TRIBUNJATIM.COM - Viral sosok Pak Imang pedagang buah keliling.
Tiap hari Pak Imang jalan kaki 4 jam sambil memikul buah dagangannya.
Kondisi rumah Pak Imang ternyata juga memilukan.
Tak jarang ia pulang dengan tangan kosong.
Kalau sudah begini, Pak Imang atau Abah Imang terpaksa berjalan kaki dari Stasiun Bogor menuju rumahnya.
Lansia 70 tahun ini harus berjalan selama empat jam lamanya untuk tiba di rumah yang berada di Kampung Sukamanah, Kelurahan Bitung Sari, Kecamatan Ciawi, Jawa Barat.
Estimasi waktu ini pun diketahui berdasarkan pencarian Tribun Jakarta dari Google Maps.
Jarak antar Satasiun Bogor dengan rumah Abah Imang sekitar 19 kilometer.
Jika menaiki kendaraan roda dua akan menempuh waktu sekitar 37 menit dari Stasiun Bogor.
Lelah memang. Bahkan pakaian yang dikenakannya pun dibasahi dengan keringat ketika perjalanan pulang.
Namun, itu menjadi satu-satunya cara agar Abah Imang bisa pulang dan bertemu istrinya yang sudah menunggu.
Sembari memikul kembali buah yang diketahui hasil panen milik orang lain, Abah Imang terus memikirkan sang istri di rumah yang tengah sakit-sakitan.
Pasalnya, jika dagangannya tak laku, istrinya juga ikut tak makan seperti dirinya.
Lagi-lagi hanya air putih yang bisa diminumnya sebagai untuk mengganjal lapar.
Sehingga Abah Imang sempat berpikir ingin mencicipi rasa roti di mini market.
"Abah punya keinginan ingin sekali Merasakan roti yang dibeli di Mini market karena abah sering, dikutip dari instagram @partners_in_goodness, Kamis (7/11/2024), melansir dari TribunJakarta.
Pendapatan Abah Imang tak banyak, hanya berkisar Rp 30 ribu perhari.
Uang ini hanya cukup untuk makan sehari itu saja.
Bila dagangannya laku, Abah Imang enggan mengotak-atik pendapatannya.
Ia memilih membawa uang tersebut utuh dan menahan lapar sampai ke rumah agar sang istri bisa membeli bahan makanan untuk mereka.
Tak terasa, air matanya menetes begitu saja ketika bercerita.
Sekalipun tubuh tuanya kadang tak kuat memikul dagangan, namun semuanya tak sebanding dengan besarnya tanggung jawab untuk keluarga.
"Abah Imang tinggal bersama istri beliau yang sudah sakit sakitan sehingga istri Abah hanya bisa beraktivitas di rumah saja. Abah dan istri beliau tinggal di rumah yang sangat sederhana. Rumah beliau pun tak memiliki WC sehingga Abah harus menumpang," jelasnya.
Kini, warganet berduyun-duyun ingin membantu Abah Imang. Mereka berpartisipasi memberikan donasi di akun tersebut.
Sebelumnya juga viral sosok Mbah Sabar, penjual kue putu nangis tak makan 3 hari.
Mbah Putu berjuang jualan kue putu selama 3 bulan, namun ia hanya mendapatkan uang Rp 150 ribu.
Padahal, Mbah Sabar ingin memberi uang untuk istrinya di kampung.
Mbah Sabar sendiri kini berusia 78 tahun.
Ia biasa menjual kue putu di Parung Kuda, Sukabumi, Jawa Barat.
Meski memiliki nama Sabar, tapi kakek tersebut tak kuasa menahan beratnya beban hidup yang membuatnya menangis.
Mbah Sabar menangis menahan lapar yang telah dirasakannya selama 3 hari.
"Kemarin 3 hari tidak makan, sungguh," ucapnya, melansir dari akun Instagram @partnersingoodness, Rabu (6/11/2024) via TribunBogor.
"Makanya kalau ditanya kadang suka sedih," sambungnya.
"Karena sedihnya gak makan," ungkap mbah Sabar.
Setiap hari, Mbah Sabar harus memikul gerobak dengan berat hampir 70 kilogram berisi peralatan dan bahan bahan kue.
Tak banyak yang didapat dari berjualan kue putu.
Meski demikian tubuhnya yang sudah renta tetap harus menghidupi keluarga.
Mbah Sabar bahkan masih berkeinginan untuk mengirim penghasilannya untuk istri.
"Sudah 3 bulan ini berusaha mengumpulkan duit agar bisa mengirimkan nya ke istri di kampung, namun baru mendapatkan Rp 150 ribu rupiah," jelasnya.
Mbah Sabar yang berjuang berjauhan dengan istri pun sering kali mengalami sakit yang menyiksa.
Mbah Sabar menderita sakit ketika buang air kecil dan juga menderita gula darah dan harus minum obat setiap hari.