TRIBUNNEWS.COM, Jambi – Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi terkejut atas insiden keracunan yang menimpa warga Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun Sentano, Desa Balai Rajo, Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo, Jami.
Dua dari delapan orang yang mengkonsumsi madu klanceng dari hutan dilaporkan meninggal dunia pada Selasa, 12 November.
Peristiwa keracunan ini bermula ketika kelompok SAD mengkonsumsi madu yang mereka ambil dari hutan.
Koordinator Divisi Komunikasi KKI Warsi Jambi, Reni, menyatakan bahwa mengkonsumsi madu dari hutan adalah praktik yang biasa dilakukan oleh warga SAD.
"Kami sangat terkejut dengan informasi ini dan turut berduka atas peristiwa yang terjadi. Mengkonsumsi madu kelulut sudah hal yang sangat biasa dilakukan oleh Orang Rimba. Sampai menimbulkan kematian tentu perlu dipertanyakan apa yang sesungguhnya terjadi," ungkap Reni pada Rabu, 13 November.
Reni berharap pihak medis dapat memberikan penjelasan terkait insiden ini.
Ia menekankan pentingnya analisis untuk memahami penyebab keracunan yang mengakibatkan hilangnya nyawa.
"Hal ini tidak hanya berdampak pada warga SAD, tetapi juga pada masyarakat umum yang biasa mengkonsumsi madu tersebut," tambahnya.
Ketika ditanya apakah keracunan ini disebabkan oleh konsumsi madu yang berlebihan, Reni menegaskan bahwa hal tersebut tidak mungkin menjadi penyebab kematian.
Ia menjelaskan bahwa kandungan utama madu adalah fruktosa, yang tidak berpotensi menyebabkan kematian meskipun dikonsumsi dalam jumlah banyak.
"Secara umum, kandungan madu itu fruktosa. Jadi tidak akan menimbulkan kematian jika dikonsumsi banyak atau sedikit," jelasnya.
Reni menekankan pentingnya mendapatkan penjelasan yang sesuai dengan fakta agar kejadian ini bisa menjadi pembelajaran di masa depan.
(TribunJambi.com/Wira Dani Damanik)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).