Pameran Seni "Sengkuni 6: Transisi" Refleksi Mendalam Tentang Perubahan
GH News November 15, 2024 06:07 PM

TIMESINDONESIA, SURABAYAPameran seni "Sengkuni 6: Transisi" menjadi panggung bagi 140 seniman menyuarakan pandangannya tentang perubahan.

Pameran yang digelar di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya (UNESA), pada 14-17 November 2024 menghadirkan seniman berbagai negara seperti Meksiko, Filipina, Malaysia, Kanada, dan Jerman. Beragam karya seni, mulai dari lukisan hingga instalasi, ditampilkan untuk menggambarkan perubahan dalam ruang dan waktu.

Kurator pameran, Shalihah Ramadhanita, menekankan pentingnya memahami transisi sebagai bagian dari dinamika kehidupan. “Ruang dan waktu selalu berubah, dan transisi ini tidak bisa dihindari. Menurut Maruska Svasek, transisi terjadi melalui mobilitas objek dan subjek yang memicu interaksi emosional,” jelasnya. Pameran ini mengajak pengunjung melihat transisi dari dua perspektif: makrokosmos (pengamatan eksternal) dan mikrokosmos (introspeksi diri).

Makrokosmos dan Mikrokosmos dalam Karya Seni

Makrokosmos menggambarkan perubahan pada dunia fisik, seperti evolusi benua dari Pangea hingga bentuknya sekarang. “Perubahan ini memengaruhi evolusi alami hingga rekayasa genetik pada makhluk hidup,” ujar Shalihah. Beragam karya, dari lukisan hingga instalasi, mengekspresikan perjalanan tersebut.

Di sisi lain, mikrokosmos mengeksplorasi perubahan dalam diri manusia. Setiap individu dipengaruhi oleh informasi, pendidikan, dan kondisi sosial yang membentuk pola pikir serta perilaku. “Transisi ini merepresentasikan pengalaman dan imajinasi, menghadirkan emosi serta nilai-nilai yang memengaruhi karya seni,” tambahnya.

Pameran ini juga mengangkat konsep kesadaran dari Abhidhamma, yang menyebut kesadaran terbentuk melalui persepsi indera. “Kesadaran penting dalam memahami tema transisi, karena membentuk emosi dan respons kita,” kata Shalihah. Proses ini melibatkan semua indera yang kemudian diolah oleh batin untuk merespons berbagai fenomena.

Lewat karya seni, seniman berusaha menggali refleksi dari perubahan eksternal dan internal, membangkitkan kesadaran lebih dalam bagi pengunjung. “Kami berharap pengunjung dapat melakukan refleksi, baik melalui pengamatan eksternal maupun introspeksi diri, untuk menjadi lebih sadar akan perubahan,” ungkapnya.

Pengalaman Visual dan Filosofis yang Beragam

Dengan berbagai medium seperti Gum Oil on Hahnemuhle Cotton Paper, UV Print on Plexiglass, patung kayu, dan gypsum, karya-karya yang dipamerkan menawarkan pengalaman visual dan filosofis yang kaya. Teknik Gum Oil, misalnya, mencerminkan proses introspektif yang kompleks, sementara patung kayu dan gypsum mengekspresikan adaptasi manusia dalam menghadapi perubahan. Instalasi dengan UV Print menggabungkan seni tradisional dan teknologi modern.

Selain menikmati karya seni, pengunjung juga dapat mengikuti workshop, performance art, live music, serta diskusi bersama kurator dan seniman. Pameran ini dibuka setiap hari dari pukul 13.00 hingga 20.00 WIB, memberikan kesempatan luas bagi masyarakat untuk terlibat dalam berbagai aktivitas.

"Sengkuni 6: Transisi" tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga ruang refleksi mendalam. Karya-karya yang ditampilkan mengajak pengunjung untuk merenungkan konsep perubahan, baik di lingkungan eksternal maupun dalam ruang batin.

Dengan tema "Transisi," pameran ini membuktikan bahwa seni dapat menjadi medium refleksi yang kuat, mengajak setiap individu menyelami makna perubahan yang terus terjadi di sekitar kita. (*)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.