TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN- Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyinggung soal penghentian proyek perbaikan infrastruktur di eranya senilai Rp 2,7 triliun yang dihentikan usai dia tak menjabat Gubernur Sumut.
Edy menilai proyek itu dihentikan agar tidak mendapat karpet merah di Pilgub Sumut 2024.
Pernyataan itu disampaikan Edy saat kampanye di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.
Edy mengatakan, sudah banyak program berjalan di Pulau Nias, seperti proyek multi years Rp 2,7 triliun untuk pembangunan jalan, meskipun belum sempat berjalan.
"Belum sempat dibangun di Nias ini, namun karena saya 5 September 2023 lalu, akhirnya proyek itu dihentikan supaya nanti kalau itu jadi, biar tidak menjadi karpet merah bagi Edy untuk jadi gubernur lagi," ujar Edy, Jumat (15/11/2024).
Edy mengatakan sudah delapan kali berkunjung ke Pulau Nias. Sejak menjabat Pangdam I Bukit Barisan, dia sudah berkunjung ke Nias.
"Saya sejak Pangdam sampai sekarang sudah delapan kali ke sini," kata Edy.
Setiap kunjungannya ke Kepulauan Nias, Edy Rahmayadi mengatakan selalu dalam misi pembangunan. Karena itu, Edy Rahmayadi mengatakan tidak asing lagi dengan pulau ini.
Edy pun teringat pernah mengirim 3 genset kapasitas besar ke Pulau Nias saat listrik padam di seluruh kepulauan itu tahun 2016. Saat itu, dia menjabat sebagai Pangkostrad.
"Saya kirim pakai Hercules (pesawat), tapi karena nggak bisa landing di lapangan di Nias ini, akhirnya mendarat di Sibolga dan dibawa pakai kapal kesini," ungkapnya
(cr17/tribun-medan.com)