TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Istri polisi yang juga ibu korban kepergok buang muka saat dipeluk guru honorer Supriyani.
Fitriani Nur tampak senyum sinis saat dipeluk guru honorer Supriyani.
Interaksi ini terjadi saat dimediasi oleh Bupati Konawe Selatan.
Supriyani bercerita ia dipanggil Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga pada Selasa (5/11/2024).
Ia tak menyangka hari itu dipertemukan dengan orang tua D siswa SD Negeri 4 Baito, Aipda Wibowo Hasyim dan Fitriani Nur.
"Di sana Bupati menyampaikan untuk melakukan perdamaian," kata Supriyani.
Dia menekankan bahwa tak mau jika damai dengan syarat membuat pengakuan telah memukul siswa SD menggunakan sapu.
"Di situ saya menjawab, kalau dipertemukan perdamaian pengakuan saya tidak siap, semua sudah saya serahkan ke kuasa hukum saya. Karena saya tidak melakukan perbuatan itu," kata Supriyani.
Mendengar itu, Bupati Konawe Selatan mengatakan bahwa Supriyani masih membutuhkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
"Bupati menyampaikan karir saya masih panjang ke depannya itu saya mengurus SKCK di Kepolisian saya membutuhkan kepolisian tersebut," katanya.
Supriyani berkata ia bersedia jika hanya meminta maaf.
"Kalau masalah minta maaf ya sebagai manusia biasa ya saya minta maaf, tapi kalau disuruh mengakui kesalahan saya tidak siap," kata Supriyani.
Menurutnya Surunuddin Dangga memang tidak mendesaknya untuk mengaku memukul siswa SD.
"Bupati tidak menyampaikan suruh mengakui, cuma bupati mengatakan atur damai saja supaya masalah ini selesai," katanya.
Kuasa hukum korban La Ode Muhram mengatakan tidak ada jebakan apalagi paksaan terhadap Supriyani.
"Tidak ada kata-kata menjebak dan unsur paksaan. Bahkan bu Supriyani diberi kesempatan bicara, bu Supriyani menjelaskan peristwiwa ini sudah damai tidak boleh terulang, bahkan sambil senyum-senyum. Kalau ada keterpaksaan kan kelihatan," katanya.
Ia mengaku kaget ketika Supriyani membuat surat pencabutan damai dengan pihak Aipda Wibowo Hasyim dan Fitriani.
"Kami juga kaget dengan ada surat pencabutan pernyataan damai itu. Dalam surat ada kata dipaksa, dijebak, jadi kami tidak membayangkan inkonsistensi dari guru Supriyani. Kalau sikap Supriyani tidak konsisten seperti itu publik bisa menilai. Bu Supriyani sejak awal sudah mengakui beberapa kali," katanya.
Menurutnya paksaan dan desakan hanya sebagai alibi Supriyani.
"Alibi dari Supriyani karena ada saksinya, ada kepala sekolah permohonan maaf itu, bu Supriyani memeluk ibu korban ini dan meminta maaf, jadi tergambarlah. Dipeluk mohon maaf nangis-nangis," katanya.
Dari video beredar memang tampak Supriyani salaman dan memeluk istri polisi, Fitriani Nur.
Setelah pelukan, Supriyani tampak berbicara sesuatu pada Fitri.
Tapi terlihat Fitriani Nur membuang muka dari Supriyani.