Tangan Gemetar, Kakek Sadimin Nyeker Tiga Hari Jualan Kayu Bakar Tak Laku, Tangis Pecah Dapat Rezeki
Ferdinand Waskita Suryacahya November 15, 2024 10:30 PM

TRIBUNJAKARTA.COM - Raut wajah kekelahan nampak terlihat saat Kakek Sadimin (72), penjual kayu bakar beristirahat di depan rumah warga.

Ia memegang kayu bakar untuk dijual. Kakek Sadimin mengenakan kaos berkerah berwarna biru dan celana training digulung.

Tanpa alas kaki, kakek Sadimin berjalan menawarkan kayu bakar. 

Tubuhnya bergetar saat mengangkat kayu bakar.

Video Kakek Sadimin viral di media sosial setelah diunggah oleh akun @sayaphati. 

Saat itu, cuaca sedang gerimis. Wajah Kakek Sadimin tampak pucat serta tangannya gemetaran.

Tim Sayaphati pun bertemu Kakek Sadimin saat perjalanan pulan kondangan.

"Tak sengaja melihat kakek-kakek yang sedang duduk dipinggir jalan sambil nafasnya terengah-engah," tulis akun @sayaphati.

Tak berselang, Kakek Sadimin mengangkat kayu bakar. Tim sayaphati lalu menemui kakek tersebut.

"Ya Allah pas beliau angkat kayunya. Tanpa alas berkeliling, kakek berjualan kayu seperti ini padahal kondisi kesehatan kakaek juga sudah tidak prima," ktulis narasi video tersebut.

Akhinrya, tim sayaphati memberikan sejumlah uang kepada Kakek Sadimin.

KLIK SELENGKAPNYA: Kisah Abah Usup Jalan Kaki Belasan Kilometer Nyeker Berjualan Kirai Viral . Ia Kesakitan Derita Sakit Hernia Selama Enam Tahun.
KLIK SELENGKAPNYA: Kisah Abah Usup Jalan Kaki Belasan Kilometer Nyeker Berjualan Kirai Viral . Ia Kesakitan Derita Sakit Hernia Selama Enam Tahun.

Tangis Kakek Sadimin pun pecah. 

"Kakek nangis dan mencium uang yang beliau terima, ini momen paling epic yang bikin mimin nangis," tulis akun tersebut.

Akhirnya, tim sayaphati membantu Kakek Sadimin pulang ke rumah. 

Tubuh Kakek Sadimin bergetar akibat kedingingan.

kami bantu antar kakek pulang karena tubuh kakek bergetar akibat kedinginan

"Kaian tahu ga? kakek minum pake mulut langsung karena tangan kakek enggak berhenti bergetar mungkin karena efek kedinginan," narasi video itu.

"Tapi lihat kakek selalu tawa menutupi kesedihan yang beliau rasakan," sambungnya.

Kakek Sadimin mengaku berjalan kaki berkilo meter jauhnya untuk menawarkan dagangan kayu bakar.

Harga kayu bakar yang ditawarkan yakni Rp 10 ribu per ikat.

"Sewaktu bertemu dengan kakek, kakek bercerita kalau sudah 3 hari dagangan miliknya belum ada yang laku," tulis caption instagram itu.

Kakek Sadimin tinggal seorang diri.

"Betapa sedihnya melihat keadaan kakek. Namun kakek selalu tersenyum dan selalu bersyukur dengan keadaannya," tulis caption itu.

Sosok dibalik akun instagram @sayaphati

Dikutip dari Tribunnews.com, sosok dibalik akun instagram @sayaphati bernama Windi.

Pria asal Palembang ini memberi nama tagline kegiatan berbaginya dengan sebutan "Project Bahagia".

Windi menceritakan bagaimana dia mendirikan komunitas berbagi ini, Kamis (19/11/2020).

"Aku udah jalanin project ini udah 4 tahun lalu di komunitas sayap hati ini. Untuk nama projectnya, aku namain baru aja dengan sebutan Project Bahagia," cerita Windi.

Pria ini menceritakan kisah dibalik ia mendirikan Sayap Hati dengan project bahagia.

"Jadi aku punya cerita, awal mulanya sepatuku sobek terus ada ibu-ibu ngasih uang aku Rp 200 ribu untuk beli sepatu baru."

"Cerita ini menyentuh banget di hidupku. Aku ingin semua orang lewat project bahagia ini bisa bikin orang ngerasa masih banyak yang peduli dan berbagi kebahagiaan buat kalian," ucapnya

Ia menceritakan Project Bahagia yang sudah berjalan selama 4 tahun ini telah mencapai sekitar 300 target.

"Sayap Hati ini kayak akun sosial aja, tapi relawan ada si di beberapa kota," ucapnya.

Windi menceritakan lebih detal tentang Sayap Hati.

"Jadi Sayap Hati ini sebuah akun sosial Instagram yang berbagi hal positif, inspirasi untuk menggerakan hati orang untuk melakukan hal baik," ucapnya.

Ia menceritakan Sayap Hati hanya dipegang oleh dirinya sendiri.

"Sayap Hati saya sendiri, tapi untuk relawan yang membantu Sayap Hati dalam menyerahkan bantuan ada. Ada di Makassar, Pontianak, Jakarta Timur," ujarnya.

Windi menceritakan Sayap Hati berawal dari Instagram, sedangkan di TikTok baru saja.

"Awalnya Instagram, kedua, TikTok justru baru, share hal yang berdampak baik, ketiga YouTube," ceritanya.

Windi juga menyampaikan perekrutan relawan Sayap Hati dilakukan secara sukarela. Namun, tetap memperhatikan keseriusan relawan dalam membantu Sayap Hati ini.

Ia menceritakan dirinya memang sejak SMP sudah suka melakukan donasi dan membantu sesama karena panggilan hatinya sendiri.

Menurutnya, kegiatan berbagi ini kalau tidak dari panggilan hati, akan sulit bertahan.

"Karena kalau ngelakuinnya enggak dari hati karena terpaksa gitu, terus numpang tenar dari akun sosial enggak akan bertahan lama," ucap Windi tegas.

Windi menitipkan pesan bagi kaum muda lainnya untuk tetap melakukan hal yang positif.

"Jangan takut berbagi, jangan takut untuk melakukan hal baik, karena percayalah apa yang kamu lakuin setulus hati itu akan menyentuh hati seseorang," ucapnya.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.