TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara Agus Arifin meminta agar pasangan calon memanfaatkan waktu kampanye dan debat terakhir calon Gubernur untuk menyakinkan pemilih.
Dia pun meminta agar seluruh pendukung kedua pasangan calon tetap menjaga suasana yang kondusif dan damai.
"Kami berharap kedua paslon dapat memaafkan secara baik sisa waktu kampanye dan debat ketiga nanti untuk meyakinkan masyarakat untuk memilihnya," kata Agus kepada tribun, Jumat (8/11/2024).
Agus mengatakan, pemilihan Gubernur pada 27 November 2024 semakin dekat.
Mantan ketua KPU Langkat itu berpesan agar calon dan pendukung lebih mengedepankan gagasan dan visi misi untuk mencari dukungan.
Termasuk saat debat ketiga, Agus meminta agar seluruh pihak tak melakukan tindakan yang membuat suasana tidak damai.
"Jaga semangat komitmen pelaksanaan pilkada tenang, kondusif dan berjalan damai.
Kesempatan bagi masyarakat untuk melihat dan mendengar visi misi pasangan calon," kata Agus.
Masa kampanye calon Gubernur Sumut menyisakan 15 hari lagi.
Sementara debat ketiga calon Gubernur Sumut akan berlangsung pada 13 November 2204 yang akan berlangsung di Hotel JW Marriott, kota Medan.
Soal keributan saat debat kedua calon Gubernur Sumut, Agus mengatakan KPU akan melakukan evaluasi agar debat terakhir bisa lebih kondusif.
"Ya tentu akan ada evaluasi, harapan kita nanti debat ketiga jangan lagi seperti itu. Agar bisa berjalan lancar dan masyarakat lebih dapat melihat visi dan misi calon. Sekali lagi saya harap seluruh pihak menjaga kondisi yang damai," tutup Agus.
Keributan terjadi di arena debat calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
Kejadian itu saat jedah debat yang berlangsung di Hotel Santika Medan, Rabu (6/11/2024).
Saat sesi jedah kedua pendukung pasangan calon saling beradu yel yel. Mereka juga terdengar meneriakkan kalimat kalimat dukungan.
Lampu di dalam arena debat sedikit redup ketika itu. Tak lama pendukung Edy berteriak sambil menunjuk ke arah pendukung Bobby.
Terlihat sejumlah pendukung Edy berdiri dari bangku ingin menyambangi tempat duduk pendukung Bobby.
Petugas kepolisian yang berada di dalam lokasi debat langsung melerai keributan tersebut.
Keributan pun belum bisa diredam, hingga saat waktu jedah selesai. Moderator yang memimpin jalannya debat meminta agar kedua pasangan pendukung untuk tenang.
"Harap seluruh tenang, kami tidak akan memulai acara jika semua tidak tenang," kata moderator.
Sutrisno Pangaribuan selaku juru bicara Edy-Hasan mengatakan, para pendukung Edy-Hasan bereaksi karena ada influencer yang mendapat pengancaman diduga dari pendukung Bobby-Surya.
"Kita mendapat informasi ada influencer yang diancam dari pendukung sebelah. Oleh karena itu kita minta aparat keamanan untuk segera mencari siapa yang melakukan pengancaman," ungkap Sutrisno.
"Itu kan ada CCTV, jadi kita bisa pastikan agar orang yang melakukan pengancaman itu ditemukan. Katanya Pilkada riang gembira kok malah ngancam," tutupnya.
Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 1, Bobby Nasution mengkritik tentang infrastruktur jalan di Sumut yang rusak di Sumut saat debat calon Gubernur Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan Bobby saat ditanya mengenai peningkatan moda transportasi publik di daerah.
"Minimnya moda transportasi antar daerah terutama daerah terpencil jika terpilih apa langkah konkrit sistem transportasi agar lebih efisien dan terjangkau," kata moderat kepada Bobby.
Bobby lalu mengatakan bila Medan telah memiliki moda transportasi seperti bus listrik.
"Mungkin rumah bapak bisa naik bus listrik, pak ke depan akan kita tambah di Medan.
Tentang moda transportasi terpencil, saya yakin dua bulan hancur kenapa karena jalannya hancur bagaimana mau transportasi," kata Bobby.
Bobby mengatakan sebelum membuat transportasi, perlu perbaikan jalan di Sumut agar bisa muda dilalui.
Bobby juga menyinggung soal pernyataan Edy yang menyebut bila jalan yang rusak adalah jalan nasional dan jalan desa.
"Ke depan infrastruktur harus benar benar jadi keutamaan jalan rusak dibilang nasional, jadi gubernur kerjanya mau ngapain," kata Bobby.
Bobby pun lalu mengatakan bila kondisi jalan rusak banyak ditemukan di Sumut. Namun sebut dia pada saat menjabat Gubernur Edy malah memperbaiki jalan di rumah dinas Gubernur sebesar Rp 2 milliar.
"Mohon izin pak Edy syaa baca di media bapak hanya untuk benerin halaman rumdis 2 miliar. Untuk jalan yang lain tak ada, kepala desa, bupati wali kota pemerintah pusat jangan hanya rumah dinas," kata Bobby.
(cr17/tribun-medan.com)