Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Guru Besar (DGB) Universitas Indonesia akan melakukan sidang etik terhadap potensi pelanggaran yang dilakukan dalam proses pembimbingan mahasiswa Program Doktor (S3) di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia.
Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mengatakan hasil sidang etik ini tidak akan serta merta berpengaruh terhadap kelulusan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebagai doktor.
"Tidak harus. Jadi karena tidak semua isu yang concern bisa diaddress dengan peraturan makanya ada sidang etik. Dan etik itu nanti konsekuensinya apa? Tidak harus punya konsekuensi terhadap status doktoral maupun disertasinya," ujar Gus Yahya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Gus Yahya mengaku belum tahu waktu sidang etik ini akan dilaksanakan.
"Kami belum tahu (sidang etik)," ujarnya.
Meski begitu, Gus Yahya mengatakan bahwa saat ini UI sedang melakukan audit sistem akademik di UI.
Audit tersebut, kata Gus Yahya, merupakan upaya UI melakukan perbaikan ke dalam.
"Ya, secara menyeluruh. Ya, sedang berlangsung sekarang. Ini untuk perbaikan ke dalam," ucapnya.
Terkait dugaan perjokian dalam pembuatan disertasi, Gus Yahya mengatakan hal tersebut bukan merupakan domain UI.
Dirinya menyerahkan pendalaman dugaan perjokian kepada pihak kepolisian.
"Nah itu kan bukan domain kita. UI kan nggak punya perangkat penyidik, atau apa kan nggak punya UI. Itu harus dilaporkan ke aparat hukum," pungkasnya.
Sebelumnya, Universitas Indonesia (UI) menangguhkan kelulusan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebagai doktor.
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI Yahya Cholil Staquf mengungkapkan keputusan penangguhan itu diambil berdasarkan rapat koordinasi empat organ UI.
Dalam keterangannya, UI meminta maaf kepada masyarakat atas permasalahan ini.
"UI mengakui bahwa permasalahan ini, antara lain bersumber dari kekurangan UI sendiri, dan tengah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya baik dari segi akademik maupun etika," ujar Yahya melalui keterangan tertulis, Rabu (13/11/2024).