidaritas yang luar biasa dengan mendirikan dapur bersama secara mandiri di lapangan yang biasanya digunakan untuk bermain tenis meja.

Ketua RW 02 Kampung Bojong Pulus, Widia Ningsih (63) mengungkapkan, dapur bersama tersebut diinisiasi lantaran masih banyak warga yang mengalami kerusakan alat masak, terutama kompor, akibat terendam banjir.

"Setelah banjir surut, banyak warga yang alat masaknya rusak. Padahal mereka dan keluarganya tetap perlu makan sehari-hari meskipun kondisinya begini," ujarnya kepada Tribun Jabar pada Kamis (7/11/2024).

Selain itu, Widia mengungkapkan, bantuan sandang dan pangan dari pemerintah daerah yang kurang cepat dan tidak merata pun menjadi salah satu alasan mengapa warganya inisiatif mendirikan dapur bersama.

Selain itu, lambannya dan tidak meratanya bantuan sandang dan pangan dari pemerintah daerah juga mendorong warga RW 02, untuk segera bertindak dengan cepat untuk mengisi perut yang kosong.

Beroperasi sejak sehari setelah banjir, dapur bersama ini menjadi harapan bagi sekitar 600 KK di RW 02.

Tim SAR saat evakuasi warga yang terjebak banjir di Banjaran.
Tim SAR saat evakuasi warga yang terjebak banjir di Banjaran. (Istimewa)

Meski dengan keterbatasan bahan pangan, setiap harinya dapur bersama ini menyediakan sekitar 300 porsi makanan. 

"Untuk bahan-bahan makannya di sini, kami Alhamdulillah dapat bantuan dari desa."

"Terus sejauh ini, Alhamdulillah juga ada bantuan dari para donatur atau relawan. Tapi itu juga tidak banyak dan jumlah terbatas," katanya.

Meskipun begitu, menu yang disajikan sangat bervariasi, mulai dari ayam, tahu, tempe, mie, sayur, hingga telur, tergantung ketersediaan bahan.

Proses masak, dapur ini bisa memasak dua kali dalam sehari.

Di mana, mereka mengandalkan dua kompor sederhana yang satu tungku dan satu lagi dua tungku.

Alat tersebut dioperasikan oleh 10 orang ibu-ibu yang dengan penuh semangat melayani kebutuhan warga.

"Sebenarnya kurang banget untuk bahan. Jadi biasanya kami prioritaskan terlebih dahulu untuk RT 03, yang belum mendapatkan bantuan. Baru itu, lebihnya kita bagikan ke RT lain," ucapnya.

Dengan adanya hal tersebut, Widia berharap pemerintah bisa lebih cepat memberikan bantuan kepada warga.

Khususnya kepada warga yang mengalami dampak cukup parah ketika banjir datang.

"Kami berharap bantuan dari pemerintah bisa segera datang. Dengan adanya dukungan tambahan, dapur bersama ini bisa lebih optimal memenuhi kebutuhan warga yang terdampak," ujarnya.

Sebelumnya, banjir tersebut sempat merendam beberapa desa di Kecamatan Banjaran.

Hal itu disebabkan adanya luapan air dari Sungai Citalugtug dan Banjaran yang tak mampu menahan derasnya hujan.(*)

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.