Ini dilakukan sehingga akomodasi bantuan bisa dilakukan dengan baik
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang mengungsi secara mandiri diarahkan untuk beralih ke posko utama yang disiapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Ini dilakukan sehingga akomodasi bantuan bisa dilakukan dengan baik,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran konferensi pers yang diikuti dari Jakarta, Jumat petang.
Ia mengakui bahwa masih cukup banyak korban erupsi yang mengungsi secara mandiri hanya memanfaatkan terpal yang dijadikan sebagai tenda untuk berlindung. Mereka tersebar di beberapa titik yang salah satunya berada di Desa Pululera Kecamatan Wulanggitang Flores Timur, atau bagian utara pos pemantau gunung api Badan Geologi.
“Akan diupayakan karena sedapat mungkin dalam kondisi seperti ini, supaya bergabung ke pengungsian yang sudah disiapkan. Selain memudahkan pendataan juga bisa lebih terjamin,” katanya.
Dia menegaskan bahwa mulai dari kebutuhan pokok berupa makanan, air bersih, hingga keperluan kesehatan sudah disiapkan dengan jumlah yang proporsional di posko pengungsian utama.
Pusdalops BNPB melaporkan posko pengungsian utama/terpusat ini tersebar sebanyak enam titik di Flores Timur dan Kabupaten Sikka. Masing-Masing untuk Flores Timur pengungsian berada di Desa Lewolaga, Desa Hokeng dan Desa Konga. Di Kabupaten Sikka setidaknya ada sebanyak tiga tempat pengungsian yang disiapkan untuk menampung setiap erupsi Lewotobi Laki-Laki ini.
Sementara secara terpisah, berdasarkan pantauan tim ANTARA yang meliput di Desa Pululera tersebut, pada Jumat malam, ada sekitar 40 tenda yang ditempati 700 orang korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, dengan kondisi sangat terbatas tanpa penerangan dan jauh dari kata layak.
Posko pengungsian terpadu terdekat dari lokasi warga bermukim ini berada di Desa Konga.
Namun untuk mengevakuasi para pengungsi tersebut ke Desa Konga hanya bisa dilakukan dengan cara melewati Jalan Raya Nasional Trans Flores yang rawan karena hanya berjarak lima kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Sementara sampai dengan sore tadi erupsi masih terus berlangsung. Oleh karena itu para pengungsi terpaksa menunggu untuk mendapatkan bantuan atau menunggu untuk dievakuasi ke lokasi pengungsian terpadu.