TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Debat publik 5 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Dairi yang berlangsung di Hotel Santika Dyandra, Kota Medan berlangsung saling sindir, Sabtu (9/11/2024).
Salah satunya terjadi saat pasangan calon nomor urut 2, Eddy Keleng Ate Berutu - Depriwanto Sitohang mengungkapkan akan melakukan pemekaran terhadap beberapa kecamatan dan beberapa desa di Kabupaten Dairi.
Dalam sesi menjawab pertanyaan dari panelis, Eddy Berutu menjelaskan alasan melakukan pemekaran untuk meningkatkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
"Untuk meningkatkan APBD maka kami akan memekarkan beberapa kecamatan. Kami sudah review, akan memekarkan beberapa kecamatan, sehingga tambahan anggaran untuk pemerintah . Paling tidak ada 2 kecamatan . Kedua, beberapa desa akan kami mekarkan beberapa desa baru , sehingga pelayanan publik akan lebih baik dan anggaran akan bertambah, " ujar Eddy Berutu.
Selain itu, terkait infrastruktur, pihaknya akan menggabungkan anggaran APBD dengan anggaran dana desa.
"Kami akan meriview, dan berbicara dengan beberapa kepala desa , dimana jalan - jalan menuju desa yang mereka komit untuk menganggarkan hibah , dan statusnya akan kita ubah dari jalan kabupaten menjadi jalan desa, " jelasnya.
Pernyataan itu kemudian ditanggapi oleh masing - masing pasangan calon. Salah satunya calon wakil bupati nomor urut 4, Barita Sihite. Dirinya menyebut, pemekaran bukan lah solusi.
"Pemekaran kecamatan kami rasa itu bukanlah solusi. Kalau kami terpilih, kami akan melebihkan porsi dana APBD untuk penanganan jalan. Kalau itu kita fokuskan, dalam 2 tahun jalan di Kabupaten Dairi akan bagus, " kata Barita.
Calon wakil bupati nomor urut 5, Wahyu Daniel Sagala juga ikut memberikan tanggapan terkait pernyataan itu. Mantan Kepala Desa Lae Nuaha itu menjelaskan bahwa kebutuhan jalan juga sangat penting bagi masyarakat.
"Tentunya untuk mensukseskan jalan ini, kita harus bermusyawarah dengan masyarakat ataupun DPRD kabupaten kita beserta instansi lainnya dengan tugas pokok dan fungsinya. Gak usah muluk - muluk, yang penting kita bisa memajukan dari desa menuju kota itu yang penting, " kata Wahyu.
Calon wakil bupati nomor urut 1, Dedy Manihar Matondang juga memberikan tanggapan terkait penambahan kecamatan.
"Ada sedikit yang mengherankan menurut saya pak. Bapak bilang penambahan APBD, tapi menambah kecamatan pak. Itu bagaimana caranya pak?, " tanya Dedy.
Kemudian terkait perubahan jalan kabupaten menjadi jalan desa, Dedy menilai hal itu akan menjadi tambahan beban bagi suatu desa.
"Kemudian bapak bilang jalan itu akan di biaya desa, itu pak sama dengan membebani desa pak. Kasian kepala desa pak. Di periksa polisi pak, " katanya mengakhiri.
Pendapat itu kemudian dibalas langsung oleh Eddy Berutu dengan menyebut bahwa mereka belum pernah duduk di kursi pemerintahan.
"Memang mudah mengatakan kalau anda belum duduk di pemerintahan, " katanya.
Kemudian, Depriwanto Sitohang menambahkan hal itu dilakukan, karena jika pemekaran desa dilakukan, maka akan menambah anggaran sebesar Rp 1 Miliar untuk tiap desa.
Suasana debat pun kemudian menjadi riuh saat masing - masing pendukung pasangan calon meneriakkan yel - yel pasangan calon.
(cr7/www.tribun-medan.com).