Plt Bupati Malang Dorong Produksi Keju di UPT Pembibitan dan Pengolahan Hasil Ternak
Eko Darmoko November 08, 2024 02:30 AM

SURYAMALANG.COM, MALANG - Plt Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, berharap produksi keju gouda bisa dimaksimalkan di UPT Pembibitan dan Pengolahan Hasil Ternak Malang.

UPT ini berlokasi di Desa Bambang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

UPT ini merupakan satu-satunya pengolah keju yang ada di Indonesia. Namun produktivitas keju belum maksimal.

Oleh karena itu, beberapa hari yang lalu Didik melakukan peninjauan ke UPT, Selasa (5/11/2024).

"Saya ingin melihat secara dekat perkembangan usaha keju, karena ini kan UPT keju se-Indonesia hanya kita yang punya, dan ini sudah produksi cukup lama, hanya saja naik turun dari bahan bakunya," kata Didik.

Selain melakukan peninjauan pengolahan keju, Didik juga menengok kandang sapi perah. Sayangnya, kandang yang berkapasitas besar itu hanya ditampung 38 ekor sapi.

Sementara dari 38 sapi tidak semua bisa diperah. Sedangkan setiap sapi hanya mampu memproduksi susu setiap sapi hanya 8 sampai 10 liter saja.

Maka dari itu, untuk meningkatkan produktivitas susu sebagai bahan keju pembuatan keju, perlu dilakukan evaluasi setelah kunjungan ini.

"Ini kan perlu untuk dievaluasi apa sebabnya. Apakah memang ini sapi yang sudah tua?"

"Kalau sudah tua berarti mereka mesti perlu istirahat. Setelah evaluasi harapannya nanti dari teman-teman terus meningkatkan inovasinya menggairahkan kerjanya dan mencari jalan keluar dari permasalahan ini," terangnya.

Didik berharap ada beberapa alternatif yang bisa diselesaikan yakni melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang membawahi UPT untuk memaksimalkannya.

Secara terpisah, Hari Gunadi, Kepala UPT Pembibitan dan Pengolahan Hasil Ternak Malang menambahkan, sebelum ada Covid-19 dan wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK), sapi perah di UPT sebanyak 130 ekor.

Kini jumlah sapi merosot tajam karena anggaran untuk UPT harus dipangkas dan dialihakan untuk menanggulangi Covid-19.

"Covid itu anggaran kita dipangkas, kemudian kami nggak mampu beli pakan," imbuhnya.

Sementara, anggaran dari Pemerintah Kabupaten Malang juga terbatas. Tahun ini total anggaran yang diberikan hanya Rp 800 juta.

Kemudian Rp 500 juta digunakan untuk pakan sapi dan sisanya untuk kebutuhan susu yang kurang.

“Sebenarnya sangat kurang. Tetapi kami terus berupaya agar ada jalan dan hasilnya baik," tukasnya.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.