Apa Bukti Berakhirnya Masa Praaksara dan Memasuki Zaman Sejarah?
Afif Khoirul M November 16, 2024 03:34 PM

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Fajar menyingsing di ufuk timur, semburat jingga membelai lembut cakrawala.

Embun pagi masih menetes di dedaunan, ketika manusia purba terbangun dari tidurnya di dalam gua yang lembab.

Di luar, kehidupan memanggil. Mereka harus berburu, meramu, dan bertahan hidup di tengah belantara yang liar.

Itulah gambaran kehidupan di masa praaksara, masa di mana manusia belum mengenal tulisan, bagaikan malam yang pekat tanpa cahaya bintang.

Namun, roda zaman terus berputar. Perlahan namun pasti, manusia mulai mengembangkan kemampuannya.

Mereka belajar bercocok tanam, menjinakkan hewan, bahkan membangun peradaban yang kompleks.

Seiring berjalannya waktu, lahirlah sebuah penemuan yang monumental, yaitu tulisan.

Layaknya fajar yang membelah kegelapan, tulisan menjadi pembatas antara masa praaksara yang gelap dengan zaman sejarah yang terang benderang.

Lalu, apa bukti konkret yang menandai berakhirnya masa praaksara dan dimulainya zaman sejarah di Nusantara?

Mari kita telusuri jejak-jejak peradaban masa lampau untuk mengungkap misteri ini.

Prasasti Yupa, Saksi Bisu Peradaban Kutai

Di tepian Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, berdiri tegak tujuh buah tugu batu yang menjulang tinggi.

Tugu-tugu ini bukanlah sekadar batu biasa, melainkan prasasti yang menyimpan kisah peradaban dari masa lampau.

Inilah Prasasti Yupa, peninggalan Kerajaan Kutai yang menjadi bukti otentik berakhirnya masa praaksara di Indonesia.

Prasasti Yupa diperkirakan berasal dari abad ke-4 Masehi.

Tulisan pada prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, mengisahkan tentang raja-raja Kutai dan kehidupan masyarakatnya.

Salah satu raja yang disebut dalam prasasti ini adalah Raja Mulawarman, seorang raja yang dermawan dan bijaksana.

Penemuan Prasasti Yupa menjadi tonggak penting dalam sejarah Indonesia.

Keberadaan prasasti ini membuktikan bahwa masyarakat Nusantara telah mengenal tulisan sejak abad ke-4 Masehi.

Dengan demikian, masa praaksara di Indonesia berakhir pada sekitar abad ke-5 Masehi, ditandai dengan munculnya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu tertua di Nusantara.

Jejak-Jejak Peradaban Lain di Nusantara

Selain Prasasti Yupa, terdapat pula bukti-bukti lain yang menunjukkan perkembangan peradaban di Nusantara pada masa awal sejarah.

Bukti-bukti ini tersebar di berbagai wilayah, menunjukkan bahwa kemajuan peradaban tidak hanya terjadi di Kutai, melainkan juga di berbagai penjuru Nusantara.

Prasasti Ciaruteun: Ditemukan di Bogor, Jawa Barat, prasasti ini berasal dari Kerajaan Tarumanegara dan diperkirakan berasal dari abad ke-5 Masehi.

Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, menceritakan tentang kekuasaan Raja Purnawarman.

Prasasti Kebon Kopi: Juga ditemukan di Bogor, prasasti ini juga berasal dari Kerajaan Tarumanegara dan sezaman dengan Prasasti Ciaruteun.

Prasasti ini menggambarkan telapak kaki Raja Purnawarman yang disamakan dengan telapak kaki Dewa Wisnu.

Candi Muara Takus: Terletak di Riau, candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang berjaya pada abad ke-7 hingga ke-14 Masehi.
Candi Muara Takus menunjukkan pengaruh agama Buddha di Nusantara pada masa itu.
Kerajaan Kalingga (Holing): Kerajaan ini terletak di pesisir utara Jawa Tengah dan diperkirakan berdiri pada abad ke-7 Masehi.
Meskipun tidak meninggalkan banyak peninggalan fisik, Kerajaan Kalingga tercatat dalam sumber-sumber Tiongkok sebagai kerajaan yang makmur dan memiliki hubungan dagang yang luas.
Perkembangan Kebudayaan di Zaman Sejarah

Berakhirnya masa praaksara dan dimulainya zaman sejarah membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Nusantara.

Tulisan tidak hanya menjadi alat untuk mencatat peristiwa, tetapi juga menjadi sarana untuk menyebarkan ilmu pengetahuan, agama, dan kebudayaan.

Di bidang pemerintahan, muncul kerajaan-kerajaan yang dipimpin oleh raja-raja yang berkuasa.

Kerajaan-kerajaan ini membangun infrastruktur, mengelola sumber daya alam, dan menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan lain.

Di bidang agama, Hindu dan Buddha menyebar luas di Nusantara, membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat.

Candi-candi megah dibangun sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan.

Di bidang seni dan budaya, terjadi perkembangan yang pesat. Seni ukir, seni patung, dan seni sastra mencapai puncak kejayaannya.

Karya-karya seni ini tidak hanya indah, tetapi juga sarat makna dan nilai-nilai filosofis.

Perkembangan kebudayaan di zaman sejarah menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara telah mencapai tingkat peradaban yang tinggi.

Mereka tidak lagi sekadar berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga mampu menciptakan karya-karya yang mengagumkan dan meninggalkan warisan berharga bagi generasi penerus.

Masa praaksara adalah masa yang panjang dan penuh misteri. Namun, dengan ditemukannya tulisan, tirai misteri itu perlahan tersingkap.

Prasasti Yupa, beserta bukti-bukti peradaban lainnya, menjadi saksi bisu berakhirnya masa praaksara dan dimulainya zaman sejarah di Nusantara.

Zaman sejarah adalah zaman yang penuh dinamika dan kemajuan.

Masyarakat Nusantara telah menunjukkan kemampuannya untuk membangun peradaban yang gemilang.

Warisan dari masa lampau ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berkarya dan memajukan bangsa Indonesia.

Seperti kata pepatah, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya."

Dengan mempelajari sejarah, kita dapat memahami jati diri bangsa dan menyambut masa depan dengan lebih baik.

---

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.