Kisah Nenek Warsiyem, Pakai Tongkat Lapor Mas Wapres, Ingin Utang di Bank Dihapus Tapi
Muhammad Olies November 15, 2024 01:30 AM

TRIBUNJATENG.COM- Program 'Lapor Mas Wapres' yang dicanangkan Gibran Rakabuming direspon warga.

Mereka melaporkan berbagai persoalan agar bisa dicarikan solusinya oleh Wapres yang juga putra Presiden RI ke tujuh, Jokowi itu.  

Salah satunya adalah Nenek Warsiyem (70). Perempuan lansia ini mendatangi istana Wakil Presiden untuk curhat soal utangnya di bank. 

Warsiyem ingin memanfaatkan program 'Lapor Mas Wapres' yang dicanangkan Gibran Rakabuming. 

Nenek yang sudah sulit berjalan itu meminta supaya utangnya yang ada di bank bisa dihapuskan.

 Dia sengaja datang untuk memanfaatkan program 'Lapor Mas Wapres'.

Melansir dari Kompas.com, Kamis (14/11/2024) Warsiyem datang sendirian ke Jakarta dengan kondisi keterbatasan ekonomi.

Bahkan tubuh rentanya pun tak bisa membuatnya berdiri sehingga harus dibantu menggunakan tongkat untuk berjalan.

Lantaran kaki kiri tidak dapat lagi digunakan secara maksimal. Namun tak menyurutkan niat nenek Warsiyem lapor Mas Wapres.

"Saya punya pinjaman di bank. Pak Prabowo kan kalau punya pinjaman di bank mau dilunasin," kata Warsiyem.

 Warsiyem yang dibantu tongkat untuk berjalan itu sempat menangis mengingat utang-utangnya yang masih tersisa.

 Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat menyampaikan pidatonya (Instagram)
Sementara dirinya tak sanggup lagi membayarnya.

Warsiyem semula berprofesi sebagai pedagang di sebuah sekolah di Surabaya.

untuk curhat soal utang di bank. Perempuan
Nenek Warsiyem nekat datang ke Istana untuk curhat soal utang di bank. Perempuan lansia ini ingin utang itu dihapuskan.

Suatu hari, dia terjatuh pada suatu subuh dan membuat kakinya patah dan harus dijahit. Kini, dia tidak lagi bisa bekerja.

"Ya gimana mau kerja tho, wong kaki saya begini," kata dia. 

 Sayangnya, perjalanan yang jauh itu sia-sia.

Dia tak mendapatkan nomor antrean untuk curhat lewat program yang dibentuk oleh Wapres Gibran Rakabuming Raka itu. 

Di antara banyaknya orang-orang yang ingin melapor dan berdiri tepat di depan gerbang masuk Istana Wakil Presiden, Marsiyem hanya bisa duduk di trotoar dengan membawa tas dan tongkat jalannya. 

Perempuan kelahiran Yogyakarta itu bahkan menemui penjaga Istana Wapres untuk meminta izin dirinya turut tidur di pos penjagaan.

 Sebab, dia tidak punya lagi uang untuk bisa menyewa hotel atau untuk sekadar berjalan. 

Dia bahkan mesti dibantu untuk berdiri ketika menemui penjaga istana.

"Ya saya mau tidur di sini aja. Enggak punya uang. Nanti transportnya, naik pakai apa?" kata perempuan itu.

Gebrakan Baru Gibran

Sebelumnya, Wakil presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka membuat gebrakan baru dengan membuka layanan pengaduan untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Layanan pengaduan tersebut dibuka di istana Wakil Presiden yang berada di jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Pengumuman tersebut dimuat Wapres Gibran dengan memposting unggahan poster di akun instagram pribadinya @Gibran_rakabuming, Minggu (10/11/2024).

Dalam keterangannya, layanan pengaduan tersebut mulai dari hari senin hingga jumat. dari pukul 08.00 - 14.00 WIB.

Tak hanya itu, Gibran juga memuat pengaduan via whatsapp di nomor 0811-704-2207.

"Kepada yang saya cintai, seluruh warga negara Indonesia, Mulai besok, saya akan membuka pengaduan dari masyarakat Indonesia secara terbuka untuk umum. Bapak Ibu dapat langsung datang ke Istana Wakil Presiden ya. Jadwalnya dari hari Senin-Jumat, jam 08.00-14.00 WIB. Saya juga membuka akses melalui WhatsApp yang nomornya ada di poster," tulis Gibran.

Postingan Gibran Rakabuming Raka tersebut lantas mendapatkan respon dari sejumlah publik figur.

@inul.d : memasang emote tersenyum

@Arnoldpo : Mas Wapres ijin saya mau laporan Ma.

 Sementara, Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Wakil Presiden Sapto Harjono mengatakan, layanan pengaduan ini bisa menerima 50-60 orang pengadu. 

Hal ini disebabkan karena layanan masih terbatas di hari-hari pertama. 

"Karena kita tentu terbatas, ya, dari sisi tenaga, dari sisi prasarana, mungkin kita akan batasi sementara sekitar 50 orang," kata Sapto di Kompleks Istana Wakil Presiden, Senin.

Sapto menuturkan, pembatasan pengaduan ini juga mengingat jam operasional yang dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga 14.00 WIB. 

Namun, pihaknya mengaku akan melihat arus dan pengembangan pengaduan, untuk melayani lebih banyak masyarakat. 

Jika jumlah pengadu sudah 50 orang sebelum pukul 14.00 WIB, pihaknya akan terus membuka layanan hingga jadwal tutup operasional. 

"Nanti kita lihat perkembangan arus para pengadu. (Sekarang) 50 sambil kita akan lihat seperti apa. Minggu ini mungkin kita sementara kita batasi tapi kita akan lihat seperti apa arus pengaduannya," tutur dia. 

"Waktunya dari jam 08.00 sampai jam 12.00, istirahat. Kemudian 13.00 - 14.00, selesai sampai jam 14.00. Jadi memang kita batasi dari sisi waktu, dan kita hitung-hitung kemungkinan dari sisi waktu 50 atau toleransi sampai 60 orang," imbuhnya.

Lebih lanjut Sapto mengungkapkan, pembukaan layanan pengaduan ini merupakan arahan langsung dari Gibran Rakabuming. 

Nantinya saat mengadu, masyarakat akan ditanya mengenai substansi pengaduan, kemudian diproses lebih lanjut oleh tim Sekretariat Wakil Presiden. 

Selain pengaduan di tempat, pihaknya juga akan melayani pengaduan melalui WhatsApp atau online. 

"Iya, (pengadu diterima) dari jajaran Setwapres, dan di dalam IG-nya Pak Wapres disampaikan bahwa beliau kalau ada waktu juga akan hadir secara langsung untuk menemui para pengadu. Untuk penerima kita siapkan 10 table di sini, 10 orang, ada pendamping juga," jelas Sapto.

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.