WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Batik merupakan salah satu bukti nyata perjalanan panjang akan keragaman budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO sejak 2009.
Meskipun popularitasnya semakin mendunia, nyatanya berbagai tantangan kerap dihadapi para pengusaha dan pengrajin batik dalam pelestariannya.
Direktur Industri Aneka dan Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Kementerian Perindustrian RI Alexandra Arri Cahyani mengatakan kelestarian batik memiliki hubungan erat dengan perkembangan industri batik yang turut menopang perekonomian bangsa.
“Industri batik salah satu sektor prioritas pengembangan karena kontribusinya yang signifikan dari penyerapan tenaga kerja yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) hingga semakin kuatnya pertumbuhan industri yang kian maju dan berdaya,” jelas Alexandra lewat keterangan, Kamis (14/11/2024).
Ia pun mengapresiasi pihak-pihak yang berkontribusi dalam perkembangan industri batik melalui OREO Berbagi yang menggandeng Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia (APPBI).
Tercatat, kegiatan ini berhasil menjangkau seluruh populasi usaha Batik Cirebon skala kecil dan menengah yang berada di bawah naungan APPBI, hingga lebih dari 1.400 pengusaha dan pengrajin batik yang tersebar di 8 desa.
Pasalnya hal ini langsung menyentuh dan memberi dampak nyata kepada lebih dari 1.400 pengrajin dan pengusaha batik di wilayah Cirebon yang salah satu coraknya digunakan dalam OREO BATIK.
"Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi dan berharap inisiatif ini mampu mendorong geliat industri batik yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan hidup pengrajin namun juga membawa batik tetap lestari," katanya.
Ketua APPBI Komarudin Kudiya menjelaskan, Cirebon merupakan salah satu kota budaya pelestari batik yang dikenal dengan keindahan corak batik Mega Mendung.
Menurut Komarudin, total pengusaha dan pengrajin Batik Cirebon berkurang yakni sekitar 30-35 persen.
Hal ini sebanding dengan penurunan omset yang signifikan tahun 2019-2024 sebesar 40?ri kondisi sebelumnya.
“Oleh karena itu, kami berharap inisiatif OREO Berbagi ini bisa menjadi angin segar bagi pengrajin Batik Cirebon dan turut menjangkau pengrajin kain tradisional lainnya sehingga bisa kembali bangkit menjadi industri yang berdaya,” kata Komar.
Head of Corporate Communications and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari menjelaskan kegiatan ini salah satu wujud komitmen berkelanjutan pihaknya untuk turut berkontribusi terhadap masyarakat.
“Kami pun merasa terpanggil untuk turut berpartisipasi aktif dalam mendukung kemajuan pengrajin dan pengusaha batik yang merupakan salah satu ujung tombak dalam upaya pelestarian batik, sehingga batik nusantara dapat tetap lestari dan secara industri pun dapat terus berkembang,” jelas Khrisma.
Senior Marketing Manager Biscuits Mondelez Indonesia Dian Ramadianti menjelaskan kegiatan ini bagian penting dari agenda peluncuran edisi spesial OREO Batik dengan kemasan bercorak empat wastra, guna merayakan keindahan dan keberagaman budaya Indonesia.
“Kami berharap hadirnya inisiatif OREO Berbagi ini bisa menciptakan momen penuh keseruan yang menumbuhkan motivasi para pengrajin dan pengusaha batik, khususnya di wilayah Cirebon dalam melestarikan batik nusantara,” jelas Dian.