BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Meski cuaca hujan dan badai, keriuhan pendukung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin 2024 tetap terasa saat debat terakhir di Gedung Chandra, Sabtu (16/11) malam.
Salah satu momen yang memicu kericuhan terjadi saat sesi tanya jawab antara pasangan Mukhyar-Awan Subarkah dan Arifin Noor-Supian Akbari.
Mukhyar mengungkapkan bahwa Pemkot Banjarmasin sedang mengalami defisit Rp 380 miliar dan tingkat kemiskinan kota ini masih lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Kalsel.
Ia pun mempertanyakan visi misi pasangan nomor 1 yang ingin membangun convention center dan gedung parkir, apakah lebih baik fokus pada pengentasan kemiskinan atau proyek-proyek besar tersebut.
Menanggapi hal itu, Arifin menyatakan bahwa evaluasi keuangan Pemkot Banjarmasin akan dilakukan terlebih dahulu.
Kebijakan pembangunan juga akan disesuaikan dengan hasil kesepakatan DPRD Banjarmasin dan persetujuan Pemprov Kalsel.
Supian Akbari menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur tetap akan dilakukan dengan memperhatikan kondisi keuangan tanpa mengganggu APBD.
Salah satu solusinya adalah melalui kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU), yang dapat menarik investasi ke Banjarmasin.
Mukhyar pun merespons dengan merasa pesimistis bahwa investor akan tertarik masuk ke Banjarmasin dengan defisit keuangan sebesar itu.
"Kami ingin memberikan solusi yang realistis dan bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya proyek-proyek besar yang belum tentu bisa terwujud," katanya.
Arifin pun membalas dengan menyarankan Mukhyar untuk memeriksa data terbaru mengenai kondisi keuangan dan kemiskinan kota. "Data tersebut sudah selesai di 2024, tidak ada masalah lagi. Kami siap menghadapi APBD yang baru," ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)