SURYA.CO.ID - Masih ingat kasus Nia gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatera Barat? Kisahnya akan diangkat menjadi film.
Pembunuhan Nia Kurnia Sari pada September 2024 lalu sempat menyita perhatian publik.
Niat berjualan gorengan keliling desa demi menabung biaya kuliah.
Namun, nasibnya naas menjadi korban pembunuhan seorang pemuda bernama Indra Septiawan.
Kisah pembunuhan Nia Kurnia Sari rencananya akan diangkat ke layar lebar dengan menggandeng Sutradara Aditya Gumay.
Pembuatan film tersebut telah diketahui pihak keluarga.
Pihak keluarga Nia Kurnia Sari mengungkap, bahwa kru belakang layar sudah berkunjung di Padang Pariaman untuk meminta izin.
“Iya sudah tau (akan difilmkan),” kata Ratu, salah satu perwakilan keluarga saat menjadi bintang tamu di acara Pagi Pagi Ambyar TransTV, Rabu (6/11/2024).
“Kami sudah beri izin dan support, memberi kebebasan angkat cerita ini, pihak sutradaranya Aditya Gumay,” kata Ratu.
Sayangnya, keluarga belum bercerita akan bagaimana kisah tragis Nia Kurnia Sari ini akan diangkat, mengingat kisahnya pasti meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga.
Namun, Ratu menegaskan kalau keluarga berharap jika Nia bisa menjadi teladan bagi anak-anak muda untuk mau bekerja keras demi meraih cita-cita dan menyejahterakan keluarga.
“Harapan besar difilmkan ini bukan untuk kenang tragedi, tapi sosok motivasi di zaman milenial,” kata Ratu.
“Anak tanpa gengsi berkorban untuk keluarga wujudkan cita-cita adik dan keluarga,” katanya.
Kronologi Pembunuhan Nia Kurnia Sari
Kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari menuai simpati publik.
Indra Septiarman (28) atau IS pelaku pembunuhan Nia itu sudah mengincar korban.
Bahkan IS diduga sudah pernah melakukan 3 kali percobaan pemerkosaan terhadap korban, Nia.
Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Pol Suharyono mengungkap kejadian nahas itu bermula saat Nia menjalankan rutinitasnya berjualan gorengan keliling, sekira pukul 16.00 WIB.
Lantas sekira pukul 17.00 WIB, Nia berjumpa dengan empat pemuda yang sedang duduk di warung. Pemuda-pemuda itu pun membeli gorengan Nia.
Dari keempat pemuda itu, IS salah satunya.
Irjen Pol Suharyono menyebut proses keempat pemuda membeli gorengan korban berlangsung sampai pukul 17.10 WIB.
Kala itu kondisi sedang hujan lebat.
IS pun terbersit memiliki rencana jahat untuk merudapaksa Nia.
Lantas sekira pukul 18.25 WIB, IS melihat korban di Pasar Gelombang saat sedang berjalan menuju rumah.
Sendirian, IS pun mengikuti korban, lalu IS pun menghadang korban dan menyekapnya. Hal itu terjadi pukul 18.30 WIB.
Saat menghadang IS sudah menyiapkan tali rafia merah untuk mengikat korban, agar memudahkan niatnya memperkosa korban.
"Awal korban disekap, IS tidak merencanakan untuk membunuhnya, hanya untuk memperkosanya," ujarnya.
Namun, kondisinya berbeda korban melakukan perlawanan, sehingga pelaku menyekap korban selama enam menit sampai korban tidak sadarkan diri.
Setelah korban disekap dan tak sadarkan diri. Pelaku memperkosa korban dan langsung menguburkannya dalam waktu yang singkat, sekira sampai pukul 19.30 WIB
Lalu, di pukul 20.00 WIB, tersangka kembali pulang ke rumah dan mengganti pakaiannya yang sudah kotor dan basah kuyup, karena kondisi cuaca hujan.
Hingga akhirnya Nia dilaporkan hilang pada Jumat (6/9/2024) saat tidak kembali ke rumah setelah menjajakan gorengan di sekitar Nagari Guguak, 2×11 Enam Lingkung, Padang Pariaman
Sekira pukul 23.00 WIB tim gabungan dan keluarga korban langsung melakukan pencarian pada korban.
Lalu, korban ditemukan dua hari setelahnya, Minggu (8/9/2024) dalam kondisi terkubur tanpa busana berjarak ratusan meter dari lokasi korban diduga dinyatakan hilang.
IS akhirnya ditangkap Kamis (19/9/2024), setelah sempat menjadi buronan polisi sejak 11 hari terakhir.
Aksi penangkapan IS viral di sosial media, dirinya bersembunyi di sebuah rumah kosong di tengah pemukiman warga.
IS terekam bersembunyi di atap rumah tersebut, hingga akhirnya dipaksa turun oleh petugas kepolisian, melewati tangga.
Tampak IS tak mengenakan pakaian, hanya mengenakan celana pendek berwarna hijau.
Dalam video penangkapan yang beredar, tampak puluhan warga dan polisi mengepung sebuah rumah yang menjadi tempat persembunyian IS.
Proses penangkapan berlangsung tegang, dengan terdengar suara tembakan di lokasi kejadian.