Kota Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan di Indonesia karena perannya dalam mempertahankan kemerdekaan pada 10 November 1945. Pada 2024, kota ini telah berusia 731 tahun. Lantas, bagaimana sejarah awal Surabaya?
Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur. Letaknya berada di tepi pantai utara Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan Sidoarjo, Gresik, dan Selat Madura.
Kota ini dikenal memiliki suhu yang panas karena berada pada dataran rendah. Meski begitu, sejak dulu sampai sekarang, Surabaya menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan.
Asal usul pendirian kota Surabaya tak lepas dari wilayahnya yang merupakan bagian dari kerajaan Majapahit. Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah Surabaya menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di pesisir utara Jawa.
Pelabuhan ini berperan besar dalam meningkatkan perekonomian Majapahit, terutama melalui lalu lintas kapal yang melintasi Kali Brantas dan Kali Mas. Kondisi wilayah yang strategis membuat bangsa asing tertarik dan menyebabkan adanya pertempuran.
Pada akhirnya, Surabaya menjadi sebuah 'tanda' kemenangan atas perlawanan Majapahit terhadap bangsa asing.
Dikutip dari buku Pasak Sejarah Indonesia Kekinian Surabaya yang ditulis oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kota Surabaya pada 2018, berdirinya Surabaya ditandai dengan kemenangan Raden Wijaya sebagai raja pertama Majapahit dalam melawan pasukan Mongol pada 31 Mei 1293.
Meski begitu, Majapahit kemudian runtuh dan wilayah Surabaya kemudian dikuasai oleh Kerajaan Mataram Islam. Berabad-abad kemudian, datanglah rombongan bangsa Eropa ke Nusantara dan salah satunya sampai ke Surabaya.
Pada 1705, wilayah Surabaya kemudian dikuasai oleh kongsi dagang Belanda yakni Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Kekuasaan VOC dimulai setelah diadakan perjanjian dengan Raja Mataram. Perjanjian ini sekaligus menandakan dimulainya kekuasaan Belanda di Surabaya.
Menurut buku Sejarah Pemerintah Kota Surabaya karya Purnawan Basundoro pada 2012, yang dikutip Rabu (6/11/), wilayah Surabaya yang sebelumnya dikuasai oleh VOC kemudian diambil alih oleh Pemerintah Belanda di Indonesia, setelah runtuhnya VOC.
Pada 1903, Pemerintah Kolonial Belanda kemudian mengeluarkan Undang-Undang (UU) Desentralisasi yang mengatur mengenai pencabutan larangan membawa istri dan anak bagi orang Eropa di Hindia Belanda.
Pencabutan larangan ini menyebabkan semakin banyak warga Eropa yang menetap di Hindia Belanda. Akibatnya, terjadi lonjakan penduduk di setiap kota, termasuk Surabaya.
Saat itu, kota di Hindia Belanda belum memiliki hak otonom karena kewenangan administrasi dan finansial masih dipegang sepenuhnya oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Namun, banyaknya orang Eropa yang mengeluh dengan kondisi perkotaan di Hindia Belanda, akhirnya Pemerintah memberikan kewenangan kepada setiap wilayah untuk memiliki pemerintahannya sendiri, salah satunya adalah Surabaya.
Pada 1 April 1906, Surabaya diresmikan sebagai kota oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kota Surabaya pertama kali dipimpin oleh seorang Burgemeester atau walikota bernama Mr. A. Meyroos yang berkebangsaan Belanda.
Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan, istilah-istilah kota dan jabatan yang sebelumnya menggunakan bahasa Belanda kemudian diubah ke dalam bahasa Indonesia. Namun, secara garis besar struktur pemerintahan kota masih tetap sama.
Kota Surabaya sempat mengalami pertempuran dahsyat yang terjadi pada 10 November 1945, tepat beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia. Hal ini dipicu oleh kedatangan pasukan sekutu yang dinilai sebagai ancaman oleh rakyat Surabaya.
Rakyat Surabaya memandang kedatangan pasukan sekutu yang turut membawa pasukan Belanda bernama Nederlandsch Indischë Civil Administratie (NICA) sebagai upaya Belanda untuk menguasai kembali wilayah Indonesia yang baru saja merdeka.
Akibatnya, terjadi pertempuran besar antara rakyat Surabaya dan pasukan Sekutu serta NICA dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan ini berhasil dimenangkan oleh rakyat Surabaya dan mengusir pasukan Sekutu dan NICA dari Surabaya.
Di kemudian hari, momen "Pertempuran Surabaya" pada 10 November 1945 ini diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.