TRIBUNJABAR.ID - Sosok Niatus Sholihah, gadis difabel yang ditawari Raffi Ahmad menjadi staf Utusan Khusus Presiden tengah ramai menjadi perbincangan.
Sekedar informasi, Raffi Ahmad dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto di bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.
Kini, Raffi Ahma memberikan tawaran kepada Niatus Sholihah untuk menjadi staffnya.
Sosok Niatus Sholihah sempat viral di media sosial karena perjuangan hidupnya.
Lahir dengan kondisi tubuh yang berbeda dari kebanyakan orang, ia dibuang oleh orang tuanya.
Selama ini, ia pun dirawat oleh kakek dan nenek.
Bahkan, ia sempat mengira kakek nenek yang merawatnya sebagai orang tua kandung, akan tetapi ia pun tahu fakta sebenarnya.
Baru-baru ini, Niatus Sholihah diundang di dalam program FYP.
Lewat program tersebut, ia bertemu dengan Raffi Ahmad hingga akhirnya ditawari menjadi untuk staffnya.
Ia juga sebentar lagi akan lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana.
Karena itulah, suami Nagita Slavina itu mengajak Niatus Sholihah untuk bergabung menjadi staffnya di Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.
"Kamu bisa bantuin aku menjadi salah satu staff untuk di Utusan Khusus Presiden bagian Generasi Muda dan Pekerja Seni," kata Raffi Ahmad.
"Kamu pikirin dulu, enam bulan lagi kan kamu lulus, kalau kamu udah lulus kamu nanti ketemu aku," lanjut Raffi.
Kisah Niatus Sholihah
Belakangan kisah pilu Niatus Sholihah, gadis difabel asal Bondowoso, Jawa Timur ini viral beredar di Instagram.
Diketahui kisah pilu Niatus Sholihah itu jadi sorotan setelah tayang di acara Kick Andy pada 2023 lalu.
Dalam tayangan tersebut, ia menceritakan kisah hidupnya yang tak anggap orangtuanya.
Niatus mengaku mengetahui sosok orangtuanya secara mengalir.
“Mengalir aja, diberikan kesadaran sendiri, oh iya ternyata mereka adalah orangtua saya, tanpa dijelaskan mereka seperti mengetahui,” ujar Niatus Sholihah, dikutip Tribunjabar.id, Sabtu (19/10/2024).
Niatus menceritakan tetangganya bahkan memberitahukan kepadanya.
Namun, hingga kini Niatus mengaku belum ada pengakuan langsung dari orangtuanya, terutama ayahnya.
Sementara ia mengaku sang ibu sempat berbicara langsung kepadanya dan mengakuinya.
“Kalau ibu sadar, sempat bilang kalo ini ibumu,” ucap Niatus.
Niatus menceritakan perlakuan ayahnya kepadanya yang cuek seolah tak saling kenal tak memiliki ikatan.
Mendapati kenyataan itu, Niatus mengakui sempat merasakan perasaan kecewa.
Ia merasa hidup tidak adil baginya karena memiliki kekurangan fisik sebagai penyandag disabilitas.
“Di satu sisi saya sudah diuji dengan perbedaan fisik dengan orang normal, di sisi lain saya juga diuji tentang keluarga,” ungkap Niatus sembari menitikan air mata.
Sebagai seorang anak, tentu Niatus juga ingin disayangi dan dicintai seperti anak normal pada umumnya dari orangtua sendiri.
Meski begitu, Niatus berbesar hati untuk menunggu dan membuka pintu kehadiran orangtuanya tersebut.
“Sampai kapanpun akan ku tunggu kehadiran mereka, pintu ini selalu terbuka untuk mereka, tidak ada rasa dendam dan marah,” ungkapnya.
Di sisi lain, Niatus pun masih bersyukur karena kakek dan neneknya begitu ikhlas membesarkannya.
Ya, selama dibuang Niatus dirawat kakek dan neneknya, yang dulu sempat ia kira orangtuanya.
Ia bertahan hidup dengan kakek dan neneknya di rumah sederhana.
Sehari-hari kakeknya bekerja mencari nafkah sebagai penjual balon keliling.
Penghasilan dari jualan balon tersebut pun tak menentu.
Sedangkan sang nenek sudah berhenti jualan meski sempat membuka warung di rumah.
Dari usaha itulah, kakek dan nenek menghidupi Niatus hingga sampai lulusan SMA.
Nia juga berusaha membantu kakek neneknya dengan berjualan sembari sekolah sejak SD.
Meski penghasilan kakeknya tak seberapa tidak menjadi penghambat membuat Niatus mendapatkan pendidikan meski banyak cobaan yang dilalui.
Bahkan Niatus akhirnya bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi berkat kegigihannya.
Ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah lewat program KIP Kuliah.
Meski tak memiliki tangan yang normal, ternyata Niatus masih bisa menulis.
Bahkan Niatus memiliki bakat menggambar hingga berprestasi melukis dan mewarnai.
Diketahui Niatus mendapatkan beasiswa kuliah di universitas PGRI Semarang dengan jurusan pendidikan guru pendidikan anak usia dini ( PGPAUD ).
Sukses Jadi Konten Kreator
Selama menjalani kehidupannya, tak jarang Niatus Sholihah mendapatkan bullyan dan merendahkan dirinya.
Namun Niatus berhasil bangkit keterpurukannya dan membuang jauh bullyan tersebut dengan diubah menjadi cambukan baginya untuk meraih kesuksesan.
Hingga akhirnya gadis difabel kelahiran 16 Desember 2002 ini mulai memutuskan menjadi seorang konten kreator.
Dengan konten yang sudah dibuat banyak orang terinspirasi dan mulai mengenalnya dengan segala kekurangannya.
Di luar aktivitasnya kuliah, Niatus juga sibuk dengan menjadi konten kreator TikTok, Instagram hingga Youtube.
Di Instagramnya, Niatus memiliki 62 ribu pengikut, dan di TikTok-nya ia juga memiliki 1,7 juta pengikut.
Berkat menjadi content creator Niatus juga bisa bertemu banyak orang hebat seperti artis tv Irfan hakim, atta halilintar, Aurel Hermansyah, Abdullah Mansuri, Ridho ilahi, Fauzan Nasrul, Jordi orsu dll.
Ia juga banyak bertemu para creator Indonesia di berbagai event.
Berkat menjadi konten kreator Niatus juga bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, bisa renovasi rumah, membeli kursi ruang tamu, renovasi kamar, beli lemari dll hingga membayar hutang kakek neneknya.